Selalu ada drama di Indonesia Arena. Partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta digelar di Indonesia Arena. Praktis ini menjadi final kedua DBL Jakarta yang digelar di sana. Musim lalu kita semua tahu bagaimana Indonesia Arena menjadi teater tempat para aktor menyuguhkan aksi luar biasa.
Pada final putra musim lalu, Jubilee secara dramatis menang atas Bukit Sion lewat bola mentah yang sukses diamankan salah satu penggawanya dan dikonversi menjadi poin. Jubilee menutup laga dengan skor tipis 53-52 saat itu.
Musim ini magis Indonesia Arena kembali keluar. Drama lagi-lagi tersaji. Aktor pada laga final masih sama, Bukit Sion dan Jubilee. Datang ke partai final dengan rasa haus gelar juara, Bukit Sion jelas tak ingin kembali merayakan pesta juara Jubilee di sana.
Baca juga: Pertunjukan Megah Final DBL Jakarta di Indonesia Arena
Pun demikian dengan Jubilee yang punya misi bukan hanya sekadar mempertahankan juara. Melainkan mengukir sejarah dengan mempersembahkan gelar tiga musim beruntun.
Tak ada yang tahu kalau laga final bakal berakhir panas dan penuh drama. Satu yang pasti, Bukit Sion selalu bisa menutup dua kuarter pertama dengan keunggulan (25-22). Setidaknya itu adalah skrip yang selalu ada sejak musim lalu.
Paruh kedua, Jubilee perlahan mengejar. Titik balik mereka ada di tangan Timothy Marvel. Tembakan dua poinnya membuat Jubilee berbalik unggul saat kuarter ketiga tersisa dua menit (36-38).
Setelahnya Jubilee menjauh dan menutup kuarter ketiga dengan keunggulan (42-38). Deja vu? Jelas. Tembakan tiga angka Hosea Yedija pada awal kuarter pemungkas sempat membuat penonton setuju (46-40). Tahun ini Jakarta masih milik Jubilee.
Hoseaaaaaa!
Baca juga: Di Balik Keberhasilan Bulungan Juara Lagi: Panen Kejutan dan Penuh Drama!
Tapi, Hosea lupa satu hal. Jika musim lalu ia sukses menghentikan Efrael Yerusyalom di kuarter pemungkas. Musim ini Efrael justru menggila. Meski hanya memasukkan empat poin di kuarter pemungkas, peran Efrael bukan di sana. Ia menjadi sosok paling aman Bukit Sion untuk berebut bola di udara.
Hal ini seolah para aktor Bukit Sion punya tugasnya masing-masing di kuarter pemungkas. Efrael bagian mengamankan bola di udara. Riovaldo Renjiro diperlukan karena umpan dan tusukannya, Ethan Jackson dengan tusukan tajamnya. Ryansean Bastian dengan sinarnya.
Siapa yang menyangka pemain musim lalu, Ryansean Bastian menjadi penentu kemenangan Bukit Sion? Di Tengah sinar Efrael dan Riovaldo, Ryansean adalah jawaban sesungguhnya.
Hampir selalu tak pernah dijaga ketat, Ryansean menunjukan kemampuannya. Tusukannya ke paint area lawan berbuah poin. Sejenak, Bukit Sion unggul 49-48 untuk memulai satu menit terakhir.
Bukit SionĀ juara DBL Jakarta di Indonesia Arena!
Baca juga: Kehadiran Ortu dari Bangka Belitung jadi Pelecut Semangat Riovaldo di Final!
Kekacauan terjadi. Tembakan dua angka Kenneth Leebron pada 13 detik terakhir meleset. Untungnya Efrael berhasil mengamankan bola liar tersebut. Praktis momen musim lalu gugur saat itu juga.
Bukit Sion memastikan kemenangan lewat dua tembakan gratis Alexander Ralphael (51-48). Tak ada pesta untuk Jubilee. Tahun ini DBL Jakarta sepenuhnya milik Bukit Sion. Bukit Sion 1-1 Jubilee di Indonesia Arena.