Putri Bulungan (SMAN 70 Jakarta) menjelma menjadi skuad berbahaya pada gelaran DBL Jakarta. Rekam jejak pasukan Bulungan di DBL Jakarta tak bisa dianggap sebelah mata. Semua bermula sejak musim 2019.
Putri Bulungan secara mengejutkan bisa tampil di partai final. Sayang, saat itu mereka harus merelakan gelar juara. Titik balik Bulungan memulai meterai dinasti mereka ada pada musim 2021. Sejak saat itu hingga musim lalu putri Bulungan selalu keluar sebagai juara.
Lantas apa yang menarik di balik keberhasilan putri Bulungan di partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta? Selain menjadi satu-satunya sekolah asal Jakarta yang sukses menjadi jawara selama empat tahun beruntun. Kemenangan Bulungan atas Jubilee kemarin juga ada cerita menarik.
Yup, pada partai final putri Bulungan menang dengan skor tipis 38-37. Ini menjadi kemenangan dengan selisih paling sedikit Bulungan di partai final sejak musim 2021.
Baca juga: Dua Anak, Dua Final, dan Sang Ibu yang Selalu Ada Bagi Ryan dan Reyhan Emmanuel!
Namun, ini bukan kali pertama Bulungan hanya unggul dengan selisih satu digit poin. Musim lalu, Bulungan berhasil mengunci juara dengan keunggulan sembilan poin (54-43). Lebih jauh lagi pada musim 2021, putri Bulungan justru hanya unggul dengan selisih lima poin (45-40).
Jika pada musim 2021, Bulungan yang semapt unggul lalu disusul oleh SMA Kristoforus 1 Jakarta. Musim ini Bulungan hampir selalu tertinggal sejak kuarter pertama. Pemegang tiga kali juara beruntun sempat dibuat kewalahan oleh penggawa Jubilee.
Bahkan pada detik-detik terakhir, Jubilee masih memimpin dan nyaris menahbiskan diri menjadi juara baru.
Sayang, skenario tersebut bubar setelah wasit menyatakan upaya Shinta Salsabila menembak tiga poin dilanggar oleh pemain Jubilee.
Kemenangan yang sudah di depan mata harus dikubur dalam-dalam lagi. Sebanyak dua dari tiga tembakan Shinta berhasil masuk dan merubah Bulungan untuk pertama kalinya unggul dan menutup dengan kemenangan.
Baca juga: Kemenangan Bulungan Jadi Early Gift untuk Ibunda Gweneza
Selain menjadi satu-satunya sekolah yang mengoleksi gelar piala terbanyak. Hadirnya dominasi Bulungan menjadi rujukan bahwa setiap sekolah punya kesempatan yang sama untuk berprestasi pada gelaran DBL. Yup, prestasi Bulungan menjadi anomali.
Di tengah gempuran sekolah-sekolah swasta, mereka masih berdiri kokoh tak ada tandingannya. Apa yang mereka bangun jelas tidak mudah. Perlu proses yang panjang untuk menuainya. Apalagi setiap musim banyak pemain yang datang dan pergi.
Barangkali apa yang dilakukan SMAN 70 Jakarta juga bisa menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah negeri di luar sana. Bagaimana Bulungan membangun, menjaga dan merawat pondasi tersebut. Selamat Hujut Hulup!
Profil SMAN 70 Jakarta bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)