Dukungan orang tua di Final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta menjadi penyokong semangat tambahan bagi para finalis pada Jumat, 6 Desember 2024 di Indonesia Arena.
Salah satu pemain yang merasakan dukungan orang tuanya adalah Riovaldo Renjiro Leonardy, Pemain SMA Bukit Sion Jakarta (Buksi). Pada saat sesi wawancara jelang Final pada Rabu, 4 Desember lalu, Riovaldo mendapat kejutan dari orang tuanya yang tiba dari Pangkal Pinang, Bangka belitung tanpa sepengetahuannya.
Riovaldo memang merantau dari Pangkal Pinang ke Jakarta sejak sekolah di Buksi. Hal tersebut semata-mata karena keinginannya ingin turut serta dalam DBL Jakarta. Di sela-sela wawancara, Riovaldo terperangah ketika melihat wajah sang ibu, Merlynia yang tiba-tiba berada di hadapannya. "Kapan mama dateng?", menjadi kalimat pertama yang Riovaldo lontarkan untuk sang ibu.
Baca juga Dua Anak, Dua Final, dan Sang Ibu yang Selalu Ada Bagi Ryan dan Reyhan Emmanuel!
Riovaldo sukses mengantar Buksi kembali merengkuh gelar juara atas SMA Jubilee Jakarta dengan skor akhir 51-48. Pemain kelas XI itu menoreh double double dengan torehan 10 poin dan 14 rebound selama 27 menit bermain. Kontribusi besarnya sepanjang musim selain mengantar Buksi juara juga turut membawanya menjadi Most Valuable Player (MVP) musim ini.
Menanggapi performa impresif anak bungsunya, perasaan bangga tentu muncul di dalam diri Merlynia. Jantung yang berbebar kencang di setiap menit pertandingan menjadi saksi besarnya harapan Merlynia supaya anaknya sukses mengantar Buksi menjadi juara.
"Bangga banget pasti kami sebagai orang tua. Deg-degan banget rasanya kemarin, jantung tuh berdebar banget, kaki gemeter dan lemes. Anak-anak Buksi tuh kompak banget, semangatnya luar biasa," ujar Merlynia.
Riovaldo memang bersikeras ingin merantau dari Pangkal Pinang demi bermain di DBL, ia pun menentukan pilihannya dengan bergabung Buksi. Merlynia memutuskan untuk menemani Riovaldo selama tiga bulan pertama sekolah di Buksi.
Baca juga Kemenangan Bulungan Jadi Early Gift untuk Ibunda Gweneza
"Ini keputusan Rio (sapaan Riovaldo) sendiri karena dia mau banget ikut DBL. Dia sampai bilang 'Mah, aku mau pindah ke Jakarta aja, aku mau ikut DBL'. Saya masih temenin dia tiga bulan pertama di SMA, seiring berjalannya waktu dia mulai bisa beradaptasi di sekolah," ujar Merlynia.
Merlynia mengaku berat melepas anak bungsunya itu merantau ke Jakarta, mengingat usia Riovaldo kala itu masih 15 tahun. Keinginan Riovaldo yang ingin terus meningkatkan kemampuan basketnya berhasil meyakinkan hati orang tuanya untuk merantau.
"Berat banget lah rasanya jauh dari anak, apalagi umur 15 tahun udah hidup sendiri, cari makan sendiri. Dia tuh maunya maju terus, kalau di Bangka tuh basketnya masih kurang. Dia melihat peluang yang lebih besar di luar kota, jadi lah dia ke Jakarta," ungkapnya.
Kekhawatiran Merlynia terhadap kelangsungan hidup Riovaldo di Jakarta begitu besar. Ia berusaha meredam kekhawatirannya itu dengan melakukan video call dengan Riovaldo setiap malam.
Lebih lanjut, Merlynia mengungkap bahwa Riovaldo merupakan anak yang pendiam, tak banyak kata yang terucap olehnya jika tidak ditanya oleh orang tuanya. Lambat laun, Merlynia mulai menaruh kepercayaan penuh kepada Riovaldo untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri selama di perantauan.
"Rio tuh anaknya pendiam sih ya, dia kalau ga ditanya tuh ga mau jawab. Pernah saya iseng tanya 'Rio kamu udah punya pacar belum?' dijawabnya 'belum' tapi sambil senyum-senyum, jadi kan kami ga tau maksudnya dia tuh apa," sambungnya sembari tertawa.
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)