Bagaimana jadinya kalau para guru nribun langsung bersama siswanya di ajang Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025? Fenomena ini sering terjadi di kota-kota penyelenggaraan DBL. Biasanya memang guru yang datang menonton di tribune VIP bersama dengan orang tua anak yang bertanding atau dengan teman-temannya yang lain.
Tapi bagi beberapa guru yang lain, memilih nribun langsung di tribune suporter sekolah menjadi pengalaman yang luar biasa. Choirulil Fathi, guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Malang memilih untuk nribun langsung bersama anak didiknya di teras sorak ketimbang di bangku VIP.
Bu Ulil (sapaan karibnya) merasa mendukung tim sekolah bertanding di tribune penonton jauh lebih seru ketimbang di pinggir lapangan.
"Sebenarnya gak ada tuntutan harus di tribune VIP atau di tribune penonton. Kalau sama anak-anak itu lebih seru. Suasana pertandingannya dapet," ungkapnya.
Selama empat kuarter Bu Ulil begitu ekspresif. Dia bukan hanya menggerakan tangannya mengikuti araha capo. Tapi, Bu Ulil juga bernyanyi bersama dan sesekali bersorak gembira ketika pemain Smanti mencetak poin.
"Seneng lah Mas kalau sekolahnya menang. Anak-anak itu juga bilang kalau didukung penuh sama satu sekolah termasuk guru-gurunya mereka katanya jauh lebih semangat," pungkasnya.
SMAN 3 Malang sendiri punya basis kelompok suporter yang militan. Bahkan namanya terbilang harum di Malang lewat terobosan-terobosan kreativitasnya di tribune. Kehadiran para guru yang mendukung langsung di pinggir lapangan adalah bukti cinta mereka ke anak didiknya di sekolah.
Raut wajah bahagia, geregetan adalah tanda sayang mereka ke para penggawa.
Terima kasih bapak dan ibu guru yang sudah mendukung talenta-talenta muda mengembangkan minat dan bakatnya di ajang DBL dengan baik. Baik menjadi pemain, pemandu sorak (dancer), maupun suporter. Selamat hari guru, Bu Ulil dan semua guru di Indonesia. Semakin sejahtera dan jaya!