Ada yang menarik pada partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java lalu. Pemanggilan para penggawa yang tampil di Final Party DBL Jawa Timur berbeda dari biasanya. Jika tahun-tahun sebelumnya mereka dipanggil satu per satu, musim ini berbeda.
Para penggawa dipanggil masuk ke medan pertempuran bersama dengan guru tercinta. Iya, barisan penggawa diberikan hak bebas untuk memilih guru favoritnya di sekolah. Lalu mengajak sang guru masuk ke lapangan bersama. Sekilas, mungkin momen tersebut bagi para penonton tak begitu spesial.
Namun ada satu yang membuat itu spesial. Dari kedua sekolah yang berlaga, hampir banyak guru favorit para penggawa datang dari guru nonolahraga. Bukan, bukan guru nonolahraga tak favorit di kalangan teman-teman saat ini.
Namun, menjadi bukti bahwa pelajaran favorit para penggawa sungguh beragam. Mulai dari guru musik hingga guru bahasa mandarin! Semakin spesial lagi adalah para guru ini paham betul bagaimana perjuangan murid-muridnya untuk menjaga neraca akademik dan nonakademik tetap seimbang. Waka Bidang Kesiswaan SMA Gloria 1 Surabaya misalnya.
“Anak-anak ini kalo dilihat memang sekolahnya iya, terus basketnya juga iya. Saya lihat sendiri mereka latihan sampe malem terus harus bangun pagi untuk sekolah. Saya rasa basket ini bukan dimanfaatkan mereka untuk nggak ikut belajar, tapi justru mereka tetep mau belajar dan basket,” ujar Diego Alfonso yang saat itu mendampingi Shannon Dominique, penggawa Gloria 1.
Padahal Diego belum pernah bertemu Shannon di ruang kelas! Keduanya kerap bertemu kala Shannon hendak mengurus terkait perizinan jelang mengikuti DBL Surabaya.
“Saya belum pernah mengajar Shannon secara langsung. Tapi, biasanya kalo anak-anak izin kan pasti ke saya, jadi selalu ketemu untuk masalah izin,”
“Shannon itu anak yang baik, sopan, ceria, ramah juga sama guru. Dia punya temen yang banyak. Kalo di kelas, dia anak yang rajin juga,” lanjutnya.
Fenomena ini menjadi bukti paling nyata bahwa di balik sorotan megah aksi-aksi para penggawa di lapangan. Ada peran guru yang tak ternilai jasanya. Hanya untuk sekadar mengontrol muridnya agar tetap berada pada jalur student ahtlete. Atau sekadar menemani kala berlaga.
Untuk semua guru, jasamu sungguh berarti. Semakin sejahtera dan semakin semangat untuk mengajar dan menyebarkan hal-hal positif. Selamat hari guru, Pak Diego!