Kamu pernah penasaran nggak, kenapa SMA Bukit Sion Jakarta bisa terus-terusan lolos ke final DBL Jakarta? Apa sih sebenarnya yang membuat mereka bisa mendominasi seperti saat ini?
Kalau dilihat dari “buku sejarah” DBL Jakarta, Bukit Sion alias Buksi mengikuti kompetisi pertama kali sejak DBL menyambangi Jakarta, pada 2011 silam.
Saat itu, Buksi belum dikenal oleh banyak orang. Bahkan, mereka belum memiliki materi pemain yang selengkap saat ini.
Mereka juga tidak langsung mendominasi. Kala itu Buksi tumbang di tahun perdana DBL menyambangi Jakarta
Namun mereka menunjukkan peningkatan di tahun berikutnya. Tahun di mana DBL Jakarta secara resmi digelar (bukan invitational), yaitu 2012. Buksi berhasil mencapai ke babak semifinal.
Baca juga: SMA Bukit Sion, Sekolah Apa Sih?
Setelah itu peningkatan makin terlihat. Buksi berhasil melangkah ke babak final di musim 2013. Tahun pertama mereka akhirnya menuai hasil kerja kerasnya. Pada saat itu pula, Buksi mulai dikenal oleh khalayak.
Jika menilik dari sejarah ini, sebenarnya tidak mudah bagi Buksi untuk menjadi sedominan sekarang. Radot Jefri Susanto, manajer tim basket Buksi sekaligus Kepala Bidang Kesiswaan SMA Bukit Sion Jakarta, mengatakan jika status tim dominan yang tersemat pada Buksi saat ini dihasilkan dari banyak aspek.
“Pertama, kami punya pelatih yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya, dengan sekolah, dan dengan tim basketnya. Ricky Lesmana. Sebagai pelatih di Buksi, dia punya program yang sangat baik. Meskipun terkenal galak, dia berhasil bikin tim basket Buksi jadi disiplin, mengangkat nama sekolah, dan ya, membuat Buksi lebih dikenal karena basketnya selalu menang,” ujarnya.
Kedua, sekolah Buksi sendiri sebenarnya tidak mengunggulkan basket saja. Visi sekolah mereka adalah memajukan dan mengembangkan potensi setiap siswanya. Dengan cara, memberikan ruang dan fasilitas yang memadai bagi setiap siswa untuk mengembangkan bakat mereka. Baik dalam segi akademik maupun non-akademik.
Kemudian, dari sana, sekolah juga mengajarkan soal bagaimana pentingnya berperan dan berkontribusi untuk kepentingan sekolah. Artinya, jika ada tim sekolah yang akan mengikuti kompetisi, seluruh elemen sekolah turut bekerja sama untuk kesuksesan tim. Caranya, sekolah menugaskan OSIS untuk mengurus segala kebutuhan tim. Mulai dari akomodasi hingga marketing (social media dan ticketing).
Baca juga: Last Sale Tiket Final DBL Jakarta di Indonesia Arena Ready 11.11
Contohnya ketika Buksi tampil di DBL Jakarta. Setiap akomodasi seperti transportasi dan konsumsi pemain serta ofisial diurus oleh tim OSIS. Mereka juga punya tim ticketing untuk mengurus tiket-tiket suporter, serta tim sosial media dan publikasi dokumentasi sendiri.
“Ini sudah berjalan cukup lama. Sejak dulu, malah. Karena sesuai dengan visi sekolah kita, yaitu grow together. Jadi nggak hanya tim yang lomba saja yang, artinya, bisa berkontribusi untuk sekolah. Tapi, anak-anak lain juga bisa mengembangkan skill dan berperan buat sekolah. Karena ujungnya hal-hal seperti ini akan membuat mereka belajar soal manajemen manusia, uang, dan segalanya,” lanjut Jef, sapaan akrab Radot Jefri Susanto.
Dari sana pula, terbentuklah tim basket yang kini mendominasi DBL Jakarta. Terhitung sudah lima gelar juara DBL Jakarta tersemat pada tubuh Buksi.
Mereka juga menjadi tim yang paling banyak tampil di final DBL Jakarta. Total sudah 8 kali Buksi tampil di final DBL Jakarta.
Jika ditambah tahun ini, Buksi berarti mencatatkan 9 kali tampil di final.
Selama DBL Jakarta digelar pula, Buksi menjadi sekolah yang paling banyak melahirkan MVP atau pemain terbaik. Total ada 6 pemain Buksi yang pernah menjadi MVP di DBL Jakarta. Di antaranya Yefanus Rendika (2013-1014), Jason Lie (2015), Darryl Sebastian (2018), Nicholas Davin (2019), Aaron Nathanael (2021), dan Matthew Manuputty (2022).
Soal solidaritas warga sekolah, mereka tidak hanya "bergotong-royong" untuk kompetisi DBL saja. Melainkan juga untuk kompetisi lain, dan tim-tim lain selain tim basket.
Tim yang berkompetisi akan dibantu oleh setiap warga sekolah (yang diwakili oleh OSIS), kemudian sekolah memfasilitasi keperluan mereka, dan penontonnya juga mendukung langsung dengan kehadiran mereka.
Baca juga: Mahalini Jadi Guest Star Final DBL Jakarta di Indonesia Arena
“Saya dan guru-guru lain tugasnya hanya mengawasi, memberikan masukan, dan mengoreksi jika mereka salah. Selebihnya, kami serahkan ke tim OSIS yang akan mengatur segalanya. Kebetulan juga, kami baru saja meeting dengan tim OSIS untuk keperluan suporter dan ticketing Final DBL Jakarta di Indonesia Arena,” ungkapnya.
Buksi sendiri akan melakoni final ke-9 mereka di DBL Jakarta. Ini merupakan kali kedua Final DBL Jakarta di Indonesia Arena. Gelaran ini akan berlangsung pada 6 Desember 2024 mendatang. Buksi akan kembali menantang SMA Jubilee Jakarta. Ini merupakan pertemuan ketiga mereka di partai final sejak 2022. Namun dua tahun terakhir Buksi belum berhasil merebut gelar juara dari SMA Jubilee.
“Tentunya dari sekolah berharap semua pemain bisa tumbuh, dengan segala elemen yang selalu mendukung mereka. Tim basketnya juga bisa kasih performa terbaik mereka nanti,” tutup Jef, berharap.(*)
Ikuti terus serial Dominasi Buksi di DBL Play!