“Lebih hustle dalam defense agar orang yang kita jaga tidak dapat mencetak poin. Kurangi turnover karena sangat merugikan tim.”
Itulah evaluasi dari Allan Sondakh, pelatih tim putra SMAN 9 Manado (Smanix), yang begitu membekas di ingatan Davinci Felipe Timothy Putra Sondakh. Sebagai pemain, Davin (sapaan karibnya) tentu meresapi setiap evaluasi yang diberikan pelatihnya.
Terlebih, mengingat putra Smanix baru saja menelan kekalahan atas SMAN 2 Bitung di laga Minggu, 3 November 2024. Mereka pun harus mengakui kehebatan rivalnya yang berhasil menggenggam kemenangan meyakinkan 42-18.
Namun, siapa sangka hubungan antara Davin dan coach Allan sejatinya bukan sekadar pelatih dan pemain. Melainkan, keduanya juga memiliki hubungan darah sebagai ayah dan anak!
Sosok ayah tentu menjadi inspirasi terbesar Davin untuk menekuni bidang basket. Ia mengaku bahwa ketertarikannya bermula saat diajak oleh sang ayah menyaksikan salah satu pertandingan DBL. Kala itu, Davin sendiri masih menempuh pendidikan di bangku sekolah dasar.
“Awalnya, saya ikut ayah nonton DBL, lalu saya jadi tertarik ikut basket. Saya masuk sekolah Eben Haezar, mulai dari sekolah dasar sampai dengan SMP, tapi pas itu agak terhambat karena Covid. Lalu setelah lulus, saya masuk Smanix untuk melanjutkan basket,” bukanya.
Ia tak menampik bahwa tentu ada tekanan yang dirasakan sebagai putra dari seorang pelatih basket. Ekspektasi orang-orang sekitar yang menganggap dirinya otomatis ahli dalam basket kerap menambah beban tersendiri baginya.
Baca juga: Kantongi 23 Poin di Laga Perdana Smansa, Naen: Boleh Dapa Andalkan!
Meski begitu, pemain bernomor punggung enam ini sangat bersyukur karena memiliki ayah yang selalu mendukung langkahnya sebagai student athlete. Bahkan, Davin pun tak jarang menghabiskan waktu bersama coach Allan untuk sekadar latihan bersama.
“Ayah saya adalah sosok yang sangat mendukung dalam basket dan selalu memotivasi saya agar lebih baik lagi dalam bermain. Selain latihan rutin di sekolah, saya juga sering ikut ayah buat latihan,” ungkap Davin.
Di balik statusnya sebagai putra dari coach Allan, Davin sendiri merasa ayahnya tidak pernah memberikan perlakuan istimewa. Cowok kelahiran 2008 ini tentu tak luput dari teguran apabila tidak menjalankan arahan dengan baik.
“Kalau di latihan, ayah saya tidak pandang bulu. Ketika melakukan kesalahan, saya bisa kena marah juga. Kadang, kalau kami lakukan apa yang diminta, bisa jadi friendly, sih. Tapi kalau kami banyak melakukan kesalahan, bisa keras juga, hehehe,” cerita Davin.
“Kalau di rumah, ayah lebih mengevaluasi apa yang saya lakukan saat bertanding atau latihan,” lanjutnya.
Sebagai siswa tahun terakhir, tidak pernah terpikirkan di benak Davin untuk meninggalkan dunia yang telah digeluti sejak kecil. Terlebih, latar belakang keluarga serta dukungan dari ayah yang mengalir deras membuatnya berkeingingan untuk tetap melajutkan perjalanannya sebagai pebasket.
“Saya rencananya masih akan bermain basket sampai di perkuliahan,” tutupnya dengan yakin.
Baca juga: Raih Kemenangan Perdana Usai 5 Tahun, Putra SDH Justru Kurang Latihan!
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.
Statistik pertandingan ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)
Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.