Terkejut serta tak mengira, demikian hal itu dirasakan oleh kami pemain SMAN 26 Jakarta (Dua Enam) dalam dua musim terakhir. Lika-liku yang tak mudah harus dijalani dan dilewati selama dalam mempersiapkan diri untuk Honda DBL with Kopi Good Day 2024 South Jakarta.
Bukan hal yang mudah untuk dihadapi, tapi bukan kemustahilan bagi kami. Bergandengan tangan menyatukan perbedaan, mengatasi keraguan secara bersama-sama ialah cara yang harus kami lakukan untuk mengejar tujuan akhir.
Beratnya proses latihan harus kami jalani dengan porsi serta intensitas yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. Memang sangat melelahkan, tapi juga demi kebaikan bersama.
Baca juga: Muhammad Husain, Sosok di Balik Suksesnya Dua Enam ke Final DBL Jakarta Selatan
Teringat beberapa hari jelang DBL South Jakarta 2024, kekuatan fisik kami sangat hancur. Teguran keras dari pelatih harus diterima demi perbaikan serta perubahan. Latihan fisik yang lebih keras jadi menu yang harus kami santap dan jalankan secara mati-matian.
Bukan hanya tekanan secara fisik, tetapi secara mental dan pikiran juga datang. Ekspektasi serta harapan yang tertuju kepada kami terkadang menjadi tekanan dan motivasi untuk terus bertahan.
Pengalaman mencapai babak semifinal pada musim 2023 di DBL South Jakarta, mengukir standar bagi kami di tahun ini. Ada gairah dari dalam diri untuk bisa melebihi capaian itu.
Tim basket putra SMAN 26 Jakarta saat berlatih di sekolah jelang pertandingan final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 South Jakarta. (dok/DBL Indonesia)
"Kami mau masuk final, kami mau masuk championship round," kalimat itu berulang-ulang selalu kami katakan setiap latihan. Terlebih saat latihan menjelang pertandingan final DBL Jakarta Selatan.
Baca juga: DBL Jakarta Championship 2024: Ini Tanggal dan Venuenya, Segera Amankan Tiketnya
Kekecewaan setahun silam, berhenti di semifinal, jadi patokan agar tidak diulangi. Namun, nyaris saja kami mengalami hal itu saat menghadapi SMAN 3 Jakarta (Teladan) di semifinal pada Kamis, 24 Oktober 2024. Sudah tertinggal sembilan poin di kuarter kedua, perasaan jatuh pun timbul. Secara bersama menyatukan kekompakan tim, memperbaiki pertahanan, dan menerapkan strategi pelatih.
Seperti halnya Amerika Serikat tertinggal dari Serbia di semifinal Olimpiade Paris 2024, lalu menang, demikian pula kami bangkit pada dua kuarter terakhir dan mengunci kemenangan.
Kami sadar, lawan kami tidak mudah. Mereka adalah SMAN 6 Jakarta. Tim yang pernah jadi juara di 2022. Tapi, satu keyakinan yang membuat kami percaya bisa tampil baik di final adalah kerja sama tim kami yang sangat kuat.
Walaupun kami harus pulang dan puas dengan titel runner up, kami bangga dengan pencapaian ini. Dengan perjuangan kami selama ini.
Perjuangan kami belum berakhir. Masih ada DBL Jakarta Championship. Masih banyak ruang untuk kami dalam mengembangkan kemampuan.
*Tulisan ini disarikan dari hasil wawancara bersama Firza Pradipta Ramadhan, pemain tim putra SMAN 26 Jakarta.