ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Yan Novi (kemeja hitam) ketika memperhatikan penggawa Karangturi berusaha menusuk ke paint area lawan

Tidak ada yang lebih tabah dari Yan Novi, pelatih SMA Karangturi Semarang. Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Central Java merupakan tahun ketiganya menjadi peramu strategi bagi Karangturi. Selama tiga musim itu pula ia selalu menjadi sosok yang menenangkan tangisan anak-anak seusai laga final DBL Central Java.

Yup, selama tiga musim Karangturi di bawah asuhan Yan Novi selalu menyandang status sebagai spesialis nomor urut dua.

Pada tahun pertamanya (2022) menjadi nahkoda kapal Karangturi, Yan Novi gagal membawa pulang piala DBL Central Java dari tangan SMA Kolese Loyola Semarang. Musim 2023 upaya anak-anak Karangturi untuk menjadi juara kandas di partai final ketika bertemu SMA Tritunggal Semarang.

Musim ini harusnya menjadi musim yang tepat untuk Karangturi berbuka puasa gelar juara. Terlepas dari partai final yang digelar di GOR Sahabat Semarang, lawan yang mereka hadapi adalah tim dari Surakarta. Sayang, lagi dan lagi Karangturi harus terpeleset dan senyum tipisnya selalu menjadi obat penenang bagi anak asuhnya.

Para penggawa Karangturi seolah tak mau kembali ke ruang ganti. Kursi di bangku cadangan menjadi saksi pecahnya tangisan. Bagi beberapa pemain ini merupakan final kedua dan bahkan ketiga mereka.

Baca juga: Coach Wempi Wiyanto, Sosok di Balik Kembalinya Aura Juara Warga Surakarta

Juara yang begitu dekat di mereka harus pupus begitu saja. Terhitung sudah tiga kali Karangturi selalu memulai laga final dengan cukup apik tapi masih belum bisa juara. Yup, di tangan Yan Novi, Karangturi berhasil memulai laga final dengan apik. Sayang, skuad asuhannya gagal menjaga momentum tersebut.

“Beberapa kali selama laga final kita sudah ambil timeout ketika tim gak perform. Memang momentumnya kita gak dapet. Finishing kita ternyata masih kurang. Kurang sabar buat melakukan ofense. Masih belum step up lah. Beberapa pemain juga saya lihat di lapangan panik waktu tertinggal. Ya, memang belum rezeki aja,” ungkapnya.

Bahkan, salah satu ruki Karangturi, Nathaniel Artates, mendadak tidak wangi di paruh kedua. Sebanyak empat kali percobaan menembak tiga angkanya selalu meleset di paruh kedua (0/4). Padahal, pada kuarter pertama dan kedua lima tembakan tiga angka Nathaniel selalu masuk ke keranjang.

“Sebenarnya momentum kita tuh mulai hilang waktu kuarter ketiga sama keempat. Nathaniel kan di kuarter satu dua oke banget. Waktu masuk babak kedua dia cari-cari feel gak dapet. Sempat frustasi juga, saya istirahatkan terus coba masukan lagi. Ternyata tetap gak dapet. Bukan harinya memang,” sambungnya.

Ekspresi Nathaniel di lapangan tidak bisa bohong. Ia sendiri kebingungan dengan performanya di lapangan. Sebanyak enam tembakan gratis yang didapat di babak kedua gagal ia manfaatkan. Setiap itu pula ia selalu menoleh ke bench Karangturi menandakan bahwa ada yang salah dari fenomena itu.

Tangisan pun pecah ketika kuarter pemungkas berakhir. Oden dan sang pelatih menjadi dua orang yang paling tabah malam itu di GOR Sahabat Semarang. Bahu keduanya tak pernah kering dari tangisan para kolega. Khusus untuk Oden ia mendatangi satu-satu teman-temannya dan memberinya nasehat.

Tak sedikit ungkapan kekesalan diutarakan para pemain Karangturi. Begini kalimatnya, “Masa ngulang lagi tahun depan. Aku sudah dua kali lho,”

Bagi Yan Novi tak ada yang lebih baik lagi selain mengambil sisi positif yang ada di partai final kemarin. Salah satunya adalah perihal konsistensi Karangturi yang selalu tampil di partai final.

Mencapai sini (babak final DBL Central Java) itu bukan hal yang mudah. Pastinya saya bersyukur karena bisa selalu sampai pada titik final. Semua orang kepengene final. Buat sampai sini juga kita ketemunya lawan-lawan yang susah. Kemarin, kita (Karangturi) tertinggal 16 poin dulu sebelum bisa tanding di final. Menurut saya memang belum rezeki saja buat ambil juara,” terangnya.

Baca juga: Kolom DBL: Prinandito Yoga dan Pengalaman Bersama DBL

Yup, mensyukuri apa yang telah diberikan oleh pencipta meski pahit kenyataannya. Salah satunya adalah soal kedalaman skuad Karangturi musim ini yang sedikit berbeda.

“Kita sendiri dari awal musim dimulai kepengennya juara. Pasti itu. Saya sendiri sebenarnya tidak menyangka masih bisa di sini. Soalnya tahun ini pemain saya kecil-kecil semua. Di Semarang (DBL Semarang) bisa sampai final dan juara aja gak gampang lho. Lawannya gede-gede padahal. Puji Tuhan lah masih bisa sampai di sini berarti masih diberi berkat,” ujarnya.

Musim depan memang Karangturi ditinggal beberapa pemain kunci mereka, salah satunya Christopher Oden. Namun, kehilangan sosok Oden bisa langsung ditambal oleh Nathaniel Artates yang siap semakin bersinar musim depan. Yan Novi sendiri berjanji untuk bisa kembali lagi ke partai final.

"Targetnya ya kita harus bisa sampai di titik ini (final DBL Central Java). Soal juara ya kita pengennya juara. Intinya kita harus mempersiapkan diri lebih awal lagi buat minimal bisa balik ke sini lagi," cetusnya.

Profil Yan Novi bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY