ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Wempi Wiyanto (baju kuning) ketika memberi intruksi dari pinggir lapangan untuk penggawa SMA Warga Surakarta.

Putra SMA Warga Surakarta berhasil membawa pulang kembali piala DBL Central Java. Kemenangan di partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Central Java melawan SMA Karangturi Semarang membuat Warga kembali jadi juara. Warga menang dengan skor akhir 81-67.

Terakhir kali Warga menjadi juara adalah di musim 2021. Kala itu final berlangsung di Solo. Warga sukses menjadi juara di "rumah sendiri".

Dua musim berselang mereka kembali untuk mengambil piala yang semestinya selalu berada di lemari sekolah mereka.

Selama dua musim itu Warga selalu gagal melaju ke babak final DBL Central Java. Padahal selama dua musim babak championship selalu digelar di Solo. Musim ini babak championship digelar di Semarang.

Warga begitu berhasrat untuk bisa juara di Kota Semarang. Wempi Wiyanto -pelatih Warga Surakarta- adalah sosok di balik hasrat besar para penggawa Warga untuk juara di Semarang.

Baca juga: Warga Surakarta Juara DBL Central Java di Kota Semarang!

Setelah partai final DBL Central Java 2024 selesai digelar, Selasa, 8 Oktober 2024, di GOR Sahabat Semarang, DBL Play mendapat kesempatan untuk berbincang sebentar dengan sang pelatih.

Obrolannya mengalir mulai dari alasan mengapa Warga bisa jadi juara hingga kembalinya Warga bisa menjadi ancaman perihal mereka yang bakal mendominasi lagi di wilayah Solo dan Central Java.

Sebelumnya selamat coach Wempi dan tim sudah bisa jadi juara lagi. Bagaimana rasanya coach?

Pastinya senang ya. Karena kita (SMA Warga Surakarta) bisa juara di kandang lawan (Semarang). Sangat senang karena kita bisa mengalahkan tim Semarang di Semarang.

Selama gim final, coach Wempi sempat terlihat kesal ke anak-anak dan beberapa kali juga terjadi friksi dengan wasit, kenapa coach?

Betul, mainnya anak-anak di final itu kurang normal. Eman-eman mainnya. Mereka terlalu berlebihan untuk mengambil sebuah pelanggaran. Itu kita sayangkan banget. Saya jadinya gereget di pinggir lapangan. Karena itu sebenarnya pelanggaran yang gak penting menurut saya.

Berarti ini (piala DBL Central Java) dua kali coach Wempi jadi juara. Final yang 2021 tampaknya jauh lebih mulus ketimbang tahun ini. Setuju coach?

Pastinya geregetannya yang di sini. Tahun 2021 itu kita menangnya lumayan jauh. Tahun 2021 juga saya jauh lebih tenang karena aliran bolanya anteng.

Tahun ini sebenarnya kita punya pemain yang punya peran tersebut. Sayang, selama DBL ini dia seperti lagi off.

Padahal selama try out dan training center dia mainnya sudah seperti Justin (Justin Wiyanto, alumnus Warga). Mungkin karena tekanan yang membuat dia seperti itu.

Tekanan? Tekanan seperti apa yang dimaksud sama coach Wempi? Dan cara seperti apa yang coach Wempi lakukan untuk membantu pemain mengendalikan tekanan tersebut?

Mungkin dia merasa tertekan untuk harus bisa menunjukan cara main itu. Belum lagi dia kapten dan sudah pasti situasi dan kondisi di lapangna yang sungguh panas. Kita maklum lah, tapi tetap menurut kita dia pantas buat menyandang status sebagai pemain terbaik.

Banyak yang bilang Warga tahun ini beda buat memulai DBL. Biasanya mereka itu potong cepak satu tim buat DBL dan tahun ini dari coach Wempi sama jajaran pelatih juga tidak menuntut untuk ke sana. Kenapa?

Dulu itu kita kepikiran kalau potongannya sama itu terlihat rapi aja gitu. Ternyata itu engga membuat mereka nyaman dan bikin terpaksa. Jadinya ya kita bebaskan aja, paling terpenting ya mereka all out aja. Andai kita tahun ini paksakan buat tetap potong cepak kan bikin mereka kurang pede. Jadinya blunder, sayang.

Juaranya Warga di DBL Solo dan Central Java bikin Warga balik lagi seperti periode 2021 dan 2022. Ke depannya orang-orang bakal mewaspadai Warga karena prestasinya. Bagaimana coach melihat hal tersebut?

Kita lebih senang kalau tim-tim lain lebih takut sama kita. Itu bikin kita jadi semakin terpacu untuk menjaga sekaligus menaikan standar kita. Jangan sampai kita buat kecewa sekolah atau warga Solo.

Hal tersebut bisa menimbulkan sebuah dominasi? Apakah bagus menurut coach Wempi?

Sebenarnya engga sih. Itu justru bikin banyak sekolah berlomba-lomba untuk mengalahkan kita. Menaikan standar mereka agar setidaknya satu level dengan kita. Hal itu yang bikin saya senang. Tinggal bagaimana kita juga harus menjaga konsistensi standar itu. Agar tidak terpeleset dan bisa ditingkatkan lagi.

Baik, saya rasa cukup coach. Terima kasih banyak atas waktunya. Selamat sekali lagi untuk gelar juaranya.

Sama-sama, Mas. Terima kasih juga, Tuhan berkati.

Tuhan berkati juga, Coach.

Profil Wempi Wiyanto bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY