Tatapan nanar Muhammad Wilky Mario Firmansyah seolah menyiratkan emosi yang campur aduk.

Di satu sisi, ia bangga bisa melantai di DBL Arena Surabaya.

Tapi di lain sisi, perjuangannya harus terhalang oleh cedera yang dialaminya.

Cedera itu membuatnya tak bisa bermain optimal di laga sepenting pertemuan tim putra SMAN 8 Malang (Smarihasta) vs SMA Gloria 1 Surabaya, Senin 7 Oktober 2024.

Kedua sekolah itu bertemu di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship. Laga itu memperebutkan tiket ke semifinal.

Di laga itu, momen haru terjadi. Menggambarkan betapa kuatnya persaudaraan anak-anak Smarishasta.

Momen haru itu terjadi di menit 01.14 kuarter keempat. Ketika itu timeout diminta oleh pelatih Smarihasta, Juni Adi Cahyanto.

Tettt!!! Prittt!!! 

Dering singkat buzzer itu menandakan timeout yang diminta coach Juni. Timeout itu menjadi momen arahan terakhir coach Juni pada anak asuhnya.

“Nanti kasih bola ke Mario,” begitu kata coach Juni, ditirukan Mario yang bertemu penulis seusai pertandingan.

Setelah timeout usai, Mario ternyata dimasukkan ke lapangan. Langkah kakinya terlihat berat. Memang ia masih dalam pemulihan cedera.

Tapi Mario coba menguatkan dirinya. Baginya, kesempatan dari coach Juni itu ia manfaatkan untuk merasakan berjuang bersama tim.

“Coach Juni bilang, 'jangan lari. Jogging aja'," ujar Mario.

Baca Juga: Sesi Refleksi Putra Smarihasta Sebelum Bertempur di Gelaran Championship

Arahan coach Juni memang dilakukan anak-anak Smarihasta. Berkat passing dari rekannya, Mario berkesempatan melakukan upaya tembakan tiga poin dua kali. Tepat saat 34 detik dan 2 detik terakhir sebelum gim usai.

Sayang, lambungan tinggi bola basket itu belum berhasil menggoreskan angka.

Dan...."Tettt!!!" Bunyi panjang buzzer kembali terdengar. Tanda pertandingan itu resmi berakhir.

Smarihasta harus mengakui dominasi Gloria 1 lewat angka 23-51 yang tampak di papan skor.

Meski kalah, Mario mengaku tak akan pernah bisa melupakan momen istimewa itu. Momen di mana tim putra Smarihasta berusaha menghormatinya. Setinggi-tingginya. Sebagai keluarga besar. 

Penulis sendiri sebelumnya pernah berkomunikasi dengan Mario. Namun selama ini hanya saling berbalas pesan Whatsapp. Saat itu, penulis menghubungi Mario untuk membahas persiapan timnya sebelum datang ke Surabaya.

Kali ini penulis berkesempatan bertemu langsung dengan Mario selepas lawan Gloria. Di kesempatan itu Mario banyak berbagi cerita dengan penulis.

Paham akan kondisinya, penulis segera menggeret kursi agar Mario bisa duduk santai. Kami lalu mengobrol di sudut lorong ruang ganti DBL Arena.

Ternyata Mario mengalami cedera ACL. Cedera itu didapatkan tepat seminggu sebelum DBL Malang dimulai.

“Aku kena cedera pas di Perbasi Cup Malang. Jadi pas aku mau drive, habis itu kedorong. Satu kaki belakangku numpu, terus muter,” buka Mario, sambil memeragakan momen menyakitkan itu lewat gestur tangannya.

Baca Juga: Kolom DBL: Dini, Perkusi, dan Panggilan Hati

Mendengar penjelasan Mario, penulis sempat meringis membayangkan kejadian pilu yang menimpanya.

“Setelah cedera itu, mentalku down. Aku langsung kepikiran timku yang mau DBL Mas. Kenapa kok harus cedera sekarang. Pas lihat temanku, adik kelasku main, kenapa kok aku nggak bisa di lapangan berjuang bersama mereka,” ungkapnya lirih.

Sejak DBL Malang bergulir, Mario hanya bisa bermain di satu menit terakhir pertandingan. Keputusan itu memang berakibat pada menit bermain Mario yang tak memenuhi syarat DBL. Resiko technical foul pun diterabas segenap tim Smarihasta. 

Mario sempat menolak. Namun penjelasan coach Juni membuatnya luluh. 

“Kondisi ini sangat berat buat tim, tapi ini bentuk respect buat kamu. Dua tembakan musuh nggak ada artinya buat cederamu ini,” ucap Mario menirukan pertanyaan coach Juni yang diamini anggota timnya.

“Dengar itu aku nangis, Mas. Kami terharu dengan kedekatan keluarga ini,” sambung Mario.

Cowok kelas 12 itu sudah menganggap tim Smarihasta layaknya keluarga.

Meski kerap dipandang sebelah mata oleh sekolah lain karena roster-nya didominasi kelas 10, tapi hal itu tak menyurutkan skuad Smarihasta untuk berjuang bersama.

Gelar runner Up DBL Malang yang berujung pada kesempatan bermain di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship menjadi bukti: Smarihasta adalah bukan tim sembarangan!

Baca Juga: Kilas Balik Smarihasta: Gigih dan Percaya Diri ke Final Pertama!

Ibunda Mario Linda Kristiana sebenarnya menyarankan putranya berhenti main basket agar bisa fokus pemulihan. Namun, kegigihan cowok kelahiran 2007 itu tak pernah padam. Ia tetap memaksa diri untuk melantai.

“Pas awal DBL Malang bergulir, aku bilang ke mama kalau cuman di bench. Tapi karena anak-anak respect ke aku, ya akhirnya tetap main, meski cuman di satu menit,” ujarnya.

“Pas tahu kalau aku main, mama bilang bahwa ketika satu menit aku main rasanya kayak 100 jam. Keringatnya keluar semua,” cerita Mario.

Mario sendiri sudah lama memimpikan bisa bermain di DBL Arena Surabaya. Jadi, ketika teman-temannya memberikan respect padanya, suasana hatinya tak bercampur aduk. 

Mario menyebut selama ini support yang diberikan teman-temannya sangat luar biasa. Terutama dari Mikail Nathan Murryawan (jersey nomor 8) dan Panji Sauma Alfarezel (jersey nomor 9).

“Aku sudah lama main bareng mereka. Kalau sama Panji sejak SMP. Kalau dengan Mika dari SMA kelas 1,” bebernya.

Dari kiri, Panji Sauma Alfarezel, Mario, dan Mikail Nathan Murryawan di DBL Arena Surabaya

Di akhir perbincangan kami, Mario berpesan untuk penggawa junior year Smarihasta. Ia berharap, mereka dapat mempertahankan prestasi yang telah diperoleh.

“Semangat berjuang. Apa yang sudah kita dapat sekarang, semoga bisa dipertahankan,” tutupnya.

Mario akan menjalani tindakan operasi setelah DBL usai. Selama masa pemulihan, ia akan tetap mempersiapkan diri untuk Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) Jawa Timur mendatang.

Putra dari pasangan Boedi Johansa dan Linda Kristiana itu mengakhiri peluhnya bersama putra Smarihasta dengan bangga. Impian Mario untuk sambang ke DBL Arena Surabaya tercapai. Untuk pertama dan terakhir kalinya.

Baca Juga: Smarihasta ke Final DBL Malang, Akhiri Penantian Tiga Musim!

Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.

Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa