Senyum merekah terlihat dari wajah pasutri (pasangan suami-istri) Edy Mulyanto dan Fransiska Chai. Beberapa kali mereka bergantian memeluk erat putranya.

Sore itu Papa Edy dan Mama Fransiska belum 24 jam menginjakkan kaki di Surabaya. Ia datang jauh-jauh dari Papua. Demi bisa menyaksikan putranya, Liu Luis Fanderson Phiong berlaga di DBL Arena.

Minggu sore itu, 6 Oktober 2024, memang salah satu hari bersejarah bagi Liu Luis Fanderson Phiong. Sore itu ia untuk pertama kalinya merasakan bagaimana rasanya berlaga di venue istimewa DBL Arena. Venue untuk memperebutkan gelar juara penguasa basket pelajar di Jawa Timur lewat Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java Championship.

Son, panggilan akrab Liu Luis Fanderson Phiong, datang dari Malang ke DBL Arena untuk membela SMA Kolese Santo Yusup Malang (Kosayu). Sekolah yang merebut gelar juara Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-South (DBL Malang) itu datang ke babak Championship menantang SMA St Louis 1 Surabaya (runner-up Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North atau DBL Surabaya).

Di laga itu Son dan para penggawa Kosayu memang harus mengakui ketangguhan Sinlui -julukan SMA St Louis 1 Surabaya. Laga itu berakhir dengan skor 45-28. Kekalahan itu mengakhiri perjalanan tim basket putra di DBL musim ini.

Tapi, hasil itu tetap membuat Papa Edy dan Mama Fransiska bangga pada putranya: Son.

“Kemarin kami baru sampai Surabaya. Saya semangat sekali untuk mendukung Son. Kemarin waktu main di DBL Malang kami belum sempat datang. Padahal musim ini mereka (Kosayu) bisa juara (DBL Malang)," kata Mama Fransiska.

Begitu tahu Kosayu juara dan berhak melaju ke babak Championship, Papa Edy dan Mama Fransiska membulat tekat, menyempat waktu, datang ke Surabaya. Mereka ingin melihat dan memberi dukungan langsung pada Son.

"Meskipun hari ini belum bisa menang, tapi saya tetap bangga sekali dengan Son. Dia bisa di titik ini karena kerja kerasnya,” tutur Fransiska.

Baca Juga: Sachi dan Mimpi Mendiang Kakek yang Ingin Cucunya Main di DBL


Potret kebersamaan Son dan kedua orang tuanya di akhir laga DBL East Java Championship 2024

Ya, hingga bisa di titik ini, Son memang menjalaninya dengan tidak mudah. Ia harus rela hidup berjauhan dari orang tua demi menggapai mimpinya: bisa terus basketan dengan tetap mengedepankan sisi akademis.

Demi mimpi itu Son sejak SMA merantau ke Malang. Cowok kelahiran Sentani, Papua itu memilih melanjutkan studi ke Kosayu, Malang.

Selama merantau itu, Son punya prinsip yang selalu ia pegang: “Harus berani, jangan mengeluh, dan harus bisa beradaptasi di lingkungan baru”. 

“Saya lahir di Papua dan merantau ke Malang saat SMA. Saya termotivasi dari cece (kakak perempuan) yang sudah lebih dulu sekolah di Kosayu," ujar cowok kelahiran 27 Juni itu.

Ketika itu Son sempat bimbang, antar merantau atau tetap melanjutkan studi di Papua. Namun Mamanya memberikan motivasi bahwa, jika ingin mendapatkan pengalaman lebih, terutama soal mental dan kemandirian, Son harus melanjutkan studi ke luar Papua.

Akhirnya, Son pun bulat merantau. Pilihannya ke Kosayu sama seperti kakak perempuannya.

Son sendiri menekuni basket sejak SD. Papanya mendukung penuh hobi itu. Sampai-sampai Son dibuatkan lapangan basket.

"Ketika punya lapangan, saya disuruh latihan terus. Pernah langsung dribble sampai 100 kali, jadi aku capek dan nggak mau latihan lagi," kenangnya.

Sampai di suatu titik, Son merasa memang perlu kerja keras untuk menggapai sesuatu. "Suatu ketika saat SMP aku gabung basket dan ikut kejuaraan terus kalah. Dari sana aku merasa memang harus latihan ekstra agar skillku terasa dan berkembang," ujar pemilik nomor jersey 6 itu.

Baca Juga: Putra Kosayu Menuju Championship: Belum Ada yang Terlihat Bahaya Banget

Meskipun tim putra Kosayu harus menelan kekalahan tapi Son tetap bangga dengan pencapaiannya sampai bisa bermain di Honda DBL With Kopi Good Day 2024 East Java Championship 2024.

“Meskipun tadi mencetak hanya dua poin, setidaknya jam terbangku di basket sudah bertambah. Tunggu saja pembalasanku di musim depan,” ucap pemain kelahiran 2008 tersebut. 

Di penghujung perbincangan kami, Son dengan antusias menceritakan bagaimana ia bisa survive saat mendapatkan tantangan untuk merantau.

“Intinya harus berani. Jangan mudah mengeluh. Sebab di luar sana masih banyak hal yang belum kita ketahui dan banyak pengalaman yang buat kita berkembang," pesannya.

Menurut Son kehidupan di asrama juga menguatkan mentalnya. "Tinggal di satu atap dengan teman berbagai sifat itu membuatku jadi belajar banyak,” ujarnya. 

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan kompetisi 3X3. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.

Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

 

Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa