JAKARTA - Tim putri SMAN 59 Jakarta menebar ancaman pada Honda DBL DKI Jakarta Series 2019 - East Region musim ini. Penampilan srikandi Smalix (julukan SMAN 59) sangat menjanjikan. Mereka berhasil menyingkirkan runner-up tahun lalu, SMAN 36 Jakarta. Pada babak selanjutnya mereka akan berjumpa dengan juara bertahan wilayah Jaktim, SMAN 71 Jakarta. Pertandingan ini sayang untuk dilewatkan. Duel ini diprediksi bakal panas. Laga bertajuk derby Duren Sawit bakal berjalan ketat.
Aksi center andalan Smalix, Nurhaqi menjadi sorotan. Pasalnya pemain bernomor punggung 12 ini berhasil menyumbangkan 13 angka dan 9 rebound untuk timnya selama bermain 27 menit 56 detik saat jumpa SMAN 36 pada laga perdana kemarin.
Meski anak asuhannya bermain baik pada pertandingan sebelumnya, Pelatih Smalix, Mario Hutapea tetap menyampaikan masih ada evaluasi yang harus mereka lakukan. Terutama pada mental roster Smalix yang dinilai masih sempat goyah di awal laga. Mario juga menuturkan timnya akan tetap menggunakan strategi yang sama dengan pertandingan sebelumnya, ditambah peningkatan speed para pemainnya.
“Kemungkinan kami akan bermain dengan tempo yang lebih cepat lagi. Saya harap anak-anak bisa menyesuaikan diri dengan atmosfer yang ada,” tuturnya.
Sementara dari sisi lawan SMAN 71 Jakarta tetap ingin mempertahankan mahkota Jaktim. Srikandi Sapta Eka (julukan SMAN 71) bukanlah tim sembarangan bagi Smalix. Tim besutan Muhammad Ridzky merupakan tim yang mentereng di gelaran Honda DBL DKI Jakarta.
Sapta Eka tak pernah absen di Honda DBL DKI Jakarta pada empat tahun terakhir. Pada edisi empat tahun silam saja, putri Sapta Eka sempat tembus final. Hanya saja mereka kalah dari SMAN 6 Jakarta pada babak final. Puncaknya pada tahun lalu. Puti Hanifa dkk berhasil menggondol titel mahkota Jaktim usai menundukkan SMAN 36 Jakarta.
Musim ini Sapta Eka ditinggal beberapa pemainnya yang sudah lulus. Tapi, pelatih Sapta Eka tetap optimis bisa menembus final. Pelatih muda yang akrab disapa Kinoy itu mengaku masih memiliki beberapa pemain andalan. Salah satunya adalah Puti Hanifa. Garda berusia 17 tahun itu didapuk sebagai kapten tahun ini.
Penampilannya musim lalu cukup impresif bagi Sapta Eka. Dirinya berhasil mencatatkan 6 poin dan 8 rebound bagi timnya selama bermain di Jaktim. Tentu itu menjadi ancaman bagi Smalix. “Kami kehilangan beberapa pemain. Tapi kami masih punya pemain andalan. Beberapa pemain kami juga sudah punya jam terbang di tingkat DKI Jakarta. Kami masih percaya diri bisa sampai final tahun ini,” tungkas coach Kinoy.()