ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Nama I Ketut Jonathan Arimbawa, center andalan SMAN 5 Mataram kembali mengisi daftar skuad Kopi Good Day First Team 2024 West Nusa Tenggara sektor putra. Musim ini merupakan musim terakhir Jonathan -sapaan karibnya- berseragam Smala di DBL Mataram.

Selama tiga musim membela sekolah, prestasi terbaik Jonathan ada pada musim lalu. Musim lalu ia menjadi tumpuan Smala dalam mendulang poin sekaligus masuk dalam daftar skuad juara DBL Mataram. Ia juga untuk pertama kalinya menembus skuad First Team DBL Mataram dan meniba ilmu di Kopi Good Day DBL Camp.

Nah, musim ini peran Jonathan di lapangan memang tak begitu terlihat. Catatan-catatannya di lembar statistik tak sebagus musim lalu. Namun, perannya kala tak memegang bola begitu krusial. Sayang, Jonathan gagal mempertahankan gelar DBL Mataram untuk tetap tinggal di SMAN 5 Mataram. Putra Smala tumbang di tangan SMAN 2 Mataram pada babak final.

Baca juga: Erline Febriana, Tentang Juara DBL Surabaya 2012 dan Melatih SMA Buin Batu

Kegagalan ini jelas merusak skenario Jonathan yang ingin menutup masa SMA dengan manis.

“Sebenarnya dari awal aku targetnya mau juara. Buat kepilih first team itu aku gak mikirin. Sebenarnya gak kepilih yaudah gapapa. Paling penting juara,” ujarnya.

https://www.dbl.id/uploads/post/2024/09/23/Jonathan Arimbawa, Tentang Impian dan Tekanan Tahun Terakhirnya Melantai.jpg

Nah, kepada DBL Play Jonathan berbagi cerita. Cerita perjalanannya menghadapi beragam cobaan pada tahun terakhirnya. Perumpamaan tentang semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpa benar-benar dirasakan oleh Jonathan.

Pencapaiannya musim lalu memang bukan sembarangan. Joanthan bukan cuman berhasil membawa Smala kembali juara. Ia juga terpilih menjadi MVP DBL Mataram. Segudang pencapaian tersebut membuatnya merasa ada tekanan yang datang pada tahun terakhirnya.

“Kalau pressure jelas ada. Apalagi tahun kemarin juara jadi ada beban gitu buat harus pertahanin. Intinya gak boleh main jelek,” ungkapnya.

Menariknya tekanan tersebut bukan datang dari dalam diri Jonathan saja. Tekanan tersebut juga ia rasakan dari lingkungan sekitarnya. Beberapa koleganya sempat mengingatkan Jonathan untuk bisa membawa pulang juara.

“Banyak yang sering bilang pokoknya bisa menang lagi gak tahun ini. Terus ada juga yang bilang awas aja kalau kamu kalah DBL. Nah, itu bikin aku suka kepikiran,” ungkapnya.

Selain tekanan tersebut, beberapa dari koleganya bahkan bertanya perihal niat hati Jonathan untuk kembali membawa pulang gelar MVP.

“Banyak yang suka nanya, gak incer MVP lagi kah Jo. Aku jawabnya ya pokoknya juara dulu gitu,” terangnya.

Yap, Jonathan bahkan menjelaskan jika musim lalu ia tak ada niat untuk mengincar gelar MVP. Menurutnya mata rantai teratasnya adalah membawa Smala juara DBL dulu. “Aku sejujurnya gak mau terlalu mikirin  kayak gitu (jadi MVP). Paling terpenting juara dulu, tapi kalau memang dikasih rezeki buat jadi MVP ya Astungkara,” kelakarnya.

Jonathan sendiri bukan tipe anak yang suka bercerita ke orang tuanya. Utamanya cerita mengenai basket dan tekanan yang ia dapat ketika bermain basket. Ia menyimpan sendiri semua pressure tersebut dengan maksud untuk membuktikan bahwa ia tak mengecewakan para koleganya.

“Aku kalau kepikiran seperti itu gak cerita ke siapa-siapa sih. Aku simpen sendiri aja,” sambungnya.

Jonathan punya cara tersendiri untuk mengendalikan tekanan tersebut. Bukan, bukan melampiaskannya ke beberapa hal yang ia sukai. Jonathan tak mau ambil pusing dengan tekanan dan tuntutan yang ada.

“Jujur itu ganggu banget. Aku jadi gak fokus mainnya. Kalau aku sih biasanya dijalani aja dulu. Gak aku pikirin yang kayak gitu,” terangnya.

Bahkan Jonathan memberi contoh paling nyata perjalanannya musim lalu adalah buah bahwa ia hanya fokus pada satu impian, membawa Smala kembali berjaya di DBL Mataram.

“Tahun lalu aku gak ada mikir sama sekali bisa MVP sama masuk first team. Eh, tiba-tiba dapet kan,” cetusnya.

Musim ini mimpinya memang gagal untuk bisa membawa Smala mempertahankan gelar juara. Tapi, Jonathan masih punya satu mimpi lagi. Mimpi untuk bisa menembus skuad elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2025. Kembali ke DBL Camp itu berarti ia bakal kembali berjuang untuk merebut tiket ke Amerika Serikat.

Selain itu membuka banyak mimpi lagi untuk masa depannya setelah tamat SMA. Semangat terus, Jo!

Statistik I Ketut Jonathan Arimbawa bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY