ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Seiring berjalannya Liga DBL selama 20 tahun ini, begitu banyak pihak-pihak yang merasa kompetisi basket pelajar ini begitu penting. Penting untuk siswa dan sekolahnya.

Tak ayal, dukungan terhadap kompetisi ini tak hanya datang dari para orang tua yang anaknya turun berkompetisi. Namun dukungan juga datang dari sekolah dan alumni.

Ada begitu banyak cerita di kota-kota penyelenggaraan kompetisi DBL bagaimana orang tua, sekolah, dan alumni saling support. Demi satu tujuan: mewujudkan cita-cita pelajar meraih mimpi tertingginya lewat kompetisi DBL.

Hal itu pula yang terjadi di SMAK Kolese Santo Yusup, Malang, atau yang selama ini akrab dikenal dengan nama Kosayu.

Kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan alumni di sekolah ini begitu baik. Bahkan, dukungan alumni tak sekadar datang untuk melihat pertandingan.

***

Hari mulai beranjak gelap. Mobil SUV hitam itu beranjak dari GOR Bimasakti di daerah Sukun menuju daerah ke Jalan Simpang Borobudur.

Pemilik sekaligus pengemudi mobil itu adalah Irawan Djakaria. Bersama istrinya, ia baru saja nonton almamaternya sewaktu SMA, Kosayu. Sekolahnya menghadapi SMAN 4 Malang, Kamis 5 September 2024.

Di laga itu, tim putra Kosayu unggul jauh, 65-4.

Dalam perjalanan malam itu, Irawan -yang biasa akrab disapa Pak Kom- sempat mengabarkan hasil pertandingan tersebut. Sepertinya ia menyampaikan ke temannya sesama alumni Kosayu.

Sesampai di sekolah, Irawan bertemu dengan sang Kepala SMA, Petrus Harjanto. Ternyata Harjanto dan Pak Kom seperti "janjian".

Harjanto di laga pembukaan Kosayu itu tak bisa hadir. Ia sedang mengawal persiapan Ekspo Perguruan Tinggi (EPT) Kosayu yang digelar esok harinya, 6-7 September 2024.

"Tapi tadi saya nonton via live streaming," kata Harjanto.

Di pertemuan itu, Pak Kom lalu meminta izin ia tak bisa menghadiri pertandingan tim putri Kosayu melawan SMAN 9 Malang, Sabtu 7 September 2024. Ia sedang ada undangan pernikahan kerabatnya di Pontianak.

"Gantian nanti saya yang nonton live-nya," kelakar Pak Kom.

Dan, memang benar, di malam minggu itu, Harjanto terlihat turut mengawal perjuangan tim basket putri Kosayu. Dukungan itu tak sia-sia, tim putri Kosayu menang 56-9.

***

Irawan mengatakan, selama ini kolaborasi orang tua, sekolah, dan alumni Kosayu memang begitu erat. Partisipasi alumni Kosayu yang tergabung dalam PEKSY (Persaudaraan Eks Siswa Siswi Kolese Santo Yusup) untuk almamaternya begitu besar. Termasuk ke KBT alias, Kosayu Basketball Team.

Kata Irawan, PEKSY selama ini terlibat tidak hanya ketika KBT bertanding. Jauh sebelum itu, PEKSY juga turut membantu dalam hal scouting calon-calon siswa Kosayu yang punya bakat di basket.

Alumni lewat peran Persos Hua Ind (salah satu lembaga alumni Kosayu yang bergerak di misi kemanusiaan) juga tak jarang turut memberikan bantuan beasiswa pada anak-anak yang berbakat. Termasuk berbakat di basket.

Ketika tim sudah terbentuk, tak jarang juga para alumni datang untuk menjadi lawan uji coba tim yang dipersiapkan mengikuti kompetisi DBL.

Tahun ini ada PEKSY juga menghadirkan sesuatu spesial untuk menghadirkan kebanggaan bagi mereka yang bertanding di kompetisi DBL. PEKSY membuat giant banner yang dipasang di tembok sekolah, yang menjulang tinggi.

Giant banner itu berisi foto semua pemain basket putra, putri, dan tak lupa tim dance.


Giant banner tim basket dan tim dance yang dipasang di sekolah oleh PEKSY.

"Tahun ini alumni yang menjadi suporter saat KBT tanding juga membuat kaos khusus bertuliskan, Proud To Be Kosayu. Kaos itu wajib dipakai saat nribun," kata Pak Kom.

Kepala SMAK Kolese Santo Yusup, Petrus Harjanto mengakui PEKSY banyak memberikan dukungan pada sekolahnya.

Misalnya, beberapa kelompok alumni bersatu memberikan beasiswa studi lanjut kepada guru. Mereka juga selalu menyiapkan bantuan beasiswa pendidikan bagi anak-anak SMA yang memerlukan bantuan atau mempunyai prestasi.

"Yang rutin lainnya ya kegiatan sosial bersama seperti donor darah, dan bakti sosial ketika terjadi bencana alam," kata Harjanto.

Secara khusus, ia menyebut Ko Irawan (panggilan Harjanto untuk Irawan Djakaria) memang mempunyai komitmen yang sangat besar pada prestasi Kosayu di DBL.

"Beliau selalu memberikan waktu, pikiran, biaya mulai pencarian siswa berbakat di basket hingga pemberian beasiswa bagi yang memerlukan," jelas Pak Kepsek.

"Dalam setiap pembekalan dan pertandingan DBL, beliau juga selalu hadir di tengah-tengah para pemain, manajer, dan kami para suporter yang disapa dengan Hua-Ind mania," imbuhnya.

Buat kalian yang belum tahu, Kosayu itu punya nama lain Hua-Ind. Itu adalah nama cikal bakal berdirinya Kosayu.

Hua-Ind merupakan singkatan dari Tionghua Indonesia. Sekolah ini berdiri pada 1954. Hua-Ind mengajar anak-anak Tionghoa.

Dalam perjalanannya, sekolah ini kemudian menjadi tempat pendidikan untuk semua kelompok masyarakat, dan berubah menjadi SMAK Kolese Santo Yusup Malang.

Apa yang terjadi di Kosayu ini bisa menjadi refleksi bersama dalam merayakan Hari Olahraga Nasional. Yang selalu kita peringati tiap 9 Oktober. Bahwa semangat kebangkitan olahraga harus tumbuh lewat kolaborasi bersama-sama.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY