Jantung berdegup kencang di akhir kuarter empat.
Tembakan gratis yang didapat Wolulas dari fouls pemain Stelma dengan nomor punggung 26 gagal di eksekusi dengan baik.
Akhirnya, pertempuran ‘berdarah’ pada Kamis, 22 Agustus 2024 itu berlanjut hingga overtime.
Hanya dalam waktu 5 menit terakhir, Wolulas berhasil memaksimalkan momentum tersebut dengan menorehkan tujuh poin garansi melaju ke babak berikutnya. Menang tipis!
Sengit. Ndredeg. Itulah yang dirasakan pelatih dan asisten pelatih putra Wolulas -tim basket SMPN 18 Surabaya.
Tim binaan kedua mentor tersebut meraih kemenangan dramatis atas Stelma -SMP Stella Marris Surabaya- dengan skor tipis 45-42 di laga perdana Junior Exhibition Games 2024 Surabaya.
Sejak kuarter pertama hingga terakhir (overtime), perasaan risau tak terhindar dari batin Fathurrozi Suryana dan Aldina Hermani tatkala tim besutan mereka saling kejar poin dengan musuhnya.
Sela pertandingan berakhir, penulis ingin ngobrol dengan dua sosok pembimbing skuad alumnus Junior Exhibition Surabaya Series tahun lalu ini.
Tak lama setelah briefing akhir tim, sosok Aldina, sang assistant coach terlihat keluar terlebih dahulu dari ruang ganti. Kami segera menghampiri perempuan kelahiran Nganjuk tersebut.
Potret Aldina Hermani ketika mengarahkan skuad Wolulas kontra Stelma di laga perdana Junior Exhibition Games 2024 Surabaya
Ketika ditanya tentang review permainan skuad besutannya hari ini, ia dengan senang hati menjawab. Ia turut membeberkan beberapa skema melatih yang ia dan coach Ojik -panggilan Fathurrozi Suryana- berikan ke timnya.
“Mereka dapet intens latihannya di klub masing-masing,” ulas Aldina. Ia menambahkan versi latihan-nya terfokus pada drill yang berkelanjutan.
“Tetap bisa dan sama semua porsi latihannya. Cuman, yang lebih ditekankan di tahapan pengulangan atau repetisi-nya,” tambahnya.
Terlihat buru-buru, assistant coach ini kemudian berpamitan dengan penulis.
Tak selang lama, pintu ruang ganti telah terbuka. Nampak sosok pria yang sedang duduk di kursi pojok ruangan tersebut. Ia berpakaian jersey pelatih berwarna ungu. Ya, itulah coach Fathurrozi Suryana.
Penulis segera menghampiri pelatih kelahiran Surabaya itu. Karena akan dipakai tim lain, kami memutuskan untuk lanjut ngobrol di pintu keluar barat DBL Arena. Tepat di belakang ambulans Mitra Keluarga yang terparkir.
Pria ini membuka obrolan dengan celetukan yang khas, setelah penulis sempat memuji permainan skuad didiknya yang gemilang.
“Pertandingan ini tadi kalau secara entertainment sih ancen apik. Tapi aku sing ngelu,” ujar coach Ojik sembari tersenyum meringis.
Ia kemudian menjelaskan celetukannya barusan.
“Sing bikin ngelu iki rolling (pemain). Aku gak wani soale gim'e ketat. Akhire aku lihat statistik dan memutuskan gambling free throw ae pisan,” tambah Mas Ojik.
Kepiawaian melatih pria ini berhasil membuatnya melihat celah dari Stella Maris. Ia segera merubah pola permainan Wolulas agar mampu memperoleh fast break point.
“Karena awalnya memang gambling. Aku awal pengen full court. Game pertama ga fokus dan akhire onok beberapa miss,” katanya. “Ya lek diomong one man show, ya memang begitu. Karena yang tak tekankan ke anak-anak, bola target ke Reza (kapten Wolulas),” tutur pelatih itu.
Selain melatih, Mas Ojik juga memotivasi anak didiknya untuk tetap semangat bermain basket, apalagi di kompetisi sebesar DBL. Ia ingin mereka bisa menorehkan prestasi yang bermanfaat bagi diri masing-masing.
“Langkahmu masih mau ke SMA. Kamu ikut DBL biar dilihat. Biar berprestasi dan gampang lanjut sekolah,” pesan pria berzodiak Leo ini.
Menyambut laga mendatang, coach Ojik juga punya beberapa evaluasi untuk timnya. Ia ingin segera berbenah agar bisa dapat hasil yang lebih baik kedepan.
“Aku kurang mempersiapkan defense sih Mas, karena dari awal aku menekankan offense. Yang intinya, mereka tak jelaskan cara one to man itu gimana, transisi dari menyerang ke bertahan itu gimana,” bebernya.
Ia kemudian mengutarakan keinginan kompetitif-nya dengan jelas.
“Aku emoh kalah ae. Pegal-pegal kalah, ya mending pegal-pegal menang,” tutup Mas Ojik.
Percakapan kami masih berlanjut selama beberapa menit, sampai pada akhirnya harus ‘balik kanan’ karena ada giat masing-masing.
Perjuangan dari kedua tim patut diapresiasi setinggi-tingginya. Tak terkecuali putra Stelma. Stella Marris diketahui hanya menerjunkan delapan penggawa sekolahnya. Bukan tanpa sebab, mereka terkendala jersey yang belum jadi, sehingga tidak bisa berlaga mewakili sekolahnya.
Meski begitu, apresiasi untuk tim SMPN 18 Surabaya dan SMP Stella Marris Surabaya. Kalian sukses membuat laga pertama Junior Exhibition Games 2024 Surabaya sangat berkesan. Good game.
Junior Exhibition Games 2024 Surabaya merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025.
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.
Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.