Kecil-kecil cabe rawit. Pandu Wira Laksmono, garda SMAN 1 Gedangan, menjadi mimpi buruk Smandalas (sebutan SMAN 12 Surabaya).
Yap, basket putra Smanig (sebutan SMAN 1 Gedangan) berhasil membuka perjalanan mereka di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 dengan kemenangan.
Menghadapi Smandalas pada gim ketiga Senin, 12 Agustus 2024, Putra Smanig menang dengan skor akhir 30-17.
Pandu Wira Laksmono menjadi pemeran antagonis bagi skenario kemenangan Smandalas.
Baca juga: Pelatih Felix Pastikan Putra MSCS Lebih Tangguh di DBL Surabaya Musim Depan
Pemain yang punya tinggi badan 163 sentimeter tersebut sungguh licin di lapangan. Tusukannya berbahaya plus tembakannya juga tajam dengan akurasi 71 persen (7-9). Oh iya, pada laga kali ini Pandu Wira mencetak 14 poin plus 10 steal.
Yap, selain bidikannya yang tajam, Pandu juga gemar mencuri bola! Ia menjadi pengumpul steal terbanyak pada laga kali ini.
Penampilan gemilangnya hari ini ternyata ada andil makanan favoritnya.
"Gara-gara makan mie instan kali ya makanya hari ini bisa wangi," ujarnya.
Yap, Pandu begitu suka dengan mie instan. Ia paham betul hal itu tidak bagus untuk kesehatannya. "Namanya juga sudah suka jadi gimana lagi. Apalagi kalau yang mie goreng hahahaha," sambungnya.
Baca juga: Tak Pernah Meleset! Tembakan Tiga Poin Fajri Bawa Kemenangan Bagi Putra Smanisda
Cerita tak kalah menarik lainnya adalah keputusan Pandu Wira memilih nomor punggung untuk tanding di DBL Surabaya tahun ini. Yap, ia memilih nomor punggung 88 bukan tanpa sebab.
"Sebenarnya milih 88 itu karena total tanggal lahir ayah, ibu, mbak (kakak cewek), mas (kakak cowok), sama aku," ungkapnya.
Yap, Pandu merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Cowok yang menghabiskan masa kecilnya di Medan ini sudah suka basket sejak SMP.
"Aku dari SMP sudah basket. Seru aja gitu kalau bisa poin. Tapi, sampai sekarang ya cuman ikut ekstra (ekstrakurikuler) aja. Engga yang sampai ikut klub atau apa gitu," terangnya.
Tanding di DBL Arena merupakan pengalaman perdana bagi Pandu. Ini juga menjadi momen pertama sekaligus terakhir. Bisa mengukir cerita indah di DBL Surabaya menjadi bahan bakar semangatnya untuk menatap masa depan.
"Pengennya aku masuk Unair. Kalau dapat beasiswa basket tambah seneng lagi. Doain aja bisa konsisten main bagus," cetusnya.
Hadirnya sosok Pandu menjadi bukti bahwa tinggi badan bukan permasalahan utama basket Indonesia. Determinasi dan kemauan menjadi pembeda Pandu Wira dengan pemain-pemain lainnya. Terus berlatih dan jangan cepat puas, Ndu!
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)