Bukan hanya skuad Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 yang bisa belajar dari perbasketan di Amerika Serikat. Dengan mengikuti perjalanan tim DBL.id mendampingi skuad Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 selama di Amerika Serikat, kalian juga bisa belajar banyak hal loh.

Masih ingat kan kemarin DBL.id membagikan cerita tentang bagaimanan sistem pertandingan di Nike Tournament of Champions? Itu loh turnamen bergengsi di bawah naungan NCAA atau National Collegiate Athletic Association yang diikuti tim putri Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024.

Buat kalian yang ketinggalan, selama di Amerika Serikat, skuad Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 memang mengikuti turnamen berbeda. Tim putri mengikuti Nike Tournament of Champions. Sementara tim putra Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 mengikuti National Summer Classic.

Nah setelah membahas soal sistem pertandingan di Tournament of Champions, sekarang DBL.id akan mengajak kalian melihat lebih dekat gimana sih profesi wasit basket di Amerika Serikat.

Kebetulan, tim DBL.id punya kesempatan ngobrol dengan beberapa wasit yang bertugas di National Summer Classic, nih. Turnamen yang diikuti tim cowok.

So, gimana sih profesi wasit basket di Amerika Serikat? 

First thing first, yang perlu kalian tahu adalah wasit yang bertugas di National Summer Classic merupakan wasit level high school yang sedang training untuk menjadi wasit di level college.

Di Amerika Serikat sendiri ada beberapa tingkatan wasit sesuai dengan rules yang diadaptasi. Dimulai dari level terbawah ada high school, college, divison III, division II, division I, dan pro. 

Wasit di semua level itu bekerja sesuai dengan regulasi pertandingan yang ditetapkan oleh institusi yang berbeda. Untuk level high school mengadaptasi peraturan dari National Federation of State High School Association (NFHS). Sedangkan di level college, mereka menggunakan rules NCAA.

"Level high school ada rules sendiri, college ada rules sendiri, rules-nya berbeda," tutur Randy Fox, instruktur All Collegiate Officiating, sebuah kamp pengembangan wasit basket di Illinois, yang bertugas mengawasi wasit di National Summer Classic.

Randy Fox, instruktur di All Collegiate Officiating, saat memberikan evaluasi kepada wasit yang bertugas di National Summer Classic, pada Minggu, 28 Juli 2024

Menariknya, wasit di Amerika Serikat hanya memiliki seritifikasi rules yang ada di level mereka. Misalnya, jika wasit tersebut ada di level high school, mereka hanya tahu peraturan untuk kompetisi high school.

Jika mereka ingin naik level untuk bertugas di kompetisi college, ada dua proses yang harus mereka lewati. Mereka harus training dan lolos tes menjadi wasit level college.  

"Jika kamu ingin menjadi wasit di level college, kamu harus punya lisensi wasit high school dan menjalani training serta penilaian di level selanjutnya," ungkap Albert Raya, salah satu instruktur All Collegiate Officiating, saat bertemu tim DBL.id di kompetisi National Summer Classic, pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Salah satu alasan wasit harus menjalani training untuk setiap naiknya tingkatan adalah semakin kompleksnya pertandingan. Misalnya, sebagian besar kompetisi di level high school tidak menerapkan penggunaan shot clock. Sedangkan, kompetisi college wajib menggunakan shot clock

"Kalau ada shot clock wasit akan dituntut untuk lebih aware bukan? Jadi kita harus me-manage banyak hal, permainannya, shot clock, players, pelatih, bahkan penggemar, dan kita menyebut itu semua sebagai 'game management'," lanjut Albert. 

Albert Raya, saat bertugas menjadi instruktur wasit di National Summer Classic, pada Minggu, 28 Juli 2024

NFHS tidak mewajibkan penggunaan shot clock di level high school. Tetapi membebaskan setiap negara bagian untuk mengatur penggunaan shot clock. Kebetulan di Illinois, negara bagian tempat Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024 bertanding, tidak menggunakan shot clock

Sebenarnya ada negara bagian di Amerika Serikat yang menggunakan shot clock untuk kompetisi basket level high school. Salah satunya New York. Hanya saja perhitungan waktunya juga berbeda. "Perhitungan waktunya 35 detik, bukan 24 detik seperti FIBA Rules. Sedangkan di level college, shot clock diatur 30 detik," jelas Albert. 

Berbeda dengan Indonesia, semua wasit yang bekerja dalam pertandingan basket di Indonesia menggunakan rules dari FIBA. Karena semua pertandingan di Indonesia, baik di level SMA hingga profesional, menggunakan regulasi yang sama: FIBA Rules.

Kalau setiap negara bagian di Amerika Serikat punya rules sendiri, terus gimana dong kalau wasit tersebut pengen pindah rumah dan tetap kerja di negara bagian lainnya? Tetap bisa! wasit hanya perlu memberikan informasi kepindahannya ke kamp tempat dia training.

"Nanti, kamp (seperti All Collegiate Officiating) lah yang membantu merekomendasikan ke kamp di negara bagian dia mau pindah, tidak ada larangan apapun," kata Albert.

Yang membedakan antara wasit di Indonesia dan di Amerika Serikat bukan hanya panduan aturan. Namun secara uniform juga loh.

Di Indonesia, seragam wasit hanya memiliki satu warna abu-abu. Namun, di Amerika Serikat seragam wasit berbeda di setiap level pertandingan.

"Bahkan untuk kategori perempuan dan laki-laki seragamnya juga tidak sama. Wasit untuk women college punya seragam sendiri. Sedangkan men college juga punya seragam sendiri," ungkap Randy.

Lantas, gimana sih peluang karier wasit di Amerika Serikat?

Di Amerika Serikat, wasit merupakan pekerjaan sampingan. Mirip seperti di Indonesia. 

Hanya saja, wasit-wasit di Amerika Serikat memiliki background pekerjaan utama yang lebih beragam. 

Jika di Indonesia, kebanyakan wasit memiliki pekerjaan utama sebagai guru, dosen, atlet, hingga personal trainer. Sedangkan di Amerika Serikat pekerjaan utama mereka bisa dari akuntan, jurnalis, dan masih banyak lagi. 

"Di tier terbawah dari college referee mereka punya pekerjaan lain, tapi kalau mereka sudah dalam pertandingan level pro, biasanya menjadi wasit memang pekerjaan utamanya," terang Randy.

Wasit juga menjadi pekerjaan sampingan yang cukup menjanjikan di Amerika Serikat. Menurut Albert Raya, ia bisa menghasilkan sekitar USD 15.000-20.000 per tahun. Setara dengan Rp 320 juta. Itu sudah termasuk incharge di regular season

"Wasit itu menjadi pekerjaan yang menjanjikan uang. Gajinya besar. Kamu bisa digaji per game di sini. Misalnya, di level college kamu bisa dapat sekitar USD 80-90 per game. Di level division III kamu bisa dapat USD 190-220 per game. Di division II kamu akan digaji USD 275-300, di division I kamu bisa digaji USD 1500-5000 terus meningkat setiap levelnya," ungkap Albert.

Albert sendiri sudah lebih dari 54 tahun menjadi seorang wasit basket di Amerika Serikat. Kini usianya 81 tahun. Albert kini menjadi instruktur dari All Collegiate Officiating. Tugasnya adalah melakukan training, menilai, dan mengajari wasit yang akan bertugas untuk regular season

"Di waktu summer seperti ini, wasit-wasit ini belajar untuk menjadi wasit di level college. Kami mengedukasi mereka bagaimana menjadi wasit di level yang lebih tinggi sebelum regular season mulai di bulan Oktober-Maret," tandasnya.(*)

Populer

Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Pantang Menyerah, Zikra Ingin Tutup Masa SMA dengan Manis di DBL Camp
Akhirnya Smansa Denpasar Kawin Gelar Lagi!