Pada musim 2023-2024 panggung DBL sukses menggelar liga basket antarpelajar di 31 kota yang tersebar di 23 provinsi. Langkah awal DBL mulai berekspansi ke kota-kota di Indonesia sejatinya di mulai pada tahun 2008.

DBL sendiri baru menggelar kompetisi mereka pada tahun 2004. Tercatat setelah empat tahun sukses di Jawa Timur, DBL melebarkan sayapnya ke berbagai daerah lain di Indonesia.

Padahal sukses membagi peta persaingan juara DBL Jawa Timur menjadi dua wilayah saja sudah merupakan pencapaian terbaik DBL kala itu. “Bagi kami, itu (perkembangan DBL di Surabaya dan Malang) saja sebenarnya sudah termasuk perubahan besar,” kenang Azrul Ananda.

Keputusan sudah dibuat dan tekad sudah bulat. Pada tahun 2008 Kota-kota ditambah yang awalnya dua menjadi delapan kota baru. Kota-kota baru itu adalah Palembang, Pekanbaru, Makassar, Manado, Mataram, Pontianak, dan Banjarmasin, plus Yogyakarta.

Menariknya di sini. Persebaran awal kota-kota tersebut sebenarnya secara spontan.

Baca juga: Kata Mereka, Respect The Game di Kompetisi DBL Menguntungkan, Kok Bisa?

“Sejatinya tidak ada alasan khusus kenapa memilih kota-kota itu. Tapi, kalau dilihat lagi ke belakang lucu saja soalnya setiap pulau sudah ada DBL waktu itu,” ungkap Azrul Ananda, founder PT DBL Indonesia.

Yup, di Sumatera ada Palembang dan Pekanbaru. Letak keduanya terbilang strategis jika nantinya dikembangkan lagi ke Padang, Medan, serta Aceh. Pun demikian di Pulau Sulawesi ada Makassar dan Manado yang letaknya juga tak kalah strategis jika pada kemudian hari bakal menyebar bagian tengah Pulau Sulawesi.

“Jadi gini waktu kita (DBL Indonesia) berencana awal ekspansi itu aku ingat sekitar awal tahun 2007. Sudah ada rencana kalau DBL mau ekspansi ke beberapa kota. Kita list dulu kotanya dan diskusi tentang itu. Bergerak untuk survey ke setiap kota,” ujar Yondang Tubangkit, General Manager DBL Indonesia.

Kala itu syarat penting panggung DBL bisa digelar adalah tempat para student-athlete berlaga.

Tampak tangga GOR Andi Mattalatta Makassar yang masih konvensional. GOR Andi Mattalatta Makassar menjadi arena pertandingan DBL Makassar 2023

Baca juga: Skill Utama, Namun Attitude Jadi yang Pertama Dalam Kompetisi DBL, Mengapa?

“Kota-kota itu (Makassar dan Manado) itu sudah ada venue-nya. Setidaknya, saat itu, itu dulu. Waktu ekspansi ke Manado itu, GOR di sana sudah berusia puluhan tahun dan belum direnovasi. Kendalanya ya sulit mencari yang proporsional. Tapi ya ada,” imbuhnya.

Lapangan menjadi tempat student-athlete menjaga mimpinya di basket benar-benar menjadi persoalan serius pada awal-awal DBL mengudara keluar Jawa Timur.

“Ada beberapa venue yang kita sampai harus bawa lapangan sendiri. Ada beberapa pula yang memang lapangannya sudah ada. Di Palembang misalnya, kita gak bawa lapangan memang di sana sudah ada lapangannya. Tapi, kondisinya parah. GOR-nya bocor, tribune juga cuman satu sisi. Menyedihkan kondisinya,” terangnya.

Kisah yang tepat menggambarkan perluasan cakupan liga DBL bak seperti misionaris-misionaris dahulu kala. Bagaimana DBL datang membawa sebuah ideologi dan pemahaman baru, masuk ke sebuah kota dan menyebarkan apa yang benar dan baik di kota tersebut.

Baca juga: Respect The Game, Aturan Khusus DBL yang Penuh Makna untuk Pengembangan Basket

“Tantangan kita waktu awal-awal movement (ekspansi) ya bagaimana kita bisa menjelaskan hal (filosofis DBL) yang akhirnya belum ada. Bahkan mengubah kebiasaan yang kurang tepat menjadi tepat,” ungkapnya.

Barangkali waktu itu Mas Yondang dan teman-teman yang menjadi misionaris awal belum merasakan betul dampak dari hadirnya DBL di kota-kota awal. Tidak ada sesuatu yang instan dan langsung menjadi besar.

Beberapa dari kota-kota awal tersebut kini olahraga basketnya sudah lebih digandrungi. “Memang benar akhirnya kota-kota awal yang kita datangi mulai berkembang. Basketnya berkembang dan dampaknya buat basket sangat terasa. Sampai ada yang renovasi GOR, bangun GOR baru. Butuh proses yang lama untuk merasakan dampak itu,” cetusnya.

Kini 20 tahun DBL mengudara dampak tersebut mulai terasa. Pertandingan yang awalnya digelar di tempat seadanya kini sudah menjadi panggung megah bagi para peserta.

Lantai lapangan sudah jauh lebih baik. Papan skor lebih canggih, tribune penonton yang sudah lebih baik. Bahkan laga final DBL Jakarta digelar di Indonesia Arena. Arena indoor terbesar di Indonesia dipakai untuk menggelar final liga basket antarpelajar.

Lihat cerita-cerita menarik DBL dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia selengkapnya di sini

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa