ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

SMA Fatih Bilingual School dan SMAN 3 Banda Aceh setelah bertanding di babak Fantastic Four Honda DBL with Kopi Good Day 2023 Aceh

Kompetisi DBL itu harus proper. Dalam kesempatan chit-chat dengan Azrul Ananda, CEO sekaligus Founder DBL Indonesia itu selalu mengulang-ulang kalimat pertama tersebut. Proper di sini berarti layak, benar, dan terstruktur.

Itu lah mengapa, ketika DBL Indonesia membuat kompetisi, tidak hanya memikirkan soal pertandingan dan hiburannya saja. Tetapi juga turunannya, yang kemudian menjadi regulasi pertandingan, partisipan, dan hal-hal mendasar seperti kostum, nilai rapor, dan lainnya.

Setiap tahunnya, DBL Indonesia selalu mengevaluasi regulasi-regulasi tersebut. Salah satu regulasi pertandingan yang diatur dalam blueprint Peraturan Pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day adalah Respect The Game. Aturan ini sebenarnya berlaku pada 2016 lalu.

Baca juga: 20 Tahun DBL Dance Jadi Wadah Berkreasi Anak Muda

Respect The Game adalah regulasi khusus yang dibuat dan dimiliki oleh DBL Indonesia untuk tim basket yang bertanding. Di mana, tim yang unggul 20 poin wajib melakukan formasi bertahan yang tidak melewati garis tengah lapangan (half court).

Jika ditilik dari rekam jejak regulasi Respect The Game ini, sebenarnya ada perubahan sejak pertama kali diterapkan. Pada 2016 lalu, regulasi Respect The Game mengatur tim yang unggul harus bertahan di bawah garis three point.

“Tapi, di tahun 2021 kita ganti menjadi tidak melewati garis half court. Kita berpikir bagaimana caranya ketika mereka tertinggal, tim yang menang bisa kembali jaga dengan tidak memberikan pressure yang berlebihan,” jelas Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia.

Baca juga: Filosofi Masa Depan di Balik Ketatnya Regulasi Jersey DBL

Alasan diberlakukannya regulasi Respect The Game ini tidak lain untuk memberikan edukasi kepada pemain basket muda level SMA. Serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk bisa berpartisipasi dan berkontribusi lebih besar dalam tim.

Tim putri SMA Olifant dan SMA Stela Duce 1 Yogyakarta usai bertanding di babak Fantastic Four Honda DBL with Kopi Good Day 2023 DI Jogjakarta

Donny bercerita, zaman sebelum diberlakukan Respect The Game, tim-tim sekolah terlihat begitu timpang. Ada ketimpangan dalam segi kemampuan individu maupun tim. Sehingga, sering kali mereka tertinggal jauh saat bertanding.

“Ketika di lapangan, tim menang bisa jaga dengan baik, tim kalah bisa mengembangkan permainan dengan baik. Respect The Game bukan membiarkan lawan dengan mudah cetak skor, kita boleh defense ketat lawan. Tapi di half court bukan front court,” ujar Donny.

Hal ini juga diamini oleh Basketball Director DBL Academy sekaligus mantan pemain profesional, yaitu Erwin Triono. Menurutnya, basket itu bukan soal pertandingan saja. Lebih dari itu, di dalamnya ada satu hal penting yang harus diketahui oleh pemain, yaitu soal menghargai lawan.

Baca juga: Cik Nyimas Melawan Komplikasi Demi Wujudkan Mimpi Zaki Main di DBL

“Masing-masing tim juga bisa mengevaluasi permainan mereka. Tim yang menang bisa mengevaluasi defense, tim yang kalah bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam offense,” tutur Erwin.

Secara psikologis pun Respect The Game ini sangat bermanfaat bagi pemain basket muda level SMA. Pertama, tim yang unggul akan ditempa mentalnya. Pelatih maupun pemain akan menerapkan analisa SWOT. Mereka bisa meningkatkan kemampuannya di level selanjutnya.

Kedua, tim yang tertinggal bisa mengevaluasi diri, mencari celah lawan, dan memanfaatkan peluang dengan meningkatkan kemampuan dalam menyerang. Tim yang tertinggal punya kesempatan untuk mengembangkan permainan mereka. 

Berbicara soal regulasi-regulasi di DBL Indonesia, DBL Play akan membahasnya lebih lengkap di artikel selanjutnya. 

Nantikan konten dan artikel DBL Play berikutnya, spesial dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia! (*)

Lihat cerita-cerita menarik DBL dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia selengkapnya di sini

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY