Kompetisi DBL bukan hanya sekadar pertandingan basket saja. Lebih dari itu, di dalamnya ada gengsi, perjuangan, dan hiburan. Nilai ini yang kemudian membuat DBL Indonesia berhasil bertahan hingga 20 tahun.
Konsistensi menjaga kualitas pertandingan yang dikemas dengan berbagai hiburan yang tidak membosankan. Sehingga, student-athlete bisa menikmati masa-masa SMA mereka bermain di DBL.
Nilai ini sebenarnya juga mengacu pada prinsip partisipasi yang diusung oleh DBL Indonesia. Bahwa partisipasi adalah income, prestasi adalah cost.
Baca juga: Filosofi Masa Depan di Balik Regulasi Ketat DBL
Dari sana, DBL Indonesia tidak hanya menyajikan pertandingan basket saja. Melainkan juga membuka kompetisi untuk perlombaan dance.
"DBL itu berbeda dengan kompetisi lainnya, mulai dari value dan entertainmentnya. Kita memberikan panggung partisipasi nggak cuma untuk tim basket. Tim dance sekarang juga dilihat menjadi bagian dari DBL, nggak cuma tim basket," jelas Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia.
Dari alasan dan prinsip partisipasi tersebut, DBL Indonesia mewajibkan setiap sekolah yang mengirim tim basketnya juga turut mendaftarkan tim dance di kompetisi DBL.
Aturan ini diberlakukan sejak 2004, tahun pertama kompetisi DBL dimulai dan sekaligus menjadi hari kelahiran DBL Indonesia.
Format kompetisi tim dance pun ditetapkan sejak saat itu. Tim dance akan tampil di tengah lapangan ketika jeda pertandingan.
Selain itu, DBL Indonesia juga punya regulasi khusus tim dance. Ya, seperti aturan-aturan lain, DBL Indonesia selalu mengatur elemen pertandingannya sampai ke hal-hal mendasar.
Baca juga: Pelatih Harus Berpakaian Formal Jika Ingin Ikut DBL, Kenapa Ya?
Salah satunya adalah dengan jumlah minimal anggota tim dance. Satu tim dance harus mendaftarkan minimal delapan anggota jika mereka berkompetisi di kota dengan sistem gugur.
Sementara tim yang berada di kota atau series sistem setengah kompetisi wajib mendaftarkan minimal 10 orang dan maksimal 12 orang dalam satu tim.
Karena alasan partisipasi pula, DBL Indonesia memberikan sanksi jika tim dance melakukan pelanggaran. Contohnya, jika anggota tim dance kurang dari minimal delapan anggota saat pertandingan berlangsung, maka tim basket dianggap gugur atau walk out (0-20).
"Sekali lagi, kita ini semangatnya partisipasi dan student-athlete. Kompetisi dance ini bukan hanya sekadar entertain, tapi juga menjadi wadah untuk anak-anak selain basket," tegas Donny.
Baca juga: Student-athlete oleh Azrul Ananda, Regulasi yang Dulu Tabu hingga Jadi Standar!
Nah, untuk tim dance yang akan berkompetisi di DBL, mereka juga akan diberikan tema. Tema ini harus mereka sesuaikan dengan konsep koreografi dan musik yang akan mereka tampilkan di tengah panggung (lapangan).
Setiap tahun, temanya berbeda. Tema tim dance ini juga diberlakukan sejak tahun 2018 lalu.
Berbicara soal regulasi-regulasi di DBL Indonesia, DBL Play akan membahasnya lebih lengkap di artikel selanjutnya.
Nantikan konten dan artikel DBL Play berikutnya, spesial dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia! (*)
Lihat cerita-cerita menarik DBL dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia selengkapnya di sini