ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Ferry Setyawan baru satu musim menjadi nahkoda kapal SMA Pelita Nusantara Kasih Surakarta. Ia adalah sosok di balik kisah sukses SKPNK menjadi raja basket Solo

SMA Pelita Nusantara Kasih Surakarta berhasil memberi kejutan di Honda DBL with Kopi Good Day 2023 Central Java Series. Musim 2023-2024 merupakan musim kedua tim putra SKPNK (sebutan SMA Pelita Nusantara Kasih Surakarta) bertanding di ajang DBL Solo.

Hadirnya putra SKPNK membuat peta perburuan gelar juara semakin seru. Buktinya, pada tahun kedua mereka bermain, anak-anak SKPNK berhasil keluar sebagai jawara DBL Solo.

Di balik keberhasilan SKPNK menjadi kampiun DBL Solo itu ada nama Ferry Setyawan. Ia adalah pelatih SMA Pelita Nusantara Kasih Surakarta.

Hebatnya, baru saja menjadi nahkoda kapal di musim 2023-2024, gelar juara berhasil dipersembahkan oleh sang pelatih.

Baca juga: Ferry Setyawan Sosok di Balik Moncernya SMA Pelita Nusantara Kasih di Surakarta

Ternyata bola basket sudah akrab dengan keseharian coach Ferry. Sebelumnya pada awal-awal tahun 2000-an, coach Ferry pernah aktif sebagai pemain profesional. Kala itu kompetisi basket tidak sebesar sekarang.

Simak obrolan santai tim DBL Play dengan pelatih yang ternyata berzodiak Pisces tersebut.

Boleh diceritakan coach, bagaimana awalnya banting setir dari pemain ke pelatih?

Saat sempat main untuk Pacific Caesar sampai 2006. Kebetulan pada tahun 2000, saya berkesempatan main untuk PON Jatim (membela Jawa Timur). Setelah itu, pada 2006 itu saya bersama Kak Amran (Wan Amran) pegang tim putri Rajawali Sakti. Sekitar tahun 2008 kami (Rajawali Sakti) balik lagi naik ke Kobanita.

Rajawali Sakti itu ikut Kobanita (kompetisi basket profesional untuk basket putri). Kebanyakan pemain muda binaan saya saat itu bermain juga untuk PON Kaltim (Kalimantan Timur). Puji Tuhan dapat medali emas (tim basket putri Kaltim). 

Sebagai orang yang terjun di dunia basket sejak awal 2000-an, coach Ferry pasti mengikuti perkembangan basket usia muda juga. Bagaimana sih dinamika basket di Surabaya sebelum ada DBL?

Di awal 2000-an memang setahu saya sudah ada kompetisi basket antarsekolah. Tapi, menurut saya saat itu kompetisinya berhenti sampai pada mengejar juara saja. Tidak ada goals lanjutan selepas juara.

Akhirnya basket untuk usia muda saat itu tak begitu dilihat seperti sekarang.

Maksud dari tidak ada goals lanjutan itu seperti apa coach?

Sederhananya, perkembangan basket sebelum dan sesudah ada DBL itu sangat terlihat dari hype-nya. 

Sebelum ada DBL, kompetisi basket SMA itu kurang dilihat. Mungkin ramai iya, tapi ramainya ya sebatas siapa lawan siapa di partai final.

Nah, setelah ada DBL beda sekali menurut saya. Sebab arah kompetisinya sangat terlihat jelas. Ada jenjang yang jelas. Serta ada hal yang dikejar oleh setiap sekolah. Semisal mengejar champion, mengejar juara dance, suporter, tim terbaik. Belum lagi ada camp dan All-Star. Dari sini saja terlihat jelas kalau ada begitu banyak goals, kan.

Kalau soal penonton coach seperti apa animo waktu itu?

Jujur, animo penonton sejak ada DBL sangat luar biasa. Apalagi waktu itu saya masih di Surabaya. Saya merasakan betul bagaimana basket anak SMA bisa seramai itu. 

Sebagai pelatih bagaimana sih coach Ferry melihat kompetisi DBL?

Menurut saya kompetisi DBL sebagai tempat untuk anak-anak SMA mengembangkan potensinya, terutama di olahraga basket.

Selain itu siswa juga dituntut tetap mengutamakan pelajaran (konsep student athlete). Saya rasa sistem seperti ini baru saja ada ya setelah DBL melakukannya.

Dengan konsep student athlete tersebut apa justru tidak membuat coach Ferry sebagai pelatih kesulitan mencari pemain?

Enggak. Justru bagus karena mengutamakan disiplin. Aturan itu membuat sekolah bisa menuntut siswanya disiplin.

Di DBL mereka juga digembleng menjadi seorang profesional yang bertanggung jawab akan nilai-nilai pelajarannya.

Anggap saja pemain tersebut ingin main di DBL. Pengen bisa ke Amerika Serikat lewat DBL All-Star. Berarti pemain ini bukan hanya harus bekerja keras di latihan. Tapi, juga harus pintar di sekolah. Sikap pantang menyerah akhirnya terbentuk dari hal-hal sederhana itu.

Melihat fenomena mayoritas pemain DBL di ajang internasional mewakili Indonesia. Bagaimana coach Ferry melihat hal tersebut?

Balik lagi, ada begitu banyak potensi yang terlihat karena kompetisi DBL. Bisa muncul atlet-atlet muda yang berbakat.

Apalagi ada wadahnya di DBL Camp. Tujuan dari camp itu kan untuk mempersiapkan pemain-pemain terpilih ini ke jenjang yang lebih lanjut.

Jadi ya saya gak terlalu kaget kalau banyak pemain-pemain tim nasional kelompok umur itu mayoritas pemain DBL. Memang seperti itu sistem yang tepat.

Kembali tentang SKPNK yang baru ikut DBL dua tahun. Apa saja dampak yang dirasakan oleh coach Ferry dari mengikuti DBL?

Walaupun baru satu musim bersama SKPNK, saya merasakan betul dampak positif dari ikut DBL. Sekolah lebih dikenal lagi di wilayah Solo. Jujur buat sekolah baru ini juga menjadi tempat buat mencari siswa baru kan.

Apalagi musim 2023 kan kita bisa juara. Mulai ada kepercayaan orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke SKPNK. Atau dari anaknya sendiri yang mau masuk SKPNK biar bisa ikut DBL.

Selanjutnya coach Ferry punya harapan apa untuk kompetisi DBL ke depannya?

Dari yang semua ada sudah oke. Ini cuman usulan besar dan bisa dibilang sangat liar. Sebelum ada DBL Camp ditandingkan dulu saja juara setiap series-nya. Jadinya ada juara nasional. Pasti seru hahahaha.(*)

Profil Ferry Setyawan bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY