Penantian panjang Halmaheranno Aprianto, siswa SMK Santo Mikael Surakarta, terbayar lunas dan manis. Butuh sekitar tiga tahun Ranno -sapaan karibnya- bisa berseragam timnas basket Indonesia untuk ajang internasional.

Bukan, bukan karena ia sedang cedera atau masa pemulihan. Toh, Ranno juga sejak kelas sepuluh SMK sudah bermain bersama sekolahnya pada kompetisi DBL. Selama itu pula ia berhasil menembus DBL Camp sebanyak tiga kali.

Oh iya, Ranno juga terpilih sebagai penggawa DBL All-Star dua kali (2023 dan 2024). Lantas apa yang membuatnya tak bisa berseragam tim nasional untuk kelompok umur? Jalan yang dipilih Ranno berbeda dengan teman-teman lainnya. Beberapa temannya memilih masuk SMA ketimbang SMK. Di SMK, Ranno bukan hanya belajar dan mengerjakan tugas serta ulangan.

Ia harus melakukan praktikum, lebih lagi pada kelas 11 dan 12 kegiatannya lebih banyak berputar pada praktikum ketimbang memegang bolpoin dan kertas ulangan. Hal tersebut juga yang membuatnya begitu sulit untuk menerima panggilan tim nasional.

"Pernah dipanggil buat Timnas U-16 waktu itu masih kelas sepuluh tapi aku gak bisa berangkat karena izin yang diperlukan terlalu lama dan waktu itu pas banget sama ujian akhir kenaikan kelas,” ujarnya

Yup, pilihan tersebut membuatnya harus lebih banyak bersabar menunggu ketimbang segera berseragam timnas di beberapa kejuaraan.

“Kalau gak salah itu ada tiga (Qatar FIBA U-16, Seleksi Patriots Muda, SEABA) yang aku absen ikut. Mau gimana lagi waktu itu juga sudah kebanyakan izin gak masuk sekolah karena basket. Jadinya ya sekolah gak ngizinin walaupun urusane timnas hahaha,” ungkapnya.

Kesempatan itu tiba baru-baru ini. Ketika ia telah menamatkan masa putih abu-abu. Namanya terpilih sebagai penggawa timnas basket putra untuk ajang ASEAN School Games 2024 di Vietnam. Pengalaman perdana Rano berseragam merah putih di level internasional.

“Pertama kali iki (ASEAN School Games 2024) main kanggo timnas. Sedurunge gak bisa terus. Mergo angel izin bentrok sama sekolah,” imbuhnya.

Benar saja, penantian panjang tersebut dibayar dengan manis oleh Ranno. Ia pulang membawa emas dari basket putra. Yup, pada partai final Indonesia mengalahkan Filipina dengan skor tipis 56-54. “Pisan melu Puji Tuhan bisa langsung kontribusi dadi juara hahahaha. Genah seneng banget, Mas,” terangnya.

Menurutnya perasaan juara bersama timnas berbeda dengan juara di beberapa kompetisi yang kerap ia ikuti. Ada perasaan bangga dan emosional yang ia rasakan untuk pertama kalinya sepanjang Ranno hidup, “Biasane ngerasakne juara itu wes biasa. Tapi, gak tahu ini kok beda. Ning ati rasane gereget. Lawannya sudah beda negara, pride-nya itu sing bedo,” ungkapnya.

Tidak ada yang lebih sabar dari seorang Ranno. Ia harus sabar menanti untuk bisa bermain membela Indonesia. Keputusan yang ia pilih sejak dini adalah keputusan tepat. Pendidikan menjadi hal paling mahal yang ia utamakan ketimbang hal-hal nonakademik.

Menjatuhkan pilihannya ke Kolese Mikael juga bukan sekadar memilih sekolah. Di sana Ranno diajarkan untuk bertanggung jawab sejak dini. Disiplin pula dengan segala resikonya.

Oh iya, Ranno sendiri harus menempuh jarak waktu satu jam untuk bersekolah, “Kan aku dari Klaten, sekolahnya di Solo. Kalau gak macet ya bisa 50 menitan. Biasane sing sue ki macet ning nggon Solo,” terangnya.

Tidak ada yang lebih sabar dari seorang Halmaheranno. Semangat Ranno! Selamat Indonesia.

Baca series "Menaklukan ASEAN" selengkapnya di DBL Play:

Seri pertama: Emas ASG 2024, Langkah Awal Indonesia Mendobrak Dominasi Filipina!

Seri kedua: Nama-nama Pemain DBL dan SAC yang Meraih Medali di ASEAN School Games 2024

Seri ketiga: Cliffton Wijaya: Menamatkan SMA dan Memimpin Timnas Putra Indonesia Juara!

Seri keempat: Bawa Timnas Juara di ASG Jadi Prestasi Terbaik Richie Bertrand Linardi

Seri kelima: Kilas Balik Deretan Student Athlete SAC yang Menaklukan ASEAN School Games 2024

Seri keenam: Dari Gunung Rinjani Sampai Da Nang Vietnam

Seri ketujuh: Nadia Aisha, Jawara Estafet Lintasan dan Renang

Seri kedelapan: Antara Lompat Jangkit dan Lompat Jauh

Seri kesembilan: Peran Krusial I Ketut Gede Bayu Prayoga dan Fakhri Afrinaldi di ASG 2024

Seri kesepuluh: Medali Emas ASG 2024: Penantian Panjang dan Langkah Awal Halmaheranno

Profil Halmaheranno Aprianto Lolaru Hady bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa