Siapa tidak kenal Cliffton Wijaya? Nama pemain asal SMA St Louis 1 Surabaya itu begitu harum di kalangan pebasket muda.

Kemoncerannnya di lapangan tidak perlu diragukan. Laki-laki berusia 17 tahun ini berhasil menorehkan gelar kelima beruntun di DBL Jawa Timur untuk sekolahnya. 

Prestasinya di lapangan juga membawa Cliffton terpilih menjadi DBL Indonesia All-Star. Bukan sekali-duakali. Tetapi, tiga kali! Perlu digaris bawahi pula, ia menjadi pemain putra pertama yang menyabet All-Star sampai tiga kali beruntun.

Prestasinya itu membawa Cliffton kerap dipanggil untuk memperkuat Timnas Basket Putra Indonesia. Pada 2022, Cliffton turut memperkuat Timnas Putra U16 di ajang FIBA U16 Asian Championship.

Baca juga: Tamatkan DBL, Cliffton Wijaya Cetak Hat-trick Tembus Skuad All-Star

Paling terbaru, dia membawa Timnas Putra juara di ASEAN School Games 2024. Pertama kalinya Timnas basket kelompok umur meraih medali emas di kompetisi internasional. 

Beruntung, Timnas Putra kelompok umur berhasil lolos ke final. Padahal, mereka sempat kalah dengan Filipina di babak grup. “Perjalanannya berat, lah. Akhirnya bisa ke final itu Puji Tuhan banget,” ujar Cliffton, lega.

“Waktu kita kalah dari Filipina di babak grup itu, memang aku pengin balas kekalahan ke mereka. Saat itu juga targetku adalah bawa medali emas,” lanjutnya.

Kemenangan pertama atas Filipina di ASG 2024 lalu menjadi puncak kebahagiaan Cliffton di masa SMA. Sebelum dia pindah ke Taiwan untuk melanjutkan studinya di National Tsing Hua University.

“Di babak final ini semua bisa main lepas. Walaupun pastinya ada tekanan. Cuma kita menghadapi tekanan tersebut dengan main enjoy, sabar, komunikasi sama teman juga,” cerita Cliffton ketika menghadapi tekanan dari Filipina.

Ia juga menceritakan tentang kondisi tim ketika pertama kali berlaga di ASG 2024. Saat itu, Timnas Putra melawan Laos di laga pertama. Meskipun menang, sebenarnya bukan hal mudah yang dilalui tim asuhan Rifky Antolyon itu.

Mereka membuka pertandingan dengan sulit. Soal komunikasi yang tidak lancar, Cliffton beralasan. Indonesia sempat tertinggal lima poin di kuarter pertama.

“Awal game kita memang agak kurang bagus secara individu maupun tim, komunikasi juga kurang. Kita ketinggalan karena kaget dengan cara main mereka, cuma akhirnya bisa beradaptasi,” tuturnya.

Laga kedua melawan Filipina. Cliffton sudah memprediksi sejak awal kalau Filipina memang lebih tangguh dari mereka. Namun, ia tetap percaya diri dengan kemampuannya dan tim.

Kekalahan diterima anak-anak Timnas Putra atas Filipina. Tidak ada alasan yang diberikan Cliffton. Ia hanya berujar, “semoga kita bisa ketemu di final.”

Lawan-lawan berikutnya, Thailand dan Singapura, berhasil mereka lalui dengan baik. Final di tangan. Tinggal satu langkah membawa pulang medali emas itu.

Cliffton menjadi pemain kunci di lapangan. Laju bola di bawah kendalinya. Tugasnya membuat bola darinya bisa mengancam area lawan, melalui passing atau assist. Sebelum akhirnya dieksekusi oleh rekannya.

Baca juga: Timnas Basket Putra Indonesia Raih Emas di ASG 2024!

Praktis, Cliffton mencatatkan 9 poin dan 9 assist di laga final kontra Filipina. Meskipun mengaku belum puas dengan kontribusinya dalam tim, Cliffton tetap bangga. Akhirnya ada emas yang ia sumbang untuk negara.

“Selanjutnya, aku mau fokus kuliah. Fokus belajar. Karena aku harus adaptasi lagi nanti di kampus. Doakan, ya, semoga bisa tetap lanjut basket juga di Taiwan,” tutupnya. (*)

Baca series "Menaklukan ASEAN" selengkapnya di DBL Play:

Seri pertama: Emas ASG 2024, Langkah Awal Indonesia Mendobrak Dominasi Filipina!

Seri kedua: Nama-nama Pemain DBL dan SAC yang Meraih Medali di ASEAN School Games 2024

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya