Kopi Good Day DBL Camp 2024 telah berakhir sejak 28 April 2024. Namun, kisah-kisah perjuangan para campers masih akan terus diwartakan. Tak hanya campers, para pelatih juga sudah sepatutnya mendapat sorotan.

Risdianto Roeslan, pelatih asal SMA Olifant Yogyakarta, merupakan salah satu pelatih yang terpilih masuk dalam jajaran skuad elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star.

Baca juga: Keren! Ricky Lesmana Satu-satunya Pelatih yang Berangkat All-Star Tiga Kali

Sekadar catatan coach Risdianto sudah dua tahun menjadi nahkoda SMA Olifant Yogyakarta di ajang Honda DBL with Kopi Good Day 2023 DI Jogjakarta Series. Selama itu pula sang nahkoda menyulap Olifant menjadi tim tangguh dan berhasil menjadi juara selama dua musim beruntun.

Penulis mensyukuri pertemuan dengan coach Risdianto. Perbincangannya membuka kembali cakrawala perihal basket. Mulai dari terus menumbuhkan keinginan untuk belajar dan berbagi.

Baca juga: Ke Amerika! Ini Skuad Elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024

Bagaimana coach ketika tahu namanya masuk di daftar pelatih DBL All-Star?

Pada waktu ini, saya merasa yang berangkat harusnya yang lebih muda. Saya sejak awal ikut camp itu cuman mau belajar. Ketemu sama teman-teman pelatih dari seluruh Indonesia.

Berarti cuman sebatas ingin belajar aja di DBL Camp ini?

Iya. Bahkan saya sempat mengajukan surat pengunduran untuk gak ikut camp. Alasannya sebenarnya sederhana, soalnya kampus yang saya latih ada turnamen di filipina. Berhubung turnamennya molor jadinya saya hubungi teman-teman DBL kalau jadi ikut apakah masih bisa. Syukur teman-teman DBL masih menerima saya.

Tapi, ada ambisi atau keinginan gak coach buat terpilih all star dan berangkat ke Amerika Serikat?

Engga ada. Saya hanya menikmati saja hari-hari selama kamp. Menikmati proses belajar sama pelatih-pelatih dari Australia, sharing sama teman-teman yang lain.

Dua hal menarik yang diucapkan oleh coach Risdianto. Soal belajar dan menikmati proses. Bisa deskripsikan gak coach maksud dari dua hal itu apa?

Kadang-kadang pelatih itu merasa sudah melakukan hal yang benar. Ketika kita ketemu dengan pelatih yang lain, kita dapat perspektif yang lain. Ternyata ada jalan lain yang bisa diadaptasi. Itu yang paling banyak saya dapat selama belajar dan memperhatikan betul pelatih-pelatih dari WBA (World Basketball Academy, Australia).

Ini kan bisa dibilang semua sudah didapat. Juara DBL Yogyakarta bareng tim putri SMA Olifant, berangkat DBL Camp, terus terpilih jadi pelatih DBL All-Star. Sudah puas belum coach atas pencapaian-pencapaian itu?

Belum. Soalnya masih ada hal yang harus dikejar lagi. Masih banyak yang harus digapai kayak mengawinkan gelar DBL Yogyakarta, terus berangkat DBL Camp lagi.

Dengan segudang ilmu yang sudah diambil selama kamp. Nantinya di Amerika Serikat juga bakal dapat ilmu-ilmu baru yang mungkin lebih detail dan sangat efisien, bakal dibagikan gak coach sama pelatih-pelatih di Yogyakarta?

Jujur, saya akan lakukan sharing secepat mungkin. Gak perlu nunggu pulang dari Amerika Serikat. Pulang dari sini (camp) saya sudah mulai berkabar sama teman-teman untuk mengadakan sharing. Pelatih-pelatih di Yogyakarta itu banyak yang potensial. Gak maul ah saya ambil sendiri ilmunya. Biar iklim basket di Yogyakarta itu lebih kompetitif. Daerahnya ikut berkembang juga. Demi basket Yogyakarta lebih baik lah, Mas.

Baik coach, terima kasih banyak

Sama-sama, Mas.

Profil Risdianto Roeslan bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

Populer

Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Pantang Menyerah, Zikra Ingin Tutup Masa SMA dengan Manis di DBL Camp
Akhirnya Smansa Denpasar Kawin Gelar Lagi!