Founder sekaligus CEO DBL Indonesia, Azrul Ananda berkesempatan membuka Kopi Good Day DBL Camp 2024 di GOR Soemantri, Selasa 23 April 2024. Beberapa saat setelah memulai berbicara di hadapan para campers -sebutan untuk para peserta DBL Camp- mata Azrul Ananda tiba-tiba nanar memandang jauh ke arah depan.
Di sana, di seberang jauh Azrul Ananda berdiri memberikan speech, duduk salah satu legenda basket Indonesia yang lahir dari kompetisi DBL. Dia adalah Arif Hidayat.
"Tahun ini DBL Camp digelar di tengah kompetisi DBL sudah berusia 20 tahun. Saat itu kalian semua belum lahir. Empat tahun kemudian (2008) kami pertama kali menggelar DBL Camp, dan di sana ada orang yang pertama kali merasakan masuk DBL Indonesia All-Star. Itu dia, Arif Hidayat," kata Azrul menunjuk Arif Hidayat.
Kebetulan Arif Hidayat tahun ini dihadirkan sebagai salah satu coach. Ia mendampingi para pelatih dari World Basketball Association (WBA) Australia yang dihadirkan untuk melatih para campers di Kopi Good Day DBL Camp 2024.
Saat tergabung dalam skuad DBL Indonesia All-Star, Arif Hidayat belum berkesempatan ke Amerika Serikat. Saat itu program international training untuk skuad DBL Indonesia All-Star digelar di Australia.
"Jadi adik-adik kesempatan berada di sini gunakan sebaik mungkin. Kejarlah mimpi kalian di sini," pesan Azrul pada para campers yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Dari Aceh sampai Papua.
Di hadapan para jurnalis yang datang meliput pembukaan Kopi Good Day DBL Camp 2024, Azrul mengatakan sejak dilahirkan 20 tahun silam, DBL Indonesia telah melahirkan puluhan ribu student athlete di seluruh Indonesia.
"Setiap tahun kami mengambil 300 student athlete untuk dilatih di DBL Camp ini. Di sini kami memilih 12 pemain putra dan putri terbaik. Mereka itu nantinya akan diberangkatkan ke Amerika Serikat untuk belajar," terang Azrul.
Menurut Azrul, bagi anak-anak SMA di Indonesia yang main basket, mimpi terbesar mereka adalah bisa berada di DBL Camp.
Baca Juga: Rendy Saputra Masih Jadi Pencetak Angka Tertinggi Beep Test di DBL Camp 2024
"Saya tentunya tahu anak-anak ini pasti memberikan apa yang mereka punya untuk menjadi yang terbaik. Mereka akan berkompetisi, melawan satu sama lain. Tidak semua bisa terpilih. Berkompetisi di sini ini nggak mudah. Kami akan melihat anak-anak yang benar-benar berusaha. Mereka yang sudah bekerja keras tentu akan kami berikan reward-nya," ungkap Azrul.
DBL Indonesia sendiri sudah sejak 2010 berkerjasama dengan WBA yang dikomandani oleh legenda basket Australia, Andrew Vlahov untuk membuat DBL Camp.
"Kami sudah bersama-sama membuat ini selama 15 tahun. Hasilnya? Kita semua tahu sebagian besar dari timnas basket Indonesia merupakan alumni dari program ini (DBL Camp). Banyak medali emas Indonesia yang diraih oleh atlet yang dulunya alumni dari program ini," terang Azrul.
Azrul menekankan saat ini di dunia basket sudah tidak ada lagi terobosan. Jadi, yang terpenting saat ini adalah konsistensi dan disiplin dalam menyelenggarakan program yang sudah baik.
Baca Juga: Monica Ignacia Tertinggi Beep Test Putri di DBL Camp 2024
"Yang kami lakukan adalah kami make sure anak-anak ini punya kesempatan yang sama. Yang penting konsistensi. Saya kira belum ada yang konsisten dalam menyelenggarakan kompetisi basket seperti DBL," ucapnya.
Di DBL Camp, kesempatan untuk berkembang bukan hanya untuk student athlete. Tapi juga untuk para pelatih. "Bagi pelatih, kesempatan level internasionalnya ada di sini. Mereka bukan sekadar ikut kelas, tetapi juga test drive pemain-pemain ini," kata Azrul.
Di DBL Camp, para pelatih memang nantinya mendapatkan kesempatan praktek melatih dengan berbagai kondisi dan tipe pemain. "Mereka dilatih, bisa nggak menggunakan set up place seperti ini. Jadi bukan hanya dapat pelajaran di kelas," ujarnya.
Baca Juga: Datang Dini Hari, Campers Manado Pantang Letih di DBL Camp 2024
Di balik konsistensi DBL Indonesia selama 20 tahun menggelar kompetisi basket pelajar, Azrul mengaku masih sedih karena belum hadir di semua provinsi. Saat ini kompetisi DBL digelar di 30 kota, namun memang belum mencakup seluruh provinsi di Indonesia.
"Seandainya kemarin tidak ada pandemi mungkin sekarang sudah (hadir di semua provinsi), tapi karena pandemi kami harus menata ulang lagi," ujarnya.
Azrul mencontohkan, saat ini kompetisi DBL belum bisa hadir di Gorontalo. "Kadang bukan karena kami nggak mau ke sana, tetapi ada daerah yang ada gedung basketnya belum ada. Malah pernah kami hadir di daerah itu belum ada Perbasi-nya," ujarnya. Ia mencontohkan saat pertama kali hadir di Kupang, Nusa Tenggar Timur, ketika itu Perbasinya belum punya kompetisi.
Azrul Ananda menyerahkan jersey simbolik pada Patricia Yessi (Brand Manager Kopi Good Day), Lexyndo Hakim (Ketua Perbasi DKI Jakarta), dan George Fernando Dendeng (Wakil Ketua Umum PP Perbasi)
Sementara itu, Andrew Vlahov mengakui konsistensi DBL Indonesia memang tak diragukan lagi. Terbukti 15 tahun bekerjasama dengan WBA bukan waktu yang singkat.
"Saya rasa Azrul lewat DBL telah menguatkan basket di dalam negeri. Kami sebagai bagian dari DBL Camp tentu bangga ketika banyak pemain dari sini kemudian menjadi tulang punggung timnas," kata Vlahov.
Menurut Vlahov, program-program yang disusun WBA memang di-setting untuk membawa anak-anak sukses membangun juara di masa depan.(*)