SURABAYA - Sixteenagers tak kuasa menahan tangis setelah SMAN 16 Surabaya tumbang di tangan SMA St. Louis 1 Surabaya dengan skor 72-38, Minggu (22/9) petang. Kekalahan ini membuat Sixteen-sebutannya, gagal melaju ke Big Four Honda DBL East Java Series 2019.
Ratusan Sixteenagers membirukan DBL Arena, Surabaya, Minggu petang. Mereka datang semata-mata untuk mendukung perjuangan Muhammad Adhim Ramadhan dan kawan-kawan. Mereka bernyanyi tanpa jeda mulai dari awal hingga akhir laga.
Tak sekadar meneriakkan chant-chant yang membakar semangat Sixteen, Sixteenagers juga menyuguhkan koreo nan apik, dan epik. Sayang, cinta harus bertepuk sebelas tangan. Perjuangan suporter di atas tribune, berbalas kekalahan tim putra Sixteen.
Semakin menyakitkan karena kekalahan itu membuat Sixteen gagal melaju ke Big Four seri Jawa Timur. Para penggawa Sixteen tertunduk lesu pecah sesaat setelah pertandingan berakhir. Setali tiga uang, Sixteenagers pun tak mampu membendung tangis.
Meskipun gagal melaju ke Big Four seri Jatim, Sixteenagers tetap mengapresiasi perjuangan tim basket sekolahnya. Adam Galatata Atmaja, koordinator Sixteenagers menuturkan, sebagai suporter, mereka tidak bisa memaksa tim basket Sixteen untuk selalu menuai kemenangan.
"Tim basket Sixteen sudah memberikan usaha yang maksimal. Kami ikhlas mendukung mereka. Kami bangga dengan mereka," kata Adam.
Tangis para suporter itu, menurut Adam, adalah bukti cinta kepada tim basket SMAN 16 Surabaya. "Kami tidak hanya bersuara dari tribune. Lebih dari itu, kami melakukannya dengan hati. Kami terlanjur sayang. Tidak hanya basket, semua olahraga lain pasti kami dukung," tutur Adam.
Tetap semangat Sixteenagers. Si pasukan biru. Sesuai nyanyianmu, kalian adalah perisai biru yang melindungimu Sixteen.