Nama Grace Christinalie, pemain SMA Darma Yudha Pekanbaru, hangat diperbincangkan berkat prestasinya di lapangan dan juga di dalam kelas.
Prestasinya di lapangan berhasil membawa tim putri SMA Darma Yudha Pekanbaru sukses memenangkan Honda DBL with Kopi Good Day 2023 Riau Series untuk pertama kalinya.
Padahal, Grace sendiri baru kelas X. Selain prestasi itu, Grace juga berhasil terpilih menjadi MVP atau pemain terbaik DBL Riau musim ini. Namanya begitu santer di kalangan pebasket muda, khususnya di Riau.
Baca juga: Kenalan Sama MVP: Grace Christinalie Checklist Dua Mimpinya Sebagai Rookie!
Berbicara soal prestasi, Grace ternyata tak hanya berhasil mengukir prestasi di non-akademik. Melainkan juga di level akademik. Ia 'jagoan' menghitung.
Saat duduk di bangku SMP, ia berhasil meraih Medali Emas pada OSN SMP Bidang Matematika 2022. Kemudian, ia berhasil menyabet Medali Emas di World International Mathematical Olympiad 2023. Terbaru, dia juga Juara 1 Logika UI (MTC-Tim) 2024.
Grace Christinalie, pemain SMA Darma Yudha, setelah memenangkan Medali Emas di World International Mathematical Olympiad 2023 (dok.pribadi)
Basket dan matematika adalah dua hal yang membutuhkan konsentrasi ekstra. Dua bidang ini perlu fokus dan perhatian lebih. Sifatnya repetitif. Siapa yang ingin mahir, harus latihan berulang-ulang dan terus-menerus.
Otomatis, ada tekanan di dalamnya. Ketika Grace disinggung soal tekanan itu, dia pun tidak menyangkal bahwa sempat menerima banyak tekanan. Apalagi, sudah sejak Taman Kanak-kanak (TK) dirinya bergelut dengan matematika.
"Waktu latihanku buat belajar matematika itu hampir setiap hari. Sekolah setengah hari, jam 12 sampai jam 18 dilanjut latihan matematika. Kadang, sih, penat juga. Karena harus kejar materi pelajaran di sekolah juga," ujar Grace.
Baca juga: Ingin Majukan Basket Riau, Grace Christinalie: DBL Camp Adalah Ladang Ilmu!
Namun, saat ia duduk di bangku SMP, rasa penat belajar matematika membawanya mencoba hal baru. Yaitu bermain basket. Sejak saat itu, Grace kerap bermain basket untuk sekadar rehat dari sibuknya menghitung.
"Makanya meskipun lebih fokus ke matematika, jadinya basket tetap terjaga karena saat penat main basket juga. Apalagi, sekarang basket juga sudah menjadi hobiku," tuturnya.
Grace juga mengakui, basket tidak selalu menjadi pelariannya dari matematika. Kadang pula, basket juga memberikan tekanan sendiri untuknya. Terutama ketika ia harus fokus berlatih untuk sebuah kompetisi.
Kewajiban itu kemudian membuat tekanan yang lebih besar untuk Grace. Beruntung, Grace punya cara sendiri untuk memanajemen tingkat stressnya. "Berdoa, ambil waktu tenang sendiri, dan biasanya refreshing dengan main basket," tandasnya. (*)