Laskar Gonz Membayar Kesetiaan Genoveva Pasha

| Penulis : 

Solid. Kata itu selama ini lekat dengan suporter tim basket yang selalu hadir di pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day. Dan, arti solidaritas serta sebuah persahabatan bukan imajinasi belaka. Laskar Gonz, suporter SMA Kolese Gonzaga Jakarta, membuktikannya.

Senin, 6 November 2023, puluhan hingga ratusan siswa Gonzaga bergerak dari rumah masing-masing menuju sekolah. Padahal, saat itu mereka sedang libur pasca festival yang diadakan di sekolah sehari sebelumnya.

Alasannya nggak sepele. Mereka pergi ke sekolah, lengkap dengan seragam hari Senin, untuk memberikan penghormatan terakhir pada Genoveva Pasha Gusti Kinasih. 

Minggu malam (5 November 2023 pukul 03.30 WIB) kabar kepergian Pasha diterima oleh warga sekolah. Sebelumnya, ia telah dirawat di rumah sakit selama satu minggu. Itu pun, ia harus berpindah-pindah dari rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain lantaran keterbatasan fasilitas dan perawatan.

Sebagai penghormatan terakhir ini, Laskar Gonz menjadi pembuka jalan bagi 'kepulangan' Pasha. Mereka berbaris, membuat lorong, mengibarkan bendera, hingga menyerukan mars Gonzaga. Seperti saat mereka nribun di DBL Jakarta.

Baca juga: Mengenang Genoveva Pasha 'Laskar Gonz' dan Nribun Terakhirnya di DBL Jakarta

Laskar Gonz memberikan penghormatan terakhir untuk Genoveva Pasha Gusti di SMA Kolese Gonzaga Jakarta (dok. Gerardo Gusti/pribadi)

Ditemui di salah satu kafe di bilangan Jakarta, Gerardo Gusti dan Gabriel Gusti, kakak dari Pasha, menceritakan kisah tersebut pada penulis. Gerardo tak mengira adiknya bakal diberi penghormatan seperti itu oleh Laskar Gonz. Layaknya prajurit yang gugur dalam bertugas.

Penghormatan terakhir yang diberikan oleh Laskar Gonz ini serupa ketika mereka pergi nribun. 

Laskar Gonz kompak melakukan itu karena momen terakhir sebelum Pasha jatuh sakit -dan akhirnya meninggal dunia- adalah nribun pertandingan Gonzaga melawan SMAN 43 Jakarta di DBL Jakarta Selatan, 16 Oktober 2023. 

"Sepulang nribun, Pasha sebenarnya sudah lemas. Tapi tetap ia paksakan masuk sekolah besoknya karena ada acara. Habis itu, ia harus dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal," ungkap Gabriel, kakak kedua Pasha sekaligus alumnus Gonzaga 2018.

Gerardo dan Gabriel baru sadar, DBL Jakarta adalah momen terakhir Pasha nribun. Bersama Laskar Gonz.

Pasha sendiri memang dikenal sebagai anak yang gemar nribun sejak kecil, baik di pertandingan sepak bola maupun bola basket.

Sebelum hari terakhir ia nribun, Pasha juga sempat nribun DBL Jakarta di pertandingan Gonzaga melawan SMAN 8 Jakarta (Bukit Duri), 12 Oktober 2023. Itu pertandingan paling sengit, dan ternyata paling favorit untuk Pasha.

Dari cerita Gerardo dan Gabriel, Pasha selalu mengulang-ulang tayangan live streaming Gonzaga versus Bukit Duri di rumahnya.

Berkali-kali menceritakan pengalaman serunya nribun di DBL Jakarta.

Berulang-ulang juga dia mengatakan bangga akan pencapaian tim basketnya.

Baca juga: IRS Menentukan Kemenangan Gonzaga Atas Bukit Duri di DBL Jakarta Selatan

Sebagai tambahan informasi, saat itu Gonzaga harus menghadapi pertarungan sengit kontra Bukit Duri. Detik-detik terakhir jelang bubaran, wasit memutuskan Gonzaga mendapatkan tiga free throw setelah ditinjau menggunakan Instant Replay System (IRS).

Ya, saking sengitnya, wasit dan komisi pertandingan DBL Jakarta harus meninjau ulang pertandingan lewat IRS sebelum membuat keputusan. Dewi fortuna datang menghampiri penggawa Gonzaga.

Saat itu pula, mereka ditakdirkan menang. Pasha juga akhirnya dinasibkan mempunyai memori yang indah dan bisa ia banggakan saat nribun. Sebelum akhirnya ia benar-benar pergi selamanya dari tribun DBL.

Kenangan itu, kemudian, ia tulis di buku diarynya. Kemenangan Gonzaga jadi salah satu memori indah Pasha sebelum ia meninggalkan teman-temannya. Ditulis di sana pula, 'melaskar' (kegiatan nribun Laskar Gonz) juga jadi momen berharga untuk Pasha.

Pasha sendiri dikenal punya karakter yang jarang mengeluh dan pendiam. Dari sana, Gerardo dan Gabriel tidak pernah menyangka jika kepergian adik tersayangnya bisa menggerakan satu sekolah. Sampai ke peristirahatan terakhirnya.

"Saat dia meninggal, jenazahnya dibawa ke sekolah. Buat penghormatan terakhir dari Gonzaga dan Laskar Gonz. Dari sana, kemudian diarak ke gereja bareng Laskar Gonz dan guru-guru. Itu momen paling menyentuh buat aku sendiri," cerita Gabriel.

Baca juga: Gonzaga Menang Dramatis Atas Bukit Duri, Laskar Gonz: Salut Mental Juara!

Ya, di gereja saat itu, teman-teman Pasha satu-persatu memberikan penghormatan terakhirnya. Beberapa ada yang menyalami keluarga, beberapa ada yang menangis.

Yang paling mengharukan, beberapa teman Pasha ada yang menaruh tiket DBL Jakarta di dalam petinya. Sebagai tanda terakhir kebersamaan mereka. Kalau mereka pernah nribun di DBL Jakarta.

Tiket DBL Jakarta yang ditaruh oleh Laskar Gonz di dalam peti Genoveva Pasha Gusti. (dok. Gabriel Gusti/pribadi)

Bersamaan dengan itu, Laskar Gonz juga tidak henti-hentinya menyanyikan lagu rohani dan mars Gonzaga. Tribut untuk Pasha itu, sekaligus mengenang momen mereka di tribun DBL Jakarta.

Upacara pemakaman selesai. Saatnya Pasha "pulang". Di momen itu, keluarga Pasha tersadar, mereka tidak pernah sendirian. Ada Laskar Gonz yang juga menyayangi Pasha.

"Ternyata solidaritas Laskar Gonz sampai sejauh ini. Sebelumnya aku sempat khawatir, adikku punya teman nggak ya di sekolah, karena dia pendiam. Di pemakamannya itu, Laskar Gonz seperti menjawab pertanyaanku,” tutup Gabriel.

Laskar Gonz, sekali lagi, membuktikan bahwa solidaritas tidak hanya lahir di bangku tribun. Tetapi juga mereka tunjukan di luar lapangan. Sebagai Laskar Gonz, sebagai keluarga, dan sebagai manusia. (*)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa