Ada doa dan dukungan luar biasa di balik euforia itu. Euforia juara SMA Jubilee dan SMAN 70 di Final Honda DBL with Kopi Good Day 2023 DKI Jakarta Series atau DBL Jakarta di Indonesia Arena, pekan lalu.

Doa dan dukungan itu datang dari para guru tercinta.

Doa dan dukungan itu memang seringkali tak kasatmata. Tak seperti doa dan dukungan suporter di atas tribun yang memang momennya bisa dirasakan oleh semua yang hadir menyaksikan pertandingan.

Tapi doa dan dukungan guru kedua sekolah itu sangat penting. Para pemain sangat merasakan itu. MVP Putri DBL Jakarta, Keira Ammabel Hadinoto mengakui hal tersebut.

Ia menyebut dukungan dari guru di sekolahnya tak sekadar datang dari guru pembina. Namun dari kepala sekolah dan turun ke bawahnya.

Baca Juga: Bulungan Melaju ke Final, Guru-guru Suntikan Semangat dan Doa!

Para guru paham, anak-anaknya sedang berjuang membela nama sekolah. Sehingga dukungan yang diberikan bukan sekadar suntikan kalimat motivasi. Namun juga kebijakan yang membuat mereka bisa fokus ke pertandingan. Salah satunya lewat dispensasi belajar menjelang hari H.

"Saya tidak bisa membayangkan menjelang final itu harus latihan pagi dan malam. Kalau tidak diberi dispensasi mungkin sulit bagi kami untuk fokus ke pertandingan," kata dalam sebuah podcast bersama Radio Elshinta beberapa waktu lalu setelah tim putri SMAN 70 berhasil meraih juara DBL Jakarta untuk ketiga kalinya.

Kepala SMAN 70 Sunaryo mengatakan, ia ingin mengubah mindset kebanyakan orang soal siswa berprestasi.

"Anak berprestasi itu tidak hanya yang matematika-nya 100. Tapi ketika mereka bisa berprestasi di bidang non akaademi prestasi, itu ya prestasi. Sebagai guru itu wajib kita dorong dan beri dukungan penuh," kata Sunaryo.

Sunaryo mengaku sebelum final semua guru ia kumpulkan. Ia ingin semua guru tahu apa yang sedang diperjuangkan tim basket putri SMAN 70 Jakarta. "Semua guru saya libatkan. Jangan sampai ada yang tidak tahu bahwa ada anak didiknya yang bertanding membela nama sekolah," ujarnya.

Bahkan, jauh sebelum itu Sunaryo aktif berkomunikasi dengan tim pelatih SMAN 70 Jakarta. Mereka berdiskusi. Sunaryo ingin mendengar apa dukungan yang bisa ia berikan untuk tim basket sekolah agar mereka bisa berprestasi.

"Saya tanya bagaimana pola pembinaannya, apa saja yang dibutuhkan pemain, dari sana saya tanya juga kira-kira dukungan seperti apa saja yang diharapkan dari sekolah," terangnya.

Baca Juga: Jubilee Masuk Final DBL Jakarta, Guru Harapkan Pemain Utamakan Nilai Sportivitas

Hal yang sama juga terjadi di SMA Jubilee. Tim basket putra dan tim basket putri mereka berhasil tembus ke partai puncak yang digelar di Indonesia Arena tak lepas dari dukungan luar biasa sang kepala sekolah, Syuyarti.

Ia menyebut dukungan harus diberikan pada tim basket sekolah karena mereka yang ada di tim tersebut bukan pelajar biasa. "Mereka terbukti bisa bertanggungjawab terhadap basket dan akademiknya di sekolah. Jadi ketika mereka berprestasi, kami wajib memberikan dukungan penuh untuk itu," ujarnya.

Baginya dukungan berupa dispensasi merupakan hal yang wajar untuk student athlete. Sebab mereka juga melakukan pengorbanan lebih dibanding pelajar lainnya.

Ia mencontohkan, ketika anak-anak lain punya waktu luang untuk bermain, para student athlete itu memilih berkomitmen dan bertanggungjawab pada pencapain terhadap hobi yang mereka pilih. Dalam konteks ini tentu hobi bermain basket yang membawa mereka bisa mengharumkan nama sekolah.

Dispensasi yang diberikan SMA Jubilee juga tidak menghapus tanggungjawab mereka sebagai seorang pelajar. "Misal dalam konteks mengerjakan tugas, dispensasi yang kami berikan untuk mereka adalah perbedaan tenggat waktu mengerjakannya saja," ujarnya.

Selain dispensasi, Syuyarti mengatakan selama ini guru-guru di SMA Jubilee memang kompak mendukung kegiatan positif para siswanya. Jadi bukan sekadar kebijakan ditataran yayasan atau kepala sekolah.

Dan dukungan-dukungan itu memang akhirnya membuahkan hasil. Baik SMAN 70 Jakarta maupun SMA Jubilee berhasil mempersembahkan trofi istimewa. Trofi juara yang diangkat di Indonesia Arena.

Tak berlebihan mungkin jika trofi itu layak disematkan sebagai hadiah di Hari Guru Nasional, 23 November 2023. Selamat Hari Guru!(*)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Ukir Sejarah! Putri Olifant Tiga Kali Jadi Ratu DBL Yogyakarta
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa