MALANG-Performa suporter SMA Kolese St. Yusup, Huaind Mania patut diacungi jempol. Selama dua jam nonstop mereka mengawal perjuangan tim putra dan tim putri Kosayu dibabak 8 besar. Tim putri menghadapi SMAN 3 Blitar terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan pertandingan putra yang menghadapi SMAN 8 Malang.
Dengan dominasi kaos warna kuning mereka membuat tribun selatan fullhouse, rapat tak tersisa. Selama laga mereka membawakan sejumlah koreo dan chant andalan mereka. Empat snare dan dua drum bass membuat chant mereka makin berisik. Koreo tiga dimensi (3D) yang mereka naikan membuat dukungan mereka makin menjadi-jadi.
Namun malam ini kesetian ini mendapatkan ujian. Tim putra dan tim putri gagal mempersembahkan tiket kebabak 4 besar. Namun Huaind-mania tetap memandang mereka sebagai pahlawan.
Setelah laga berakhir, Huaind-mania memadati pintu keluar. Suasana haru pun pecah ketika satu persatu pemain muncul dari dalam koridor. Dengan kepala tegak Huand-mania memberikan tepuk tangan. Sebagai bentuk rasa terimakasih mereka kepada penjuang-pejuang yang berusaha mengharumkan nama Kosayu.
“Kita ini kan keluarga, sebagai keluarga sudah kewajiban kita mendukung anggota keluarga yang lain. Hal itu sudah tertanam dalam diri kita, jadi tanpa paksaan pun kami akan tetap datang mendukung,” ujar Gavriel Heavenly Blessing Toar selaku ketua koordinator.
Gavriel lantas mengucapkan terimakasih kepada sekolah yang memberikan dukungan penuh kepada Huaind-mania. Sehingga mereka bisa sejauh ini mendukung Kosayu.
Gavriel sendiri memiliki banyak harapan dimusim depan. Namun sayang ini adalah musim terakhir siswa kelas XII tersebut. Ia berpesan kepada adik-adiknya untuk menjaga trah Huaind Mania yang sudah dirintis sejak 13 tahun lalu.
“Semoga teman-teman semakin solid, semakin semangat, tetap memberikan yang terbaik dan jangan biarkan keluarga kita berjuang sendiri,” tandasnya.