DBL dan Titik Balik Kehidupan Novannes

| Penulis : 

Oleh: FIDELIS HERNAWAN*

SAYA ingat betul, saat ada seorang siswa yang namanya minta dimasukkan menjadi tim basket sekolah, yang akan berlaga di Honda DBL. Keinginan siswa itu begitu kuat mengikuti DBL. Tapi sayang, dia tak bisa bermain di DBL. Sebab prestasi akademiknya yang tak memenuhi standar.

Tapi saya tak menyangka justru kegagalan mengikuti DBL itu menjadi titik balik sikap dan perilaku siswa itu. Kegagalan itu membuatnya berubah. Tak seperti dulu. Dia adalah Novannes Hartono. Mungkin dari ratusan murid, bahkan ribuan yang sudah saya temui dan saya ajar, dia adalah yang paling langka.

***

Saat tim kami sedang sibuk mempersiapkan DBL seri Jakarta tahun lalu (2018), Novannes datang ke ruangan saya. Dia berkata, "Pak saya mau ikut DBL", ujarnya.

Waktu itu saya terdiam sejenak. Sebab saya tahu betul DBL merupakan kompetisi yang mengusung konsep student athlete. Pesertanya bukan cuma hebat di bidang non akademik saja, tapi juga baik secara akademik.

Jika saya hanya melihat potensinya sebagai pemain basket, jelas dia layak masuk tim sekolah. Tapi ada satu yang mengganjal dalam benak saya. Yakni syarat seorang pemain di DBL.

Pelan-pelan saya coba jelaskan padanya. "Oh iya, bisa kok, kamu bisa ikut DBL, Nes", jawab saya ketika itu. "Tapi, bukan sebagai pemain ya. Kamu bisa banget jadi team support buat tim".

"Loh kenapa pak? Saya nggak jago ya?" tanyanya penuh penasaran.

"Bukan itu. Menjadi pemain di DBL bukan hanya jago basket. Tapi juga harus baik secara akademis. Kamu ini hebat sekali di bidang basket. Tapi, kamu harus capai standar akademis di sekolah dulu biar bisa ikut DBL", ujar saya padanya.

Saya yakin, dia pasti tahu arah pembicaraan saya. Saya tak ingin buat dirinya patah arang. Saya pun cukup kaget melihat ekspresinya saat itu. Bukan rawut wajah yang acuh yang saya terima usai menjelaskan aturan itu. Justru dia tersenyum. Lalu berkata, "Terima kasih, Pak. Saya akan berubah. Izinkan saya untuk tetap mendukung teman-teman di DBL," katanya.

Sejak itu dia sibuk membantu segala persiapan tim kami di DBL. Dia adalah leader sesungguhnya. Jiwa kepemimpinannya sangat terlihat. Sangat berbeda. Benar-benar bukan Novannes yang dulu.

Ketika proses persiapan tim, Novannes benar-benar total membantu sekolah. Misalnya ketika tim kami sedang produksi jersey untuk tanding di DBL. Dia tiba-tiba datang ke saya dan bilang: "Pak jersey sudah beres. Desain dan pembayaran sudah saya bereskan. Teman-teman nggak perlu mikirin jersey lagi pak. Saya pengin lihat Permai juara di DBL".

Sontak saya kaget mendengar itu. 

Novannes sama sekali tidak down ketika namanya tak bisa masuk dalam tim. 

Ternyata Novannes merasa apa yang ditanam akan dituai nantinya. Dulu, dia merasa salah dalam bertindak dan berperilaku. Hasilnya pun sesuai dengan yang dia tanam dulu. Kini dia ingin buah yang ditanam secara baik bisa dia nikmati di kemudian hari.

Oh iya, dia itu adalah orang yang pertama memotivasi temannya saat kami kalah di final North Region tahun lalu. Saat itu kami ditaklukan SMAK 5 Penabur. Berlanjut saat SMA Permai gagal melangkah dari fase grup di babak Championship series. Dialah motivator buat teman yang lain. Walaupun dia tidak masuk tim, dia sangat peduli dengan timnya.

Meski dia tidak bisa ikut DBL, dia masih sangat terpacu untuk masuk tim lapis kedua. Tim yang bertanding di luar DBL. Saya sendiri pernah memergoki dia berlatih sampai malam. Jika normalnya kami latihan sampai jam 5 sore. Novannes berlatih sampai malam, sekitar jam 7 malam.

Sebagai guru dan moderator di sekolah, saya ingin Novannes bisa jadi contoh untuk kita semua. Bahwa kegagalan bukan hanya bisa disesali. Tapi bisa diubah menjadi suatu hal yang lebih positif.

Ingat kata pepatah, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

*Penulis merupakan guru dan moderator SMA Permai

 

Bagi yang belum nonton DBL Bajak Sekolah episode 4, nih videonya:

Punya cerita, pengalaman atau opini seputar basket? Bisa kirimkan tulisan ke DBL.id via email redaksi@dblindonesia.com

 

Populer

Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Pantang Menyerah, Zikra Ingin Tutup Masa SMA dengan Manis di DBL Camp
Final Sengit! Smansa Bawa Misi Balas Dendam untuk Resman...