BANDUNG - Coach Yudhistira Suparman memang gagal membawa SMAN 2 Bandung keluar sebagai juara. Tapi siapapun pasti setuju bahwa prestasi dia sepanjang gelaran Honda DBL West Java Series 2019 ini luar biasa. Karena itu wajar jika coach Yudhistira musim ini terpilih menjadi pelatih first team Honda DBL West Java Series 2019.

Coach Yudhistira sebenarnya baru dua bulan menukangi Smunda. Dengan waktu yang singkat itu dia berhasil membawa timnya melaju hingga ke partai final. Tentu saja itu bukan sesuatu yang mudah. Sebab, dua bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan sesuatu yang besar.

"Baru dua bulan melatih di Smunda, walaupun sebelumnya sempat melatih juga di sini dari 2009 sampai 2015, tapi harus berhenti dulu karena melanjutkan studi," akunya.

Terkait pertandingan final party kemarin, pria lulusan Universitas Pendidikan Indonesia ini mengaku semua yang didapatnya kali ini memang sudah menjadi suratan takdir dari Sang Pencipta.

"Anak-anak kehilangan ritme dan juga kehilangan kerja sama tim. Tapi ya menang kalah sudah menjadi suratan (takdir). Kita hanya bisa berusaha saja," ucap pria kelahiran Sukabuni, 16 Juni 1988 itu. Menurut dia, anak asuhnya sudah mengerahkan kemampuan terbaiknya.

Coach Yudhistira mengawali karir kepelatihan pada 2009 di SMAN 2 Bandung. Hingga saat ini setidaknya sudah ada tiga tim yang ditukanginya. Dimulai dari Smunda pada 2009-2015. Sembari menukangi Smunda, coach Yudhistira juga menukangi tim UPI (2013-2015). Dia juga pernah melatih Telkom (2016-2017), lalu kembali ke Smunda pada tahun ini.

"Tidak ada ambisi untuk menjadi pelatih first team. Ambisi saya membawa tim juara di Jawa Barat. Tapi ini (terpilih first team) juga sebuah rezeki saya untuk menjadi lebih baik lagi," katanya.

Menurut dia, apa yang dicapai bersama Smunda musim ini hanyalah sebuah keberuntungan. "Saya hanya pelatih yang beruntung. Melatih tim yang mendapat dukungan dari sekolah. Isi timnya juga luar biasa," jelasnya.

Coach Yudhistira menyebut sosok yang sangat berjasa bagi karir kepelatihannya adalah Pak Windu Warto. Sosok itu diakuinya selalu memberikan ilmu kepadanya. Pak Windu juga dulunya seorang guru di Smunda. Juga pernah tercatat sebagai pelatih Jabar, pada masanya. Sayangnya, nama itu empat tahun yang lalu menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit.

Di akhir wawancara, coach Yudhistira menitipkan pesan untuk anak asuhnya. "Pada para pemain, ingatlah semakin tinggi pohon semakin kencang angin berhembus. Jangan berhenti belajar. Pada para pemain melanjutkan studi juga saya harap untuk selalu mencintai bola basket dan juga semoga menjadi manusia yang lebih baik lagi," tutupnya.()

 

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa