ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Sudah 19 tahun DBL menjelajah hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Berangkat dari kota Surabaya, kini liga basket pelajar terbesar di Indonesia tersebut sudah terselenggara hampir dari Aceh sampai Papua.

Sejak saya SMA pergelaran ini memang sudah harum di Surabaya. Teman-teman basket begitu giat berlatih hanya untuk mempersiapkan diri menyambut musim DBL tiba. Bukan hanya tim basket saja rasanya. Tim dance dan kelompok suporter pun demikian. Koreografi penuh makna yang membentang di teras sorak juga membutuhkan proses yang sepertinya tak singkat.

Semakin tidak masuk akal ketika animo ini bukan hanya ada di Surabaya saja. Teman-teman student athlete seluruh series DBL mengungkapkan hal serupa. “Kami menyiapkan latihan jauh-jauh hari sampai ada TC (Training Camp) ya cuman buat main DBL, Kak,” begitu kira-kira kalimat yang selalu saya terima melalui obrolan dengan beberapa student athlete dari Solo, Semarang, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Pontianak, Mataram, Madiun, Jember, dan Aceh.

Mungkin, beberapa pelajar yang berlaga di kompetisi DBL tidak semua menjadi pemain basket profesional. Ada yang menjadi pengusaha, dosen, guru, hingga pelatih basket sendiri. Namun, sumbangsih DBL ke liga basket profesional begitu besar. Paling terbaru adalah emas yang diraih oleh timnas basket putri Indonesia di SEA Games Kamboja 2023. Delapan pemain merupakan alumnus dari pergelaran DBL.

Dan masih banyak lagi cerita-cerita mengenai alumnus DBL yang kini melantun bola di liga profesional hingga keterima kuliah pada beberapa kampus ternama di luar negeri. Begitu penting peran DBL dalam basket Indonesia dan kehidupan. Fondasi terutama.

 

Dengan wadah yang begitu besar DBL bukan hanya mengajarkan mengenai basket melainkan juga soal kemauan dan keinginan untuk meraih sesuatu. Kita semua tahu tidak ada yang instan. Dan menikmati proses adalah kunci dari jawaban tersebut.

Sudah 19 tahun dan hampir menuju kepala dua. Sudah banyak tantangan yang dilalui dan akan dihadapi DBL Indonesia. Tahun ini DBL Indonesia mengangkat tema Semua Bisa. Tagar yang sebenarnya sudah mereka lakukan sejak 2004 silam. Tagar yang membuat hampir seluruh pelajar selalu merindukan dan menanti pergelaran tersebut tiba di kota atau provinsinya.

Kerinduan tersebut terus tumbuh melebihi frekuensi kehadiran DBL. Izinkan saya menganalogikan bahwa DBL adalah pembawa obat penawar rindu. Jamu yang manjur untuk teman-teman pelajar.

Terlintas memori-memori indah menghiasai megahnya hangat suasana. Dari ribuan dongeng yang pernah ada, semangat cintanya selalu bersemi. Segelintir teman datang dan pergi, namun hanya satu hal yang takkan mati. Mewujudkan mimpi-mimpi besar para pelajar takkan berhenti.  Mengudara di ruang selebrasi selanjutnya, menuju laga-laga yang akan datang. Selamat ulang tahun, DBL Indonesia.(lou)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY