DBL Indonesia resmi mengumumkan kolaborasi dengan brand sepatu 'Jackson' pada 14 Mei 2023 lalu. Kolaborasi ini berbentuk sepatu bernama AZA by Jackson. Bersamaan dengan pengumuman KFC DBL Indonesia All-Star 2023 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.

Brand sepatu 'Jackson' sendiri dimiliki oleh Jackson Suwargo, alumnus DBL tahun 2013. Kala itu, Jackson bermain untuk SMA Gloria 1 Surabaya. Ia juga pernah menjadi partisipan Junior DBL membela SMP Gloria 1 Surabaya.

Baca juga: Jackson Suwargo Tekankan Profesionalitas dan Komitmen untuk Student Athlete

Jackson mengaku, kolaborasi sepatu AZA by Jackson ini mempunyai tujuan khusus. Terlepas dari perkembangan bisnis dan kerja sama jangka panjang. Yakni menularkan filsafat kerja keras, profesionalitas, dan komitmen kepada student athlete.

Lantas, mengapa hal itu penting untuk dimiliki oleh student athlete?

Perjalanan Jackson dari student athlete DBL, alumnus DBL, hingga kini menjadi sosok yang berkolaborasi dengan DBL di bidang profesional diakuinya sebagai perjalanan hidup yang organik atau naluriah. Ia sebelumnya tak merencanakan kolaborasi ini ketika dirinya masih berstatus student athlete.

Baca juga: AZA by Jackson: Wujud Kerja Keras, Komitmen, dan Profesionalitas Alumnus DBL

Hanya saja, prinsip profesional dan komitmennya saat menjadi pemain di SMA Gloria 1 Surabaya, membawanya mencapai titik ini. "Saat menjadi student athlete di DBL sama sekali nggak punya niat buat kerja sama dengan DBL di masa depan," ungkap Jackson.

"Ini mengalir secara organik saja. Kebetulan keluarga punya brand sepatu dan kebetulan juga DBL punya Azawear yang juga memproduksi sepatu. Jadi, di tahun 2020 lalu, baru muncul niat buat kolaborasi dengan DBL lewat sepatu ini," timpalnya.

Lebih jauh, Jackson mengaku kolaborasi ini adalah buah hasil dari prinsipnya sejak ia menjadi student athlete. Baginya, sebagai seorang pemain basket harus mempunyai rasa pantang menyerah dan berkomitmen untuk mencapai hasil terbaik (kemenangan).

Baca juga: AZA by Jackson, Kolaborasi AZA dan Alumnus DBL untuk Indonesia

Meminjam kalimat dari Azrul Ananda, CEO sekaligus Founder DBL Indonesia, bahwa 99 persen anak DBL pemain DBL tidak akan jadi pemain profesional. Tapi, dengan program DBL yang mengedepankan filsafat-filsafat kerja keras dan profesionalisme, student athlete 100 persen bisa menjadi profesional dalam bidang apa pun.

Ibarat permainan basket, kata Jackson, student athlete harus berjuang hingga kuarter empat berakhir. Student athlete harus berkomitmen dan bekerja keras untuk mencapai cita-cita mereka. Lewat nilai-nilai ini pula Jackson berharap student athlete bisa menerapkannya di kehidupan mereka, tidak hanya ketika bermain basket.

"Alasan yang membuat saya bisa ada di titik ini sebenarnya selalu berkomitmen dan profesional dengan apa yang saya kerjakan. Saat kita melakukan itu step by step, mental kita terbentuk. Sebenarnya, mental ketika berproses itu yang penting dan mahal," tukasnya (*)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa