NAMA Yuli Wulandari melejit saat dirinya menjadi salah satu wasit di Jr. NBA Global Championship. Ia menjadi satu-satunya wasit perempuan dari Indonesia yang melangkahkan kakinya ke kiblat basket dunia, Amerika Serikat.

Beberapa saat lalu, DBL.id berkesempatan mewawancara Yuli melalui media messenger. Ia pun bercerita pengalamannya ia bisa berangkat ke NBA

DBL.id: Halo Mbak Yuli, apa kabar?

Yuli Wulandari: Halo, kabar baik.

D: Mbak, bagi ceritanya dong dari awal mula mendalami profesi wasit sampai sekarang bisa berangkat memimpin Jr. NBA Global Championship?

Y: Saya memulai menjadi wasit basket sejak 2005. Pada 2006 saya dapat lisensi dasar untuk jadi wasit.

D: Kenapa mendalami jadi wasit?

Y: Karena saat pertama kali saya disuruh mewasiti pertandingan sparing di daerah saya, Jambi saya banyak dimarahi oleh pelatih-pelatih karena saya kurang memahami regulasi basket. Saat itu memang pengetahuan saya soal wasit masih kurang. Meskipun saya ini pemain basket. Sejak saat itu saya kemudian tertantang untuk belajar menjadi wasit. Eh, akhirnya keterusan sampai sekarang, hehe.

D: Terus bagaimana ceritanya nih kok bisa memimpin pertandingan di Amerika Serikat?

Y: Saya mendapatkan WA (Whatsapp, red) dari Mr. David. Beliau dari FIBA. Mr David mengatakan bahwa saya dipilih untuk mengikuti seleksi dan memimpin final di Jr. Nba global Championship.

D: Wow, bagaimana perasaaannya saat itu?

Y: Awalnya kaget. Saya sempat merasa ini beneran atau nggak? Alhamdulillah ternyata beneran. Rasanya saat itu campur aduk. Seneng banget. Saya bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah kepada saya ini. Ini luar biasa buat saya.

D: Selama mewasiti, saya lihat mbak menggunakan sepatu AZA 6 ya? (Sepatu AZA 6 Menapak di NBA, Tambah Yakin Beli AZA 6 'Hari Merdeka' kan?)

Y: iya bener banget! AZA 6 menurut pendapat saya dari segi model bagus banget untuk wasit. Awalnya saya pikir sepatu ini berat. Setelah saya gunakan sepatu AZA 6 ternyata sangat ringan dan nyaman di bawa berlari. Wasit disini (Amerika) suka banget sama desainnya yang ramping dan ringan. 

D: Wah, terus mereka sempet nyoba nggak, mbak?

Y: Sayang banget nggak bisa. Karena ukuran kaki mereka gede banget. Nggak ada yang seukuran sama saya, hehe.

D: Dari pengalaman yang berharga ini, ada pesan dari Mbak Yuli untuk adik-adik peserta DBL dan para pembaca DBL.id semuanya?

Y: Yang penting itu, ingat nothing impossible! Jika apa yang kita lakukan di dunia ini selalu melibatkan Tuhan, maka semua akan membawa hasil positif. Tidak ada hasil yang menghianati usaha. Harus selalu yakin terhadap diri sendiri. Cintai apa yang kita lakukan. Tekuni terus dan belajarlah dari proses yang kita lalui. Jatuh bangkit lagi, kerja keras, dan jangan mudah menyerah. Allah tidak tidur untuk setiap keringat yang kita teteskan. Juga jangan lupa doa ibu. Setiap apa yang ingin saya lakukan, saya selalu meminta doa dan restu ibu. Kalau tidak bisa bertemu langsung, ya via telepon. Terus berdoa pada Tuhan. Jangan berhenti ketika kita jatuh tapi berhenti ketika Allah menginginkan kita berhenti.

D: Wah, dalam sekali, mbak. Makasih banget Mbak Yuli. Sukses selalu untuk mbak. Semoga bisa terus membanggakan Indonesia. Amin

Y: Sama-sama! Sukses juga buat DBL Indonesia.

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Kreatif! Buket Kopi Good Day Cocok untuk Hadiahkan Pas Doi Timnya Menang
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Akhirnya Smansa Denpasar Kawin Gelar Lagi!
Sinergi Sekolah Bawa Bulungan Berprestasi di Olahraga dan Akademik!