Buat kalian yang mengikuti kompetisi DBL "musim pandemi" atau musim 2021-2022, pasti kenal yang namanya dr. Pratama Wicaksana Wijaya. Pria yang akrab disapa dr Tommy itu selama ini menjadi medical advisor DBL Indonesia. Di musim 2021-2022, dr Tommy banyak keliling kota-kota penyelenggaraan DBL untuk memberikan pemahaman tentang pencegahan penularan Covid-19 ke para peserta.
Nah, kabar gembiranya, apa yang dilakukan dr Tommy di DBL 2021-2022 menjadi topik penelitian utama karya ilmiah untuk pendidikan spesialis yang sedang ditekuninya.
Karya ilmiah tersebut berjudul Kompetisi Olahraga Indoor Pertama untuk Siswa Sekolah Menengah Atas selama Pandemi Covid-19 di Indonesia; Lessons Learned. Karya ilmiah itu ditampilkan melalui poster di Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) 2022. Acara itu diselenggarakan 28-30 Oktober 2022 di Shangri-La Hotel, Jakarta.
Melalui kajiannya tersebut, dr. Tommy itu ingin mempresentasikan manajemen medis dalam penyelenggaraan kompetisi olahraga indoor selama pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia. Disinggung latar belakang mengenai ide penelitian itu, dr. Tommy menjelaskan alasannya. Ternyata bermula dari seniornya.
“Ide tersebut muncul dari senior saya dr. Risky. Beliau memberi ide kalau tulisan tersebut bisa dari laporan kegiatan saya selama residen. Kebetulan saya selama tiga semester pernah melaporkan kegiatan di Persebaya (Surabaya), DBL, dan Persita (Tangerang),” jelas pria yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) itu.
Bagi dr. Tommy ide tersebut muncul tak hanya karena ia pernah membuat laporan ketika masa residen. Namun, lebih karena banyak pengalaman mengesankan dan unik selama menjadi medical advisor di DBL.
dr Pratama Wicaksana memaparkan edukasi protokol kesehatan kepada peserta TM di DBL Jawa Barat musim 2021-2022.
Baca Juga: Empat Wilayah Usai, DKI Jakarta Championship Series di Depan Mata!
“Kenapa memilih DBL? Karena unik. Banyak cerita ketika saya membantu DBL 2021/2022. Banyak hal yang dapat dipelajari dari Pandemi Covid-19. Itu yang ingin saya bagikan lewat sebuah tulisan ilmiah," jelasnya.
Ada berbagai tantangan dan hal menarik yang ia dapat selama proses pengkajian itu. Salah satunya dari segi timeline pengerjaan poster yang cukup mepet.
“Ide ini justru muncul kurang dari tiga hari dari batas akhir submit abstrak. Panitia menyampaikan proses cerita tersebut harus disertai dengan data-data deskriptif. Menurut saya itu bagian yang menjadi PR banget untuk kembali mengumpulkan datanya. Kan eventnya sudah selesai,” imbuhnya.
Beruntung banyak pihak membantunya. Beberapa di antaranya seperti, dr.Angelica Anggunadi, Sp.KO, selaku dosen pembimbing. Ada juga Ketua Program Studi, Dr. dr.Nani Cahyani, Sp.KO. Dan tentu top manajemen DBL Indonesia hingga para project officer tiap kota penyelenggaraan DBL ikut membantu dr Tommy. "Mereka bersemangat sekali membantu saya," ujarnya.
Baca Juga: Siap Digelar, Ini Jadwal TM Honda DBL with KFC 2022 West Nusa Tenggara Series
dr.Tommy menceitakan, selama proses penelitian ia harus mencari penilaian untuk melakukan evaluasi dari penyelenggaraan DBL 2021/2022. Dari sana ia menemukan instrumen yang ada di WHO Mass Gathering Risk Assessment Tool untuk Sports Event.
“Menariknya apa yang telah kami lakukan, trial and error-nya ternyata semua ada di penilaian tersebut. DBL tergolong kategori risiko sangat rendah. Jadi makin puas dan lega karena sesuai harapan kami bisa memberikan rasa aman dan nyaman untuk peserta Honda DBL," ujarnya.
Baca Juga: Komitmen Terapkan Protokol Kesehatan Bersama
Meskipun saat ini pandemi relatif terkendali, dr. Tommy tetap berpesan pada semua peserta DBL untuk tetap waspada dan menjaga ketat protokol kesehatan.
“Pandemi belum usai. Kami masih belum tahu kapan ini akan berakhir. Jaga kesehatan diri masing-masing. Awasi kondisi temannya juga dan tetap jangan meremehkan protokol kesehatan yang sudah ada. JAJACUTAPAMA-nya DBL itu tetap jangan dilupakan,” tutupnya. Siapa yang masih ingat JAJACUTAPAMA? Tulis di kolom komentar ya.(*)