SEJAK bergulir pada 2012, Honda DBL DKI Jakarta Series banyak mencatatkan sejarah. Salah satu yang monumental adalah terciptanya perkawinan gelar juara antara tim basket putra dan putri. Itu dilakukan oleh SMAN 3 Jakarta.
Tim yang bermarkas di daerah Setiabudi, Jakarta Selatan tersebut membuat sejarah pada Honda DBL 2016. Saat itu tim basket putri dan putra Teladan (julukan SMAN 3 Jakarta) sama-sama berhasil mengalahkan lawannya di partai puncak. Tim basket putri Teladan berhasil meraih juara setelah mengalahkan SMAN 34 Jakarta. Di waktu yang sama, tim basket putra juga sukses mengunci gelar juara setelah meraih kemenangan atas SMAN 71 Jakarta.
Kemenangan tim basket putri Teladan sungguh luar biasa. Mereka sebenarnya sempat tertinggal 0-6 di awal kuarter pertama. Namun, perlahan tapi pasti Teladan berhasil mengubah keadaan. Puncaknya ketika babak overtime. Vanesha Hershinta menjadi pahlawan dengan membuat 8 poin tambahan selama overtime. Capaian itu sekaligus memastikan kemenangan SMAN 3 Jakarta atas SMAN 34 Jakarta dengan skor 43-38.
Pun partai final tim basket putra juga berlangsung dahsyat. Tim basket putra Teladan berhasil mengawinkan gelar juara setelah melakoni pertandingan sengit melawan Sapta Eka, julukan SMAN 71 Jakarta. Pertandingan final kala itu berakhir dengan skor 53-47 untuk Teladan. Saat itu tim basket putra SMAN 3 Jakarta diperkuat Most Valuable Player (MVP), Adrian Yusuf.
Tahun ini SMAN 3 Jakarta ingin mengulang sejarah itu. Tapi tentu butuh kerja keras. Sebab, berkaca dari capaian tahun lalu (Honda DBL 2018), prestasi tim basket putra kurang begitu moncer. Mereka memang menjadi juara di regional Selatan, tapi gagal masuk final karena tersingkir di fase grup seri Championship. Mereka takluk dari SMAK 5 Penabur. Hasil lebih baik dicapai tim basket putri SMAN 3 Jakarta. Mereka bisa meduduki runner-up di Championship Seris. Tim putri Teladan kalah dari SMAN 28 Jakarta dengan skor 49-46.()