Tim putri SMAN 1 Madiun (Smasa) jadi juara Honda DBL with KFC 2022 East Java Series - West Region. Gelar perdana di edisi perdana DBL Madiun ini mereka dapatkan usai mengalahkan SMAN 2 Ngawi dengan skor meyakinkan 69-30. 

Di balik kemenangan dan keberhasilan Smasa Madiun sepanjang gelaran Honda DBL with KFC 2022 ini, ada penampilan nyaris sempurna dari seorang Theresia Chrisma Rosalind.

Dalam empat gim yang ia dan Smasa mainkan, dara yang akrab dipanggil Risma ini membukukan 86 poin, 33 rebound, 26 asis, dan 42 steal. Secara rataan, maka Risma menorehkan 21,5 poin, 8,2 rebound, 6,5 asis, serta 10,5 asis per gim.

Di partai final sendiri, kapten Smasa ini tampil komplet. Selama 35 menit di lapangan, Risma membukukan triple-double bahkan nyaris quadruple-double dengan 23 poin, 10 rebound, 9 asis, plus 15 steal. 

Usai gim, siswi kelas 12 ini duduk bersama kami. Ditemani hujan yang turun di GOR Wilis, Risma bercerita banyak mengenai perjalanan basketnya hingga menjadi juara dan akan berangkat ke Surabaya untuk Championship Series. 

Halo Risma, bagaimana perasaannya jadi juara di Honda DBL with KFC ini? Bagaimana juga laga final tadi? 

Halo Mas. Ya untuk pertandingan sendiri sudah pasti lebih sulit dari sebelumnya. Smada Ngawi memberikan perlawanan yang ketat, utamae di awal pertandingan. Untuk gelar, ini kan serba pertama buat kita. Grogi jelas ada, tapi kami semua sudah niat untuk juara. Apalagi buat saya ini akan jadi yang pertama dan terakhir. 

Bagaimana rasanya akhirnya Honda DBL with KFC hadir di Madiun?

Wah sebenarnya ini sudah aku tunggu dari SMP Mas tapi ya baru bisa ikut sekarang. Sebenarnya tahun lalu Smasa mau berangkat ke Surabaya, tapi ya terhalang biaya karena kan pasti besar kalau berangkat dan stay di sana. Beruntungnya akhirnya ada dan kita bisa jadi juara yang pertama. 

Oh ya, kamu sendiri mulai main basket dari kapan?

Kalau kenalnya dari SD, tapi rutinnya mulai SMP. Dari SD itu sudah dilatih sama Pak Muksin (kepala pelatih Smasa). Kebetulan aku satu sekolah sama anaknya Pak Muksin pas SMP, si Thasya itu (Honda DBL All Star 2021).

Bicara Pak Muksin, bagaimana kamu menggambarkan beliau?

Kalau sama Pak Muksin ya pasti keras kalau melatih. Tapi itu bagus, karena untuk pemain di Madiun ini emang karakternya harus dikerasin. Disiplin juga jelas, utamanya waktu. Kayak final ini tadi, kami semua datang 1,5 jam sebelum jadwal pertandingan. 

Sebelum juara pun kan kalian sudah pasti ke Surabaya untuk Championship Series, apa perbedaan terbesar basket di sini dan di Surabaya buat kamu?

Aku juga sebenarnya beberapa kali sudah main di Surabaya. Yang mencolok dan berbeda banget sih meratanya kemampuan pemain ya Mas. Di Surabaya itu pemain starter sama bench jaraknya ga jauh, bahkan ada yang setara. Kalau di sini bisa dibilang cukup jomplang. 

Kamu ini kan bisa dihitung cukup memiliki postur yang tinggi, untuk perempuan, apalagi di Madiun gitu. Tapi, statistik dan gim final tadi bicara banyak tentang kemampuan kamu. Kamu melakukan segalanya, bahkan bisa dibilang kamu playmaker tim ini, gimana proses kamu belajar jadi pemain seperti ini?

Kalau SMP saya memang playmaker. Saya diberi peran seperti itu karena saya bawa bolanya paling aman dari yang lain meski saya yang paling tinggi. Lalu di klub, saya dilatih sama Pak Muksin untuk bermain lebih all around. Harus bisa bagi bola, bisa poin juga, bisa main di bawah juga. 

Kamu punya idola di basket?

Jujur kalau ditanya begini ini sulit. NBA aku ga terlalu ngikutin yang gimana gitu, apalagi basket putri makin jarang nonton. Tapi mungkin yang paling saya suka di Indonesia ya Andakara Prastawa (guard Pelita Jaya dan timnas Indonesia). Eh, kalau putri ada satu orang Madiun yang jadi panutan, Mba Mega (Mega Nanda Perdana Putri, pemain timnas Indonesia). Dia kalau main kenceng, suka aku. 

Cita-cita kamu apa Risma?

Hmm, saya ini dari keluarga militer. Keluarga minta saya mengikuti jalur yang sama. Kalau saya pribadi ingin coba kuliah yang biasa dulu. Coba cari beasiswa dari basket. Kalau ga bisa ya mungkin akan ikut saran keluarga. 

Terakhir, apa arti basket buat kamu?

Basket itu obat untuk saya. Kalau saya sedang jengkel, sedang tidak enak hati, saya main basket dan hilang sudah perasaan itu. Saya ini juga sendirian di rumah, kakak-kakak saya sudah pada keluar rumah, di basket ini saya jadi bertemu banyak teman dan selalu senang. 

Terima kasih Risma, sampai ketemu di Surabaya!

Sama-sama Mas, sampai ketemu!

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan