Brylia Tumanduk, camper asal Manado, memecahkan rekor menjadi satu-satunya sosok yang berhasil menjadi DBL All-Star sebanyak tiga kali berturut-turut. Dara kelahiran 18 tahun lalu ini menjadi DBL All-Star pada 2018, 2019, dan 2022.

Telah dua kali menjadi DBL-All Star tak langsung membuat Brylia optimistis ia bisa kembali menjadi tim yang berangkat ke Amerika Serikat. Pemain satu ini justru merasakan ekspektasi yang teramat berat dari orang-orang di sekitarnya yang sangat yakin dirinya bisa kembali menjadi DBL-All Star.

“Senang banget. Dari kemarin-kemarin pas diberitahu ada DBL Camp, aku deg-degan banget banget banget. Bukan karena kurang prepare, tapi banyak pressure dari ekspektasi orang-orang. Mereka berpikir, aku sudah dua kali (jadi DBL All-Star), masa yang ketiga kali nggak terpilih,” ujarnya pada Jumat (15/5).

Teman-teman dekat bahkan orang tua Brylia mengetahui perasaan pemain satu ini yang sangat gugup. Terlebih ia mengenal rekan DBL Camp yang sempat menjadi DBL All-Star 2018, tetapi tidak terpilih saat DBL Camp 2019. “Aku ada bayangan kalau misalnya aku nggak terpilih. Karena banyak orang di belakang aku sudah kasih ekspektasi dan harapan,” lanjutnya.

Meski sempat gugup, Brylia berhasil membuktikan dirinya memang pantas menjadi DBL All-Star tiga kali berturut-turut. Saat pengumuman DBL All-Star putri, namanya disebut paling awal. “Deg-degannya nggak lama deh. Tapi sebenarnya aku sudah deg-degan dari berbulan-bulan lalu sih,” katanya.

Menurut Brylia, pelatihan yang ia alami di Honda DBL Camp 2022 jauh lebih padat dari tahun 2018 dan 2019. Meski begitu, pemain satu ini belajar untuk pantang menyerah berkat arahan dari para coaches. Punya pengalaman sakit maag pada camp 2019, tahun ini Brylia benar-benar memperhatikan asupan makanan yang ia makan agar kondisinya tetap prima.

“Beradaptasi. Nggak semuanya harus mengikuti kemauan kita. Harus beradaptasi. Kalau kata coach Andrew, kita harus quick dalam apa pun. Kita kalau capek itu bukan sendiri, capeknya bareng-bareng. Nggak ada istirahatnya bukan sendiri, nggak ada istirahatnya bareng. Karena ini seleksi, bukan coaching clinic,” pungkasnya.(*)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya