Saatnya Bagikan Inspirasi

| Penulis : 

KEDUA kalinya dalam dua tahun terakhir, Developmental Basketball League (DBL) All-Star belajar, berlatih, dan bertanding ke Amerika Serikat. Seperti pendahulunya, DBL ALL-Star 2011 menjalani program berharga ke Seattle, negara bagian Washington selama tujuh hari.

Sejak tiba di Amerika pada Senin (31/10), kumpulan pemain pelajar terbaik seluruh Indonesia tersebut melakukan agenda yang sangat padat. Mulai dari kunjungan ke markas besar produsen pesawat terbang Boeing hingga merayakan Halloween di Seattle.

DBL All-Star yang berada di AS hingga 6 November menjalani agenda impian. Termasuk, tiga kali laga ekshibisi dan bertandang ke markas besar tim basket elite, WNBA Seattle Storm pada Jumat (4/11). Tidak ketinggalan, sebanyak 24 pemain plus empat pelatih berkunjung ke dua SMA papan atas Seattle dan melakukan tur ke markas tim NCAA University of Washington.

Namun pengalaman paling seru adalah saat tim putra berlaga melawan Seattle Rotary Style, tim kumpulan pemain pelajar terbaik di Washington. Pada laga itu DBL All-Star sempat tertinggal 17 angka di awal pertandingan.

Namun, tim tak mau menyerah. Mereka tampil gila-gilaan di menit-menit terakhir. Pada akhirnya, tim putra DBL All-Star tetap kehabisan kesempatan. Sempat menyamakan kedudukan 58-58 saat waktu tersisa empat detik, mereka akhirnya hanya kalah satu angka, 58-59. Seattle Rotary mengunci kemenangan lewat sebuah free throw

Pertandingan itu benar-benar membuat tegang ratusan penonton yang menghebohkan gedung Rainier Vista Boys and Girls Club. Termasuk puluhan warga Indonesia yang datang untuk mendukung DBL Indonesia All-Star 2011.

Perjuangan tim DBL All-Star patut diacungi jempol. Padahal mereka kehilangan Juan Laurent Koko Diputra, 16, center andalan asal SMA Trinitas, Bandung. Dia terjatuh sangat keras karena tertabrak lawan saat hendak melakukan layup. Laurent bahkan harus menjalani perawatan medis dan dia tak bisa lagi membela tim.

Tak pelak, perlawanan DBL All-Star 2011 mendapatkan pujian besar dari pelatih Amerika Serikat. ’’Kalian tim yang luar biasa. Tidak mengenal rasa sakit. Tetap fight meski ada pemain yang cidera. Semoga kelak Indonesia menghasilkan atlet top,” kata Andro Benard, head coach Seattle Rotary Style. 

Di sisi lain, tim putri juga mendapatkan pengalaman penting. Meskipun kalah telak melawan dua tim kuat dari Washington tersebut.

Malam itu DBL Indonesia All-Star 2011 juga mendapat dukungan dari tamu istimewa. Bintang NBA, mantan juara Slam Dunk Contest ti- ga kali, Nate ’’Krypo-Nate’’ Robinson menyempatkan diri mampir untuk mendukung anak-anak Indonesia. Saat laga putri, dia duduk bersama tim putra, mengambil dan memegang poster dukungan bertuliskan Indonesia Bisa!

Robinson, yang membela klub Oklahoma City Thunder, memang punya ikatan unik di laga itu. Juli lalu dia ke Surabaya, ikut melatih pemain Indonesia di DBL Camp 2011 bersama pelatih-pelatih Australia.

Krypto-Nate menambahkan, dirinya sangat terkesan dengan anak-anak Indonesia sewaktu di Surabaya. ”Antusiasme itu tetap saya rasakan ketika kalian di sini. Apa pun yang terjadi, ke mana pun nanti kalian pergi, kita semua harus tetap berhubungan dan mencintai game ini. Saya berharap kalian terus menyebarkan apa yang kalian rasakan di Amerika ini kepada teman-teman yang lain,” tuturnya.

Pada hari pertama di Seattle, Amerika Serikat (AS), tim DBL Indonesia All-Star 2011 mengunjungi Kerry Park di kawasan Queen Anne. Dari taman tertinggi di Seattle ini, tersaji view indah Kota dengan latar belakang Space Needle, bangunan tertinggi di kota pelabuhan tersebut.

Setelah laga penutup ini, rangkaian tur DBL All-Star masih berlanjut. Sabtu tim berjalan-jalan ke Kota Portland, di negara bagian Oregon. Minggunya mereka mengunjungi tempat-tempat wisata di Seattle, sebelum terbang kembali ke Indonesia pada Senin dini hari (7/11).

Sepekan lebih berada di Amerika Serikat (AS) meninggalkan kesan mendalam bagi para penggawa Development Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2011. Karena itu, saat tiba di tanah air, mereka seolah enggan berpisah.

Commissioner DBL Indonesia Azrul Ananda berharap, anak-anak DBL All-Star suatu saat menjadi agen yang mengubah Indonesia. ”Semoga, pemain akan terus membagikan inspirasi kepada yang lainnya. Mungkin, hasilnya tidak akan terlihat sekarang. Saya yakin, hasilnya akan dipetik sepuluh atau 20 tahun mendatang,” paparnya.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA