Laga do or die hari ini mempertemukan SMAN 8 Malang versus SMAN 5 Surabaya. Lebih dari setahun vakum kompetisi akibat pandemi membuat kedua tim sama-sama saling meraba kekuatan lawan.
Smarihasta, julukan SMAN 8 Malang, memastikan tidak akan mudah memberi jalan bagi lawan untuk membobol pertahanan mereka. Alasannya sudah jelas. Tim yang dibidani oleh coach Juni Adi Cahyanto menolak angkat koper lebih dini.
Tidak seperti tim lainnya, Smarihasta sudah melakoni latihan efektif sejak awal tahun ini. Praktis secara chemistry tidak perlu diragukan lagi. Begitu pula dengan teamwork, dijamin sudah terasah dengan baik.
"Makanya dua minggu terakhir ini kami siapkan untuk mental bertanding supaya anak-anak nggak nervous," tutur coach Tatok, sapaannya.
Tidak ada catatan head to head sebelumnya membuat coach Tatok hanya bisa memperkuat defense srikandi Smarihasta sebagai antisipasi terbaik. Baru setelahnya mencoba membuat peluang untuk mencetak angka.
Pernah merebut gelar back to back champion pada Honda DBL 2017 dan 2018 tak pelak membuat Smarihasta punya motivasi lebih tahun ini. Mereka tak ingin terhenti dengan mudah.
"Saya harap kami bisa melangkah lebih jauh. Kalau bicara peluang, pandemi ini bikin kami nggak tahu soal materi lawan. Seharusnya kalau anak-anak bisa bermain wajar harapan kami bisa berada di semifinal," ucap coach Tatok.
Fokus soal mental bertanding tak hanya berlaku bagi Smarihasta. Tim putri Smala-sebutan SMAN 5 Surabaya-tidak jauh berbeda. Apalagi Smala cukup getol mencari info soal taktik permainan calon lawan.
"Setidaknya sudah tahu karakter permainan dari SMAN 8 Malang. Kami lakukan scrimmage sesuai dengan informasi yang kami dapat," ungkap Barikh Bill Kautsar, coach Smala.
Kerja keras dan percaya diri adalah dua hal yang selalu ditekankan olehnya pada tim. Meski persiapan mepet, namun, Smala memastikan siap berhadapan dengan Smarihasta. (tya)