Laga yang mewakili kota Surabaya dan Sidoarjo hadir dalam lanjutan seri Honda DBL 2021 East Java. Pada pertandingan keempat, Kamis (28/10), SMA Frateran Surabaya mendapatkan tantangan dari tamunya, SMAN 1 Sidoarjo. Kejelian melihat peluang membawa SMA Frateran Surabaya unggul atas SMAN 1 Sidoarjo dengan total skor 42- 25.
Cukup sengit! Kedua tim yang notabene memiliki skill dan fisik yang seimbang membuat seru di kuarter pertama. Laga dibuka SMA Frateran Surabaya dengan three point tenang dari Mauritius Kenneth di menit awal kuarter pertama. Tak mau kalah, perlawanan Smanisda -julukan SMAN 1 Sidoarjo- dibuktikan dengan layup Gede Dharma yang sekaligus membawa Smanisda memimpin dengan 6-5.
Apa yang diinstruksikan pelatih Timothy Krisnadi saat turun minum membuat Smanisda kaget. Sebab di kuarter kedua SMA Frateran Surabaya semakin tajam dalam penyerangan. Valentino Jose Soeyapto dkk semakin berani dalam menembus pertahanan. Dengan tambahan jump shot dan layup yang terbilang cukup mudah. Terbukti, field goals SMA Frateran bisa tembus di angka 40 persen di kuarter kedua. Frateran pun berhasil memimpin dengan angka 17-6 di kuarter kedua.
Ketika kuarter tiga berjalan, Frateran semakin menjadi-jadi. Tidak ingin memberi nafas kepada Smanisda, pemain bernomor punggung 9, Jaya Setyadi tampil makin impresif. Keberanian drive-nya mampu memberi poin dan kepercayaan diri timnya. Namun, Smanisda tidak ingin hancur ditangan Frateran. Avindra Noverian dkk sebenarnya sempat memangkas banyak ketertinggalan. Namun sayang, Frateran masih unggul di angka 30-19.
Di kuarter keempat, Smanisda terlihat tampil lebih berani. Aksi Aditya Pangestu kerap merotkan pemain Frateran. Tapi, Frateran juga semakin menggila di akhir laga. Jaya Setyadi kembali tampil memukau dengan kecepatannya. Keberanian mengambil bola dan melesatkan tembakan diperlihatkan. Benar saja. Laga dimenangkan Frateran dengan selisih angka yang jauh 42- 25.
Penampilan impresif Jaya Setyadi terbukti dari catatan statistiknya. Dari 6 percobaan tembakan, 5 tembakan yang bisa menghasilkan poin. Alhasil, Jaya membawa pulang 11 poin, 3 assist, dan 4 block.
Tidak dipungkiri, keberhasilan itu ternyata hasil arahan tangan dingin, Timothy Krisnadi. Pelatih berusia dua puluh tahun itu memberikan arahan dan berdampak magis bagi tim yang dibawanya. “Kami sempat tertinggal di awal, ya mungkin karena anak-anak kaget dan nervous di game pertama. Di kuarter kedua saya hanya bilang enjoy the game, tetap smart play dan fokus pada bola,” kata Timothy.(rio)