David Adiwardhana harus berjuang mengatasi krisis kepercayaan dengan SMA Vita Surabaya. Pelatih 37 tahun ini memang baru membidani Vita sekitar sembilan bulan lalu. Itupun tidak terlalu efektif gara-gara pandemi.
Tim Vita nyaris tidak pernah berlatih selama pandemi. Praktis coach David dan anak asuhnya belum saling mengenal terlau dalam. Mereka baru benar-benar bertemu untuk persiapan Honda DBL 2021 East Java Series.
"Jadi ada tantangan sendiri buat mendapatkan trust anak-anak ke saya dalam waktu sesingkat ini," ucap coach David.
Seiring dengan semakin intens pertemuan latihan, coach David merasa hal tersebut lama-lama bisa teratasi. Tim Vita mulai memberi kepercayaan padanya untuk membawa tim melenggang di panggung DBL.
Coach David sendiri bukan sosok baru di DBL. Sebelumnya ia pernah menangani SMA IPH East Surabaya. Berkat tangan dirinya, Lions-sebutannya-menjadi tim pertama yang lolos ke semifinal Honda DBL 2019 Seri Surabaya. Meski sayang tidak mampu mengantar timnya hingga babak Honda DBL East Java Championships.
Dengan pengalaman itu, nyatanya coach kelahiran Jakarta tidak ingin membebani Vita dengan target tinggi. Coach David sadar persiapan sekolahnya sangat mepet. Fisik dan mental pemain belum benar-benar terasah sempurna. Belum lagi demam panggung yang melanda tim akibat lama tidak bertanding.
"Untuk tahun ini kami nggak berambisi dulu soal target. Lebih ke partisipasi saja setelah lama vakum," katanya.
Coach David tidak mau muluk-muluk melihat drawing Honda DBL 2021. Dengan asumsi Vita menang dua match berturut-turut, mereka bakal menghadapi tantangan besar yakni Lions yang notabene diisi nyaris alumni semua. "Jadi, ya, nothing to lose saja untuk perjalanan tim basket Vita tahun ini," tutur coach David.(*)