Tim putri SMA Kristoforus 1 tampil cemerlang di perhelatan Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series lalu. Puncaknya, mereka berhasil tembus final untuk pertama kali dalam sejarah penyelenggaraan Honda DBL seri Ibu Kota yanhg bergulir sejak tahun 2011. Itu juga sekaligus jadi torehan prestasi tertinggi Kristo 1 selama berpartisipasi di Honda DBL.

Dibalik keberhasilan tersebut ada jerih payah yang dibangun oleh Eveline dkk. Pelatih kepala mereka, Rico Frandyan mengungkapkan, ini jadi kado terindah dari hasil usaha mereka sebelum kompetisi dimulai. “Dari satu bulan lalu saya sudah persiapkan, saya memang menargetkan kita bisa untuk ke final,” ucapnya.

Jika ditarik lebih jauh, dari sebelum liga dimulai, sebenarnya coach Rico juga sudah memprospek anak didiknya untuk berlaga di Honda DBL seri Ibu Kota tahun lalu. Hanya saja lantaran kondisi pandemi yang belum memungkinkan, musim 2020 ditiadakan.

Namun, meski harus diundur, skuad Kristo 1 tak kendur. Buktinya bisa dilihat, mereka melaju hingga jadi runner-up musim ini. Di final mereka harus mengakui keunggulan dari SMAN 70 dengan skor 40-45. “Sayang sekali kami nggak juara, saya akui kami kecolongan di kuarter keempat, center SMAN 70 bermain bagus, ya kami kecolongan di situ,” tandasnya.

Enam pemain Kristo 1 sendiri sebenarnya sudah menjajal persaingan Honda DBL DKI Jakarta Series dua tahun silam. Di musim sebelumnya (2019), dengan format yang berbeda dengan tahun ini, mereka gugur di semifinal penyisihan regional Jakarta Barat (West Region). Usai menyerah dari SMAK 1 Penabur.

Hebatnya di Honda DBL musim ini, mereka seperti tim kuda hitam yang meledak. Pergerakannya tak terpantau. Perjalanan ke final pun tak mudah dilalui. Di fase big eight mereka berhadapan dengan SMAN 21 Jakarta, tim yang di musim sebelumnya bisa tembus sampai babak semifinal. Skuad Kristo 1 sukses meredamnya (48-34).

Di semifinal, mereka berjumpa SMAN 61 Jakarta (Nasa). Tim yang diisi oleh pemain senior dengan jam terbang yang tinggi, serta digadang-gadang bisa jadi favorit juara. Nasa pun sukses ditaklukan Eveline dan kolega (69-55). Keberhasilan itu berkat kerjasama, juga chemistry tim yang telah lama terbentuk.

“Mereka layak ke final, mereka bermain lima pemain dalam lapangan, nggak individual, semua kompak bekerja sama,” tuturnya. Mengenai kekompakkan dalam tim, pelatih berusia 30 tahun itu menyebutkan bahwa hal tersebut lahir dari caranya melakukan pendekatan ke anak didiknya.

Coach Rico kerap memberikan semangat dan motivasi, supaya mereka bisa komitmen, serta konsisten sepanjang Honda DBL seri DKI Jakarta lalu. “Saya selalu katakan, jangan meremahkan lawan, setiap pertandingan adalah laga final, kita nggak mau kepeleset, nggak boleh santai-santai, itu yang membuat mereka sadar harus berjuang demi Kristo 1,” tegasnya.

Di lain sisi, coach Rico juga menyadari, timnya kini bukan tim sembarangan. Jika turut berpartisipasi di Honda DBL musim berikutnya, mereka datang dengan status sebagai finalis. Baginya masih banyak catatan yang harus dibenahi.

“Kami harus tetap berjuang, jangan next generasi Kristo 1, menghilangkan karakter permainan tim, tetap rajin latihan, kita punya ciri khas sharing the ball dengan rekan satu tim,” pungkasnya. (*)

Populer

Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Pantang Menyerah, Zikra Ingin Tutup Masa SMA dengan Manis di DBL Camp
Akhirnya Smansa Denpasar Kawin Gelar Lagi!