Lima tahun lalu, Amarina Ebe tercatat dalam daftar kontingen Papua di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016. Merry, begitu dia akrab disapa, memperkuat tim basket putri Papua. Merry yang kala itu baru 19 tahun, menjadi salah satu yang termuda. Sayang, dewi fortuna belum berpihak ke Merry dan kolega. Perjalanan tim Papua terhenti di perempat final. Mereka dikalahkan tuan rumah Jawa Barat. Kini Merry adalah peraih medali emas di PON XX 2021 di Papua.

Merry tidak tumbuh dari keluarga pecinta olahraga. Ketertarikannya muncul setelah kedua kakaknya aktif di olahraga. Kakak pertamanya adalah atlet atletik. Lalu kakak keduanya aktif bermain basket.

Semula, Merry mengikuti jejak kakak pertama dengan aktif di atletik. Tidak berselang lama, Merry banting setir ke sepak bola. Tapi lagi-lagi dia tidak betah. Memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Merry mengenal basket. Tidak di sangka, dia jatuh cinta dengan olahraga yang melambungkan nama Michael Jordan tersebut.

Merry sangat serius di basket. Hobinya ini berlanjut hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Merry jadi andalan tim SMAN 2 Jayapura di Honda DBL Papua Series. Dia turut andil mengantarkan Smanda Jayapura dua kali juara pada 2014 dan 2015. Tidak sekadar juara, Merry juga mendapatkan kesempatan mengikuti DBL Camp 2014.

"Bermain di Honda DBL itu sangat membanggakan. Bergengsi. Saya dan kawan-kawan termotivasi untuk ikut dan menampilkan yang terbaik. Sebab inilah ajang tertinggi, khususnya di Papua. Puji Tuhan, kami bisa juara," cerita Merry saat ditemui di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Amarina "Merry" Ebe (kiri) terpilih sebagai MVP Honda DBL Papua Series 2014

Merry mengaku mendapatkan banyak pengalaman menyenangkan selama mengikuti Honda DBL Papua Series. Pertama, dia bisa menembus DBL Camp 2014 dan lolos ke Surabaya. "Selain itu, ketika bermain di lapangan dan didukung suporter di tribune, rasanya sangat membanggakan," ungkap dara 24 tahun ini.

Merry mulai menggeluti olahraga kriket ketika menginjak bangku kuliah,. Perkenalannya dengan kriket terbilang unik. Ceritanya, Merry sedang berlatih basket di sebuah lapangan di Kotaraja pada awal 2019. Dia berlatih intens dengan harapan dapat memperkuat tim 3X3 Papua di PON XX 2021. Tiba-tiba saja Merry didatangi seseorang yang mengaku pengurus kriket Papua. Dia ditawari untuk ganti haluan ke kriket.

Merry sempat ragu. Apalagi dia sangat asing dengan kriket. Tapi hatinya tergerak untuk menjajal olahraga ini. Merry memulai dari nol. Pelan-pelan dia diberi pemahaman tentang kriket. Skill-nya diasah secara intens dalam enam bulan pertama. Dasar seorang atlet, proses adaptasinya pun tidak berlangsung lama. Dia berhasil menguasai olahraga ini hanya dalam waktu setengah tahun.

"Saya harus beradaptasi lagi. Sebab saya biasa bermain dengan bola besar di basket, lalu pindah ke bola kecil di kriket. Tangan dan jari-jari ini sampai sakit, bahkan bengkak, karena hantaman bola yang keras. Selain itu, mata juga harus lebih lincah. Sebab ukuran bola kriket jauh lebih kecil daripada basket," ucap anak ketiga dari lima bersaudara itu.


Merry didaftarkan sebagai pemain kriket Papua untuk PON XX 2021. Pada awal Maret 2020, sebelum pandemi Covid-19 meluas Indonesia, Merry diterbangkan ke Bali. Tim kriket putra dan putri Papua menjalani pemusatan latihan di sana. Tidak tanggung-tanggung. Merry dan kawan-kawan menghabiskan waktu satu setengah tahun di Pulau Dewata. Mereka baru pulang ke Papua pada Agustus 2021.

Selama pemusatan latihan di Bali itu, Merry benar-benar fokus di kriket. Kemampuannya diasah terus menerus. Dari hari ke hari. Setelah melalui masa lockdown pada tiga bulan pertama, tim kriket Papua menggelar latihan intens di lapangan. Mereka juga mengikuti liga kriket di Bali. Serta mengadakan latih tanding dengan tim kriket Bali.


Kerja kerasnya tak sia-sia. Merry membawa tim kriket Papua merebut emas di nomor sixes putri. Papua mengalahkan Bali di final dengan skor ketat 45-44. Kian membanggakan karena Merry menjadi kapten tim di laga final. "Saya benar-benar tidak berpikir bisa meraih emas. Ketika saya berdiri di podium itu, rasanya seperti mimpi. Puji Tuhan. Sukses ini adalah hasil kerja keras kami selama ini," ungkap Merry.

Merry masih berpeluang menambah emas di PON XX 2021. Sebab tim kriket putri Papua masih tampil di nomor twenty20 (T20). Merry dan kawan-kawan siap berjuang lagi. Demi meraih emas untuk Papua. Merry juga harus menjauh sejenak dari basket agar fokus di kriket. Setidaknya hingga berakhirnya multievent empat tahunan ini.

"Sejak di Bali, saya sudah off bermain basket. Jadi sudah lebih dari satu setengah tahun tidak main. Bagi saya, basket itu ibarat seperti pacar. Rasanya sudah kangen banget," tutur mahasiswa jurusan administrasi publik di Universitas Cenderawasih tersebut.(*)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!