Timnas 3x3 U18 putra dan putri pulang dengan nihil kemenangan di FIBA 3x3 U18 World Cup 2021. Hal itu mendapat sorotan dari salah satu pelatih DBL Indonesia All Star 2019, Athini Mardlatika. Pelatih berusia 27 tahun itu mengapresiasi kerja keras dari para pemain dan ofisial yang sudah berjuang di Hungaria lalu.
“Mereka perlu diapresiasi dengan keterbatasan yang ada,” ucapnya. Hanya saja coach Tika (sapaan akrabnya), hasil dari kompetisi Piala Dunia 3 lawan 3 itu masih jauh dari harapan. Menurutnya, hal itu menjadi peringatan besar, mengenai persiapan tim dan seluruh pihak yang turut membantu keberlangsungan Timnas muda ini.
“Rata-rata pemain sekarang merupakan pemain 5x5, sedangkan permainan 3x3 dan 5x5 berbeda jauh, jadi perlu adanya perhatian untuk masing-masing kategori,” tuturnya.
Timnas 3x3 U18 putri berlaga di Hungaria (Source: FIBA 3x3)
Lebih lanjut, pelatih yang sukses membawa tim putri DBL Indonesia All Star 2019 menjurai turnamen di California, Amerika Serikat itu menegaskan harus ada jalur pembinaan yang baik, supaya bisa memetik hasil yanhg manis kedepannya.
“Persiapan hingga pembinaan usia dini di basket 3x3 perlu ditingkatkan dan diperhatikan lag, biar proses pembelajaran dan pembinaan atlet bisa sesuai usianya,” ujarnya.
Coach Tika (tengah) ketika mendampingi SMA Al Izhar di DBL DKI Jakarta Series 2019 (DBL Indonesia)
Namun, dengan hasil yang kurang memuaskan, coach Tika berharap tidak berpengaruh kepada mental pemain. Dirinya berpesan, dari setiap kekalahan, harus ada pelajaran yang bisa dipetik. Dengan harapan ada generasi penerus untuk negeri tercinta.
“Untuk bersaing dengan negara lain butuh usaha yang extra, semangat terus generasi muda, jangan pernah takut bermimpi dan bersaing, karena tidak ada yang tidak mungkin untuk maju dan berkembang,” pungkasnya. (*)