Silviani Sayangkan Jika Masih Ada Masyrakat yang Takut Vaksin

| Penulis : 

Pemerintah terus menggenjot laju vaksinasi massal beberapa bulan terakhir ini. Hal itu disambut baik oleh Silviani, alumni dari SMAN 1 Natar. Hanya saja sejujurnya ia cukup menyayangkan. Sebab, di sekitar tempat dirinya tinggal masih ada masyarakat yang takut untuk menerima vaksin.

“Mungkin baru sekitar 30-40 persen yang sudah divaksin, aku melihat masyarakat masih takut untuk vaksin,” cuapnya. Silvi melihat bahwa masyarakat di sekitarnya takut karena belum banyak teredukasi. Padahal meski belum divaksin lantaran masih harus menunggu jadwal giliran untuk dosis pertama, tapi dirinya sudah banyak membaca manfaat vaksin.

“Beda lagi sama agak yang ngeyel, kalau mereka yang agak ngeyel mungkin belum merasakan rasanya jika sudah terinfeksi dan kesadaran akan bahayanya virus ini,” terangnya. Di sisi lain, dirinya meyakini, bahwa vaksinasi massal ini jadi salah satu keseriusan negara buat mengatasi pandemi.

“Di sini bisa vaksin di Puskesmas atau Balai Desa terdekat, tapi memang harus sabar karena jumlah kuotanya masih belum sebanyak di Kota,” timpalnya. Lebih lanjut, dirinya berpesan agar masyarakat harus lebih sadar soal Covid-19 ini.

“Yakinlah kita tidak berjuang untuk diri sendiri melainkan, untuk orang lain juga. Melindungi diri kita sama seperti melindungi keluarga, teman, dan orang disekitar kita. Selalu waspada dan segera vaksin, agar memperkecil kemungkinan bisa terinveksi virus tersebut,” ucapnya.

Sebagai tambahan, Silviani sendiri membela SMAN 1 Natar pada perhelatan DBL Lampung Series 2019 lalu. Dirinya turut menyumbang 48 poin, 15 rebound, dan juga 13 assist bagi tim SMA tercintanya itu. (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game