Nama Brooklyn Raffael Tristan mencuat kala membela SMAN 1 Denpasar (Smansa) di DBL Bali Series 2019 lalu. Sebab, performanya begitu gemilang hingga bisa mengantarkan Smansa meraih gelar kesembilan sepanjang sejarah, sejak DBL terhelat pada tahun 2009 di pulau Dewata. Meski ia bermain dengan status rookie alias pemain debutan.
Pada tahun lalu, cowok berusia 17 tahun itu juga sudah memasang target supaya bisa kembali juara bersama Smansa. Namun sayangnya target buat juara harus ia urungnkan. Lantaran DBL seri Bali musim lalu harus tertunda karena pandemi Covid-19 melanda. Tapi, Raffael tetap menjaga harapan untuk bisa kembali berlaga di DBL, paling tidak untuk satu tahun kedepan.
Meskipun di tahun ini ia bakal naik ke kelas XII atau tahun terakhir di SMAN 1 Denpasar. “Aku tetap berlatih, buat menjaga konsistensi,” akunya. Dirinya percaya bahwa kalau ingin kembali berlaga di DBL, memang harus konsisten dalam berlatih. “Untuk mempertahankam juara harus lebih semangat latihan dan fokus karena tim lain juga pasti latihan kok,” timpalnya.
Menurutnya kunci supaya bisa tampil baik di lapangan adalah dengan menjaga konsistensi. Sebab, buatnya permainan basket memerlukan keseriusan, apalagi kalau sudah bertanding di lapangan. “Aku perbanyak repitisi latihan, baik itu latihan bareng klub atau latihan di rumah,” ujarnya.
Sebagai senior nantinya, ia masih belum tahu bagaimana kekuatan timnya saat ini. Soalnya, tim sekolahnya memang belum berlatih secara intens. Hanya saja ia melihat para pemain Smansa berinisiatif buat latihan mandiri ataupun bersama klub basketnya. “Sekarang ini yang terpenting adalah menjaga kekompakkan tim, supaya bisa pertahankan juara,” tuturnya.
Baginya menjadi juara DBL bersama Smansa dua tahun silam jadi momen yang tidak akan terlupakan. Di samping ia terus berharap kondisi membaik dan DBL bisa kembali terselenggara. “Di DBL semua sekolah bertanding dengan semangat dan tetap sportif,” terangnya. Di DBL 2019 lalu, Raffael turut menyumbang 48 poin, 16 rebound, dan 13 steal untuk Smansa. (*)