Penantian panjang tim putri SMAN 1 Unggulan Muara Enim akhirnya tercapai. Mereka, berhasil menyandang gelar juara DBL South Sumatera Series untuk musim ini. Capaian itu merupakan trofi pertama mereka selama mengikuti perhelatan DBL. Bukan hanya skuad putrinya saja yang bangga menyambut keberhasilan ini.

Melainkan, seluruh anak-anak Tembesu (julukan SMAN 1), termasuk tim putra mereka. Gelar juara tahun ini, juga sebagai hadiah terindah bagi sekolah mereka. Sebab, terakhir Tembesu berhasil menggondol trofi DBL seri Sumatera Selatan (Sumsel) adalah 8 tahun silam. Tepatnya pada tahun 2013, melalui penggawa putranya.

Di balik kesuksesan ini, ada satu nama yang santer jadi pembicaraan. Dia adalah Masryca Arianti, salah satu pemain Tembesu. Performa Masyca bukan kaleng-kaleng di DBL 2021 musim ini. Ia begitu bahagia degan apa yang bisa ia capai.

Terlebih dirinya juga menyandag gelar Most Valuable Player (MVP) di tahun ini. Baginya, ini merupakan buah dari proses panjang serta kesabaran yang dirinya dan tim lakoni selama ini. “Berusaha dan berdoa. Karena usaha yang kita lakuin itu nggak akan menghianati hasil,” cetusnya.

Usaha yang dijalani tidaklah sebentar. Marsyca dan tim banyak melalui jalan panjang, demi bisa bersaing di DBL. Bahkan, nggak sedikit cibiran yang ia dengar soal prestasi tim basket. “Ngapo coba latihan terus, ngeluari dana banyak, terus panas-panasan tapi idak menang. Itu omongannya nggak enak banget, tapi kita ambil sisi positifnya aja dan jadiin kata-kata meraka sebagai motivasi,” terangnya.

Skuad Tembesu sebenarnya sudah mempersiapkan DBL musim ini sejak tahun lalu. “Kalau persiapan, udah dari aku kelas XI, tapi makin intensif satu bulan terakhir jelang DBL musim ini,” tandas student athlete kelas XII itu. Marsyca sendiri memang sudah percaya diri bahwa skuadnya bisa menggondol trofi DBL buat tahun ini.

Dirinya tahu betul, bagaimana proses timnya demi bisa mencapai target yang sudah ditanamkan sejak lama. Belum lagi, ia bersama tim harus meninggalkan sanak saudara jauh dari Kabupaten Muara Enim ke kota Palembang. Dengan jarak sekitar 138 km serta waktu tempuh 5 jam perjalanan darat.

“Yang pasti kerja keras, jika kita mau target kita tercapai, latihannya serius. Terus porsi latihan yang bagus, keseriusan dalam latihan, niat dari hati, dan doa juga yang terpenting,” paparnya. Trofi DBL seri Sumatera Selatan musim ini sekaligus jadi pemanis karir dari Marsyca di DBL. Soalnya, tahun ini ia memang dipastikan lulus dari jenjang SMA.

Namun, spirit bermain basket tetap akan ia jalani kedepannya. Sembari ia juga akan berencana melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi lagi. “Rencana aku mau ikut tes kedinasan, tapi tetap ikut tes ke Universitas juga,” tuturnya. Ia berharap junironya kelak, bisa lebih berupaya keras untuk mempertahankan trofi DBL musim depan. “Pertahankan gelar ini hingga generasi berikutnya,” pungkasnya. (*)

Foto-foto: Dika Kawengan/DBL Indonesia

Baca Juga Kiat Sukses MVP DBL 2021:

Pembuktian Rasa ‘Jenuh” Reyfael Gilbert Buat Bawa Smala Juara

Stephannie Nandhika Tunjukkan Pentingnya Disiplin dan Kerja Keras

Pernah Jadi Cadangan Mati, Buat Albert Terus Memicu Diri Sendiri

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game